Kuntilanak Merah

Cletaaaaak.

"Aaaagkkk!"

Arka memegang kening yang habis kena jitak oleh Purnama karena dia baru saja bercerita soal pemburuan di rel kereta api tentang kuntilanak merah yang selama ini berhamburan di sana, sebab memang sudah banyak korban sehingga Arka penasaran dan ingin melihat siapa saja yang ada di rel kereta api itu dan ternyata memang sangat banyak.

Kuntilanak merah tidak sendirian di sana karena masih ada iblis lain yang memiliki tujuan sama, ya itu ingin mencelakai manusia yang memang bernasib naas sehingga mereka akan mati terlindas oleh kereta api yang lewat di rel itu, sudah banyak kejadian seperti yang Arka ceritakan karena memang sudah lama sekali gosip ini beredar.

Tapi emang tidak pernah di tanggapi oleh Purnama karena dia merasa mungkin saja itu sudah menjadi ciri khas bagi rel kereta api, kadang juga pengendara begitu kekeh ingin menerobos walau palang sudah di turunkan oleh penjaga di pos kereta api sehingga nyawa mereka pun melayang akibat tertabrak kereta api yang melaju kencang.

Tapi puisi tentang kuntilanak merah kembali menjadi mencuat setelah Arka sendiri begitu kekeh ingin ke sana dan melihat apakah memang benar bahwa kuntilanak merah sudah membuat masalah hingga mengorbankan banyak orang, sekarang malah nasib buruk menimpa Arka karena dia sembrono dan tidak melakukan persiapan di kira arwah ini akan sama seperti wanita di balik pohon pisang yaitu Yasmin.

"Kau sudah dewasa dan harusnya otakmu ini berpikir bila memang ingin bertindak!" Purnama berkacak pinggang.

"Aku kira dia arwah biasa seperti Yasmin kala itu." Arka menunduk karena tahu salah yang sudah dia lakukan.

"Dia kan memang sok kuat, dulu saja dia duluan yang mencari aku di kebun pisang." Yasmin ikut dalam pembicaraan.

"Anak mu sekarang udah ada dan kuntilanak itu menyukai anak kecil, di tambah kau juga mengajak Udin yang istrinya tengah hamil." Purnama rasa ingin meledak karena dibuat Arka emosi sekarang.

Lagi anteng dan menyelidiki kasus sebelah malah di tambah lagi dengan terjadinya kuntilanak merah yang sudah di usik oleh Arka, melihat keadaan Kendal yang terluka maka dapat di pastikan tadi malam kuntilanak itu datang sehingga kemudian kucing putih ini berusaha untuk menghalau agar dia jangan masuk rumah lalu membuat masalah.

"Kalau orang ngomong di dengarkan jangan hanya bersikap seperti itu saja!" Arya juga datang dan langsung memarahi Arka.

Plaaaaak.

"Aaaaaaaghk!" Arka menjerit keras karena Arya menepuk punggung.

"Kenapa kau menjadi lemah seperti ini karena sudah tidak pernah latihan lagi." Arya sedikit kaget karena Arka langsung kesakitan seperti itu.

"Tidak, ini karena aku terluka ketika bertarung dengan kuntilanak merah di dalam gerbong." Arka mengakui soal kekalahan itu.

"Buka baju mu!" Gun berkata tegas karena dia akan mengobati Arka juga.

Kendal sudah terbaring dengan keadaan yang cukup lumayan parah karena dia mengalami beberapa hentakan di dada dan memang bila manusia maka akan mengalami patah tulang, untung Arka segera membawa ke tempat Gun sehingga bisa untuk di obati dan kucing putih ini masih bisa selamat.

"Astaga anggota kucing ku hampir saja mati karena kuntilanak itu." Nana datang menjenguk Kendal.

"Luka nya sangat parah, bila kau sempat tolong carikan buah Baladewa yang berwarna merah pekat." Gun meminta pada Nana.

"Yang sering di jadikan obat oleh manusia itu juga kan?" Nana bertanya untuk memastikan.

"Ya, tapi carikan dia yang sendirian di ranting pohon itu sehingga tidak ada teman yang lain tumbuh di sekitar dia." pesan Gun.

"Alah susah pula kalau mencari yang seperti itu lah."

Nana mengeluh karena dia pikir tadi hanya akan mencari buah Baladewa yang sangat gampang dicari karena banyak orang menanam di kampung ini, tapi ternyata harus yang tunggal sendirian sehingga tidak ada teman lain, pasti sangat susah mencari dan harus berpindah-pindah di antara pohon ini dan pohon lain nya lagi.

"Ayo aku temani." Saiyara menawarkan diri.

"Ya, kita berangkat sekarang." Nana pun segera berangkat.

"Biarpun masih agak kuning tapi tidak apa apa, nanti akan ku buat menjadi merah." pesan Gun.

"Oke, akan kami cari buah nya." angguk Saiyara.

"Jadi gimana hubungan mu dengan Sagara?" Yasmin malah iseng bertanya walau dalam keadaan genting.

Saiyara tidak menjawab melainkan hanya tersenyum saja karena dia malu menceritakan bagaimana terjadi sebuah hubungan antara dia dan juga Sagara, tidak ada satu orang pun member yang diajak berbicara atau curhat soal hubungan gadis ini bersama dengan Sagara yang tampan dan juga menawan itu sehingga semua menjadi penasaran.

"Menik kau mau kemana?" Yasmin melihat Menik yang berjalan cepat.

"Aku lagi kesal sama Aji, jadi mau masuk lembah kematian dan melampiaskan emosi." jawab Menik.

"Kalau sudah di sana nanti, tolong lihat bagai mana keadaan gadis yang baru datang itu." pesan Purnama pada Menik.

"Dia bukan gadis lagi, kan sudah punya suami." ralat Yasmin.

"Ah ya." Purnama mengangguk cepat.

Purnama sedang ada kasus lain sehingga dia sebenarnya tidak bisa mau menangani soal kuntilanak merah yang berkeliaran di rel kereta api itu, tapi sekarang malah sudah di ganggu oleh Arka sehingga sudah pasti nanti kuntilanak merah akan kembali datang lalu membuat masalah di antara mereka semua.

"Maka nya lain kali kalau mau bertindak tu di pikir dulu, mikir lah kau itu pakai otak ni." Purnama menunjuk dengkul Arka.

"Ih kok otak ku di dengkul!" Arka mendengus kesal.

"Karena tidak berfungsi maka nya otak mu di dengkul!" sahut Purnama.

"Anak mu masih kecil, kau tidak punya penjagaan ketat karena sekarang sudah mulai latihan." Arya membuka suara.

Arka mengangguk paham karena ini memang keselamatan bagi Khodijah itu sendiri, kuntilanak merah pasti tidak akan tinggal diam setelah dia di usik oleh Arka sampai jurang kereta api, terbukti ini Kendal saja sampai terluka parah ketika melawan kuntilanak merah itu.

"Jangan bersikap sembarangan karena kita harus menjaga nyawa orang yang kita sayangi." Arya kembali membuka suara.

"Maafkan aku, Ayah." Arka menyesal dan meminta maaf pada semua yang ada di sana.

"Kuntilanak merah adalah iblis yang paling jahat karena dia memiliki dendam yang sangat kuat, dan lagi dia memang sudah lama di isukan ada di rel kereta api itu." jelas Arya karena dia memang sudah mendengar.

"Nanti tolong kau urus soal kuntilanak merah itu, Arya." Purnama menyuruh sang adik.

"Ya, karena Kakak sudah pasti tidak sempat karena setiap hari sibuk melihat Nolan di gua es." jawab Arya.

Purnama tidak menjawab karena apa yang di katakan Arya benar dan mungkin saja adiknya ini sudah memiliki rasa cemburu, awal dulu Arya tidak cemburu karena mengira mungkin saja Nolan memang butuh perhatian besar dan kasih sayang dari Purnama, namun semakin ke sini dia semakin merasa di abaikan dan tidak pernah di beri perhatian lagi.

Selamat pagi menjelang siang besti