Hidup tanpa inti kultivasi, di dunia persilatan tentu tidak mudah. Penghinaan selalu datang, tatapan merendahkan selalu terlihat.
"Kelak, kau pasti akan mengetahui semuanya,"
🍃 Jangan lupa dukung karya Ana ya kakak semua 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TS 11
Tengah ibukota tiba-tiba saja menjadi sepi, padahal baru tiga hari dua perguruan membuka pendaftaran calon murid baru untuk perguruan mereka.
Jian Yi yang keluar untuk membeli bahan obat, terlihat kebingungan akan hal itu.
"Bibi, kenapa tiba-tiba ibukota sepi. Bukankah ini baru beberapa hari pendaftaran calon murid baru perguruan Xuan dan Ming?" ucap Jian Yi pada salah satu penjual.
"Pagi ini seorang Pengawal istana menempelkan kertas pada papan kayu di sana. Jadi sejak mereka membacanya, tidak ada lagi yang berkumpul,"
Jian Yi melihat ke arah papan kayu yang berada di pinggir arena, yang ada di tengah-tengah ibukota kerajaan Qing itu.
"Terima kasih Bibi, aku akan melihatnya dulu," ucap Jian Yi.
"Iya,"
Jian Yi berjalan mendekati papan kayu itu, lalu membaca lembaran kertas yang tertempel di sana.
[Aku, Raja Qing. Akan mengadakan jamuan untuk pemilik empat perguruan, dan juga akan mengundang beberapa Raja dari kerajaan lain. Karena itu, ibukota harus terlihat tenang!]
Jian Yi memiringkan kepalanya dan menatap tulisan itu dengan bingung.
"Dia hanya akan membuat jamuan, tetapi kenapa harus menghentikan dua perguruan mencari calon murid baru?" gumam Jian Yi.
"Itu hanya sebuah alasan yang dibuat olehnya saja,"
Jian Yi terkejut dan menoleh ke belakang, saat dia mendengar suara orang lain yang menanggapi ucapannya.
"Cai Jin Cheng,"
Jin Cheng berjalan lebih dekat, dan berdiri tepat di samping Jian Yi.
"Sebenarnya perjamuan kecil seperti ini dapat dilakukan setelah pendaftaran murid baru selesai. Tetapi mungkin dia tidak ingin kami mendapatkan lebih banyak murid baru," ucap Jin Cheng.
"Jadi, ini adalah sebuah kesengajaan yang dilakukan oleh Yang Mulia. Karena dia tidak mau perguruan kalian memiliki lebih banyak murid?"
Jin Cheng mengangguk, "Ini sudah sering terjadi, ketika dia mengetahui jumlah calon murid baru yang telah diterima oleh kami, maka dia akan melakukan sesuatu. Kami seperti tidak diperbolehkan memiliki lebih dari 700 orang murid baru, yang akan kami latih di perguruan,"
Jian Yi menatap Jin Cheng dengan tidak percaya, "Apakah setakut itu Yang Mulia pada empat perguruan yang ada di kerjaan ini?"
Jin Cheng tidak menjawab, dia justru melihat ke arah lain.
"Hah, murid unggulan memang berbeda," ucap Jian Yi dengan nada tidak suka.
"Apa maksudmu?"
"Tidak, tidak apa-apa,"
Jin Cheng menatap Jian Yi sejenak, lalu berjalan meninggalkan Jian Yi begitu saja, tanpa mengatakan apapun pada wanita yang tadi berbicara dengannya.
Melihat Jin Cheng pergi begitu saja, Jian Yi menatapnya dengan bingung, "Apakah semua murid unggulan seperti itu?"
Karena tidak ada lagi yang ingin dia lakukan di sana, Jian Yi pun berjalan kembali ke kediaman keluarga Wen.
Dalam perjalanannya, Jian Yi melihat Yi Ling yang sedang berdiri di depan penjual jepit rambut. Jian Yi segera bersembunyi, dan melihat apa yang dilakukan oleh Yi Ling di sana, dari balik barang-barang yang dijual oleh orang.
"Apa yang dilakukan oleh Kakak Ling di sana?" gumam Jian Yi.
Terlihat Yi Ling sedang memilih sesuatu, lalu tak lama dia mengambil sebuah jepit rambut dan memberikannya pada penjual.
Setelah membayar dan menerima jepit rambut yang telah dimasukkan ke dalam kotak, Yi Ling pergi dari sana.
Jian Yi yang melihat Yi Ling sudah pergi, berjalan menuju penjual jepit rambut tadi, dan melihat sejenak jepit rambut yang dijual di sana.
"Dia membeli jepit rambut untuk siapa?" Jian Yi menatap beberapa jepit rambut di depannya dengan bingung.
Penjual jepitan rambut itu menatap Jian Yi, "Nona, apakah ada jepit rambut yang kau inginkan?"
"Maaf Bibi, laki-laki yang baru saja membeli jepit rambut itu..."
"Oh, maksudmu Tuan muda Wen?"
"Benar, dia membeli apa?"
"Tuan muda Wen membeli jepit rambut giok kupu-kupu,"
"Jepit rambut giok kupu-kupu?"
"Benar, jepit rambut itu hanya dibuat dua saja. Dan yang Tuan muda Wen beli adalah yang terakhir,"
Jian Yi terdiam.
"Apakah kau ingin membeli jepit rambut yang lain, Nona? Atau kau ingin memesan yang lainnya? Aku bisa membuat jepit rambut yang kau inginkan," ucap penjual itu.
"Kalau begitu, apakah Bibi bisa membuat gantungan dari giok, untuk kipasku ini?"
Jian Yi memperlihatkan kipas yang dia selipkan pada kain yang melilit di pinggangnya.
Penjual itu melihat kipas di tangan Jian Yi, lalu mengangguk sambil tersenyum.
"Aku akan membuatkan gantungan yang paling cantik untukmu," ucap penjual itu.
"Baik, kalau begitu tiga hari lagi aku akan datang untuk mengambilnya,"
"Iya, aku akan segera membuatnya untukmu,"
Jian Yi mengangguk, lalu memberikan satu keping perak pada penjual itu.
"Aku memberimu satu keping perak terlebih dulu, dan akan memberikan sisanya ketika aku mengambil gantungan itu," ucap Jian Yi.
"Baik, Nona,"
Jian Yi mengangguk, kemudian berjalan meninggalkan tempat itu.
...----------------...
"Tidak lama lagi akan ada penukaran murid antar perguruan, tetapi kita masih belum menemukan satu murid lagi yang cocok untuk ditempatkan di perguruan Xuan," ucap salah satu guru di dalam aula perguruan Chang.
"Benar, kita harus mencari satu murid lagi yang bisa ditempatkan di sana,"
Tuan Wen juga masih memikirkan hal itu, karena perguruan Chang harus memilih murid yang memiliki bakat lebih baik dari murid lainnya, meski mereka berada di tingkat pengumpulan Qi.
"Kirim saja Wen Jian Yi ke sana!"
Sebuah suara membuat semua orang yang berada di aula perguruan menoleh ke arah pintu.
Nyonya Wen. Yang tadi berbicara, berjalan masuk ke dalam aula perguruan seraya kedua matanya menatap Tuan Wen.
"Apa yang kau katakan? Jian Yi sangat jarang masuk ke perguruan, bahkan dia berlatih di luar perguruan ini," ucap Tuan Wen.
Para tetua dan Guru yang berada di sana mulai saling melihat.
"Benar, Nyonya Wen. Para murid di sini bahkan hanya beberapa saja yang mengenalnya," ucap salah satu tetua perguruan.
"Itu bukanlah alasan, saat ini dia sudah berada pada tahap pengumpulan Qi, dan jika tidak salah dia sudah berada di tingkat empat, bukan? Juga...dia pasti bisa melawan hewan spiritual, yang artinya dia bisa ditempatkan di perguruan Xuan,"
"Tidak bisa! Jian Yi adalah anggota keluarga Wen. Aturan perguruan tidak membolehkan anggota keluarga ditempatkan di perguruan lain!"
Tuan Wen menatap istrinya dengan tatapan tajam, juga penuh dengan tanya akan sikap Nyonya Wen itu.
"Keluarga Wen? Dia memang keluarga Wen, tetapi dia hanya menjadi beban di keluarga ini! Usianya sudah berapa? Tapi saat ini dia masih berada di tahap pengumpulan Qi tingkat empat!" ucap Nyonya Wen dengan lantang.
Semua guru dan tetua yang berada di dalam aula itu saling berbisik.
"Saat ini kita tidak mempunyai cukup murid yang pantas untuk ditempatkan di perguruan Xuan. Dan hanya dia yang aku pikir pantas, di sana dia juga bisa berlatih dengan baik. Tidak seperti di sini, dia hanya berlatih jika dia ingin saja," lanjut Nyonya Wen sambil melihat para Tetua dan Guru di sana.
Mendengar itu, para Tetua dan Guru menatap Tuan Wen, yang tengah menahan kekesalannya, karena Nyonya Wen ikut campur dalam urusan di perguruannya.
Sementara Nyonya Wen, yang memang menginginkan Jian Yi keluar dari kediaman keluarga Wen, menatap Tuan Wen dengan dingin.
Sudah banyak yang tahu jika Nyonya Wen tidak menyukai Jian Yi, karena Jian Yi adalah anak dari wanita yang tidak dia sukai. Karena itu, mereka dapat mengerti makna dari apa yang dilakukan oleh Nyonya Wen saat itu.
gara" hbis nnton dracin ada yg namanya jian cheng jdi ke inget trus