NovelToon NovelToon
Si Tampan, Ketua Geng

Si Tampan, Ketua Geng

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Playboy / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dnnniiiii25

Arion adalah segalanya yang diinginkan setiap wanita dan ditakuti setiap pria di kampus. Tampan, karismatik, dan pemimpin Klan Garuda yang tak terkalahkan, ia menjalani hidup di atas panggung kekuasaan, di mana setiap wanita adalah mainannya, dan setiap pertarungan adalah pembuktian dominasinya. Namun, di balik pesona mautnya, tersembunyi kekosongan dan naluri brutal yang siap meledak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnnniiiii25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

     Pagi itu, udara kampus terasa lebih dingin dari biasanya, seolah musim gugur baru saja tiba tanpa permisi. Bagi Arion, udara itu terasa seperti bisikan peringatan, mengingatkannya pada janji yang baru saja ia buat. Mengizinkan Luna mendekati Serena, itu adalah keputusan yang terasa seperti pisau bermata dua. Ia percaya pada Luna, pada kekuatan batin gadis itu, tapi ia juga mengenal Serena, Mengenal ambisinya, mengenal racun dalam senyumannya.

     Arion tahu ini adalah taruhan besar, bukan hanya untuk mengungkap kebenaran, tapi juga untuk menjaga api kecil yang mulai menyala di hatinya tetap tidak padam oleh api cemburu dan manipulasi.

     Luna berjalan menuju fakultas Sastra, tempat Serena lebih sering terlihat. Di tangannya, ia membawa sebuah portofolio berisi sketsa-sketsa awal untuk proyek pameran seni tentang kampus yang ia gunakan sebagai alasan untuk mendekati Serena. Setiap langkahnya terasa berat, namun ia berusaha memancarkan ketenangan, Ia tahu Arion mengawasinya dari kejauhan, dari balik pilar gedung utama. Rasa cemas mencubit perutnya, tapi ia juga merasakan dorongan kuat untuk membuktikan diri, bukan hanya pada Arion, tapi juga pada dirinya sendiri, Ia bukan wanita lemah yang mudah patah.

     Ia menemukan Serena di kantin fakultas Sastra, sedang tertawa renyah bersama beberapa temannya, Serena terlihat sangat nyaman di lingkungannya, memancarkan aura dominasi yang halus, Ia mengenakan blouse sutra berwarna merah marun yang elegan, menonjolkan garis lehernya, sebuah pilihan yang disengaja untuk menarik perhatian.

     "Serena?" Luna menyapa pelan, berdiri di samping meja mereka, Serena menoleh, senyumnya langsung memudar saat melihat Luna. Matanya menajam.

     "Oh kau, Ada apa?" Nada suaranya dingin, seolah Luna adalah serangga yang mengganggu.

     "Aku ingin bicara sebentar," Luna memulai, mencoba menjaga suaranya tetap tenang. Serena melirik teman-temannya yang mulai berbisik.

     "Maaf, aku sedang sibuk, Apa ini tentang Arion? Kalian bertengkar lagi?" Ada nada meremehkan.

     "Tidak, Ini tentang proyek seni," Luna menjawab mencoba tetap fokus.

     "Profesor Hadi menyarankan aku untuk berkolaborasi dengan mahasiswa Sastra untuk pameran ini, Terutama tentang narasi dan konsep yang mendalam". Serena mengangkat alis sedikit tertarik.

     "Proyek seni? Pameran? Aku sudah tidak punya waktu untuk hal-hal remeh seperti itu."

     "Ini bukan remeh Serena", Luna membalas sedikit berani.

     "Ini tentang identitas kampus kita, Dan tentang apa yang sedang terjadi di dalamnya. Ada banyak cerita yang perlu diceritakan", Mata Serena menajam lagi, Ia bisa menangkap kode dalam ucapan Luna.

     "Oh, jadi kau ingin bercerita tentang kekacauan kampus? Menarik." Serena tersenyum tipis.

     "Baiklah Berikan portofoliomu, Aku akan melihatnya, Tapi jangan harap aku akan terkesan". Luna menyerahkan portofolionya, Serena mengambilnya dengan kasar, membolak-baliknya dengan cepat, Ia berhenti pada sketsa yang menunjukkan siluet-siluet perkelahian, dan wajah-wajah mahasiswa yang panik, Lalu ia melihat sketsa Adam. Sebuah sketsa yang Luna buat untuk mengabadikan kearifan Adam sebelum kematiannya.

     "Kau punya bakat", Serena mengakui, nada suaranya sedikit melunak.

     "Tapi kau masih terlalu naif, Dunia tidak seindah sketsamu."

     "Aku tahu" Luna membalas.

     "Tapi aku percaya keindahan bisa ditemukan di mana saja, Bahkan di dalam kekejaman". Serena menatap Luna lama seolah mencoba menembus pikirannya. Akhirnya, ia menutup portofolio itu.

    "Baiklah Aku tertarik, Datang ke ruang kerjaku besok siang, Aku akan memberimu beberapa ide, Jangan terlambat". Luna mengangguk.

     "Terima kasih Serena". Serena hanya tersenyum sinis.

     "Jangan berterima kasih dulu Luna, Permainan baru saja dimulai."

     Arion menunggu Luna di perpustakaan, Kenzie dan Adrian duduk di meja lain, menyamar sebagai mahasiswa yang sedang belajar, Arion melihat Luna masuk langkahnya masih tenang, tapi ia bisa merasakan ketegangan di bahu gadis itu.

     "Bagaimana?" Arion langsung bertanya begitu Luna duduk di depannya, Luna menghela napas.

     "Dia setuju untuk bertemu, Dia sangat ambisius, Dan dia tahu banyak, Dia bahkan tidak mencoba menyembunyikannya."

     "Aku tahu dia seperti itu" Arion berkata, tangannya secara refleks meraih tangan Luna di bawah meja mencoba memberikan dukungan, Luna membalas genggamannya.

     "Tapi dia juga melihatku Arion, Dia melihat siapa aku. Dan itu membuatku takut."

     "Kau tidak perlu takut Luna" Arion berbisik, matanya menatap Luna dengan intensitas yang dalam.

      "Aku ada di sini, Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu"

     Arion merasakan tarikan kuat pada Luna. Di tengah kekacauan dan bahaya ini, Luna adalah jangkar baginya, Ia menunduk, mencium lembut punggung tangan Luna, lalu beralih ke pergelangan tangannya Aroma handbody dan kulit Luna memabukkan, Luna membiarkannya, tidak menarik tangannya. Ada rasa nyaman yang aneh di tengah situasi mencekam ini.

     Tiba-tiba ponsel Arion bergetar, Sebuah pesan dari Clarissa.

      "Arion, aku melihat Serena di klub malam semalam, Dia bersama Dekan Anwar, Dan beberapa pengusaha yang kau tunjukkan fotonya, Dia terlihat sangat nyaman".

     Arion merasakan darahnya mendidih. Ia menatap Luna, dan Luna sudah melihat ekspresi Arion yang berubah.

     "Ada apa?" Luna bertanya lalu Arion menunjukkan pesan Clarissa, Luna membaca dan raut wajahnya mengeras.

     "Dia tidak hanya ambisius Arion, Dia adalah bagian dari mereka."

     "Aku tahu," Arion menggeram. "Kita tidak bisa mempercayainya sepenuhnya."

     "Tapi kita tidak punya pilihan," Luna membalas.

     "Kita harus masuk lebih dalam dan Kita harus tahu apa yang dia sembunyikan."

     Malam itu, Arion dan Luna kembali ke apartemen Arion, Kenzie dan Adrian sudah menunggu, Mereka membahas strategi untuk pertemuan Luna dengan Serena.

     "Luna kau harus berhati-hati," Kenzie memperingatkan.

     "Serena itu licik, Dia tidak akan ragu memanfaatkanmu."

     "Aku tahu," Luna menjawab tegas. "Tapi aku bisa menanganinya, Aku akan berpura-pura tertarik pada sisi artistik dari proyek pembangunan kampus baru, Mencoba memahami visi mereka, Itu akan membuka pintu". Adrian yang selama ini diam, menambahkan.

     "Aku akan mencoba meretas sistem Serena, Mencari tahu jejak digitalnya, Siapa tahu ada komunikasi yang mencurigakan". Arion menatap Luna.

     "Ingat Luna, Begitu kau merasakan bahaya sekecil apa pun, keluar dari sana, Aku akan selalu siap menjemputmu". Luna tersenyum tipis.

     "Aku tahu."

     Arion memegang wajah Luna, menatap dalam matanya.

     "Aku mencemaskanmu Luna."

     "Aku tahu," Luna membalas, tangannya membelai pipi Arion.

     "Dan aku juga mencemaskanmu, Kita harus menjaga satu sama lain Arion" Sebuah isyarat yang jelas bahwa ikatan mereka semakin kuat.

     Malam itu, Arion tidak bisa tidur, Pikirannya dipenuhi bayangan Luna yang berani melangkah masuk ke sarang ular, Dan bayangan Serena dengan janji-janji manis yang mematikan, Api konflik di kampus kini telah merasuk ke dalam relasi personal mereka, mengubah segalanya.

1
Anonymous
Mantap Thor, kalau bisa update tiap hari lah 2 bab
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!