Tuan Arogan Takluk Pada Istri Kecilnya

Damian meletakkan tubuh Leticia keatas tempat tidur Leticia yang kecil.

Karena tempat tidurnya kecil, terpaksa Damian memberikan lengannya jadi bantal Leticia, dan menarik Leticia kedalam pelukannya.

Menarik selimut tipis Leticia menutup tubuh mereka berdua.

Karena tubuh mereka yang begitu sangat dekat, Damian dapat mencium aroma tubuh Leticia.

Aroma itu sangat lembut, tidak tahu entah kenapa sangat enak dihirup oleh hidung Damian.

Tubuh mungil Leticia terasa nyaman dipeluk Damian, dia sangat menyukainya.

Tidak lama kemudian dia pun tertidur kembali, memeluk pinggang ramping Leticia merapat ke tubuhnya.

Walaupun posisi Damian tidak nyaman tidur dengan kaki panjangnya yang ditekuk melingkar ke depan, dia bisa juga tertidur dengan nyenyak nya.

Hujan diluar masih turun dengan derasnya, petir masih terdengar menggelegar.

Damian merasakan tidurnya sangat nyaman dengan posisi yang memeluk Leticia.

Besok pagi seperti biasa Leticia bangun di jam enam pagi untuk membantu Bibi Lina dan Janet di dapur Mansion.

Leticia menggerakkan tubuhnya, tapi rasanya tidak enak.

Seperti ada yang menekan tubuhnya.

Leticia mencoba membalikkan tubuhnya, tidak bisa! Seperti ada yang memeluk tubuhnya.

Leticia merasakan tubuh seseorang di sampingnya.

Leticia terkejut bukan main, wajahnya langsung pucat.

Dia melihat wajah Damian diatas kepala nya, sedang tertidur dengan nyenyak nya sembari memeluk pinggangnya.

Dan tubuh Damian tidak memakai pakaian, masih polos terakhir kali dilihatnya saat memasuki kamarnya.

Leticia dengan sekuat tenaga mendorong Damian, dia benar-benar tidak percaya bisa tidur dengan bajingan seperti Damian.

Ternyata walaupun tubuh Leticia kecil, tapi dia memiliki tenaga yang sangat kuat.

Tubuh Damian terdorong dan kemudian terjatuh ke lantai.

Bukk!!

Tubuh besar Damian teronggok dilantai kamar Leticia.

Dan otomatis membuat Damian terkejut dan kesakitan.

Leticia memeriksa tubuhnya, melihat apakah dia sudah dilecehkan oleh playboy kelas kakap itu.

Dia sangat pucat, tubuhnya gemetar ketakutan. Dia tidak rela tubuhnya disentuh oleh Damian.

Leticia melihat pakaiannya masih lengkap, dan meraba daerah sensitif nya, dia tidak merasakan sakit. Syukurlah!

"Kenapa aku bisa ada ditempat tidur, Tuan sudah lancang menyentuhku!!" teriak Leticia marah.

Damian meringis merasakan sakit di daerah pinggulnya.

"Sungguh anda keterlaluan Tuan!" teriak Leticia lagi, merasa kesal karena Damian telah membawanya ketempat tidur dan memeluknya tanpa permisi.

Leticia dengan menahan rasa kesal keluar dari kamarnya, dia ingin menangis rasanya.

Hidupnya sudah tidak aman, dia sangat tertekan dengan keadaannya sekarang.

"Kuat juga tenaganya" pikir Damian meringis, lalu perlahan bangkit dari lantai.

Damian menarik selimut untuk menutup tubuhnya yang polos, lalu mengambil handuk Leticia.

Damian keluar dari kamar, lalu berjalan menuju ke kamar mandi, Leticia tidak terlihat didalam paviliun.

Damian membersihkan dirinya, menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi Leticia.

Damian melihat pakaiannya telah dicuci bersih dan dijemur di dalam kamar mandi kecil tersebut, dan masih basah.

Damian terpaksa memakai kembali handuk Leticia, dan membawa kembali selimut Leticia ke dalam kamar Leticia.

Brak!

Terdengar pintu paviliun dibuka dengan keras, lalu menyusul pintu kamar Leticia terbuka.

Leticia datang dengan membawa pakaian Damian didalam genggaman tangannya.

"Ini pakaian Tuan! sesudah itu cepat pergi dari sini, Kekasih anda sudah menunggu anda untuk sarapan pagi!" kata Leticia dengan berani, nada suaranya masih terdengar marah.

Leticia meletakkan pakaian Damian di atas tempat tidur.

Wajah Damian langsung berubah begitu Leticia mengatakan Kekasihnya menunggunya.

Letisia kemudian keluar dari kamar, menutup pintu kamar dengan sedikit kencang.

Leticia pergi masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri, dan menyikat gigi.

Setelah membersihkan diri, Leticia memakai kembali baju yang tadi dia pakai.

Leticia melihat Damian sudah tidak ada lagi di kamarnya.

"Begitu tahu Kekasihnya datang, langsung tidak sabaran untuk menemuinya" gumam Leticia menggelengkan kepalanya.

Bersambung....