NovelToon NovelToon
Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:79.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Mei Lan, seorang gadis cantik dan berbakat, telah hidup dalam bayang-bayang saudari kembarnya yang selalu menjadi favorit orang tua mereka. Perlakuan pilih kasih ini membuat Mei Lan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia mengorbankan dirinya dalam sebuah kecelakaan bus untuk menyelamatkan penumpang lain. Bukannya menuju alam baka, Mei Lan malah terlempar ke zaman kuno dan menjadi putri kesayangan di keluarga tersebut.

Di zaman kuno, Mei Lan menemukan kehidupan baru sebagai putri yang disayang. Namun, yang membuatnya terkejut adalah gelang peninggalan kakeknya yang memiliki ruang ajaib. Apa yang akan dilakukan Mei Lan? Yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecerdasan Qing Mei

Begitu mereka melewati aula besar, Qing Mei, Qing Wei, dan Qing Dao mendengar suara tegang dari dalam.

Beberapa pria berpakaian resmi duduk mengelilingi meja bundar besar dari kayu ek. Di tengahnya tergambar peta lahan pertanian Desa Pao, yang sebagian besar sudah berwarna cokelat kering.

“Sungai timur telah surut sepenuhnya.”

“Padi tak akan sempat tumbuh, bahkan jagung sudah mengering.”

“Jika begini, musim kemarau ini bisa memusnahkan seluruh desa.”

Nada suara mereka penuh kecemasan.

Qing Mei berhenti melangkah, kedua kakaknya ikut menatap ke dalam dari celah pintu. Ia menatap wajah-wajah cemas para tetua itu.

“Kemarau,” gumamnya lirih. “Kalau begini terus, semua orang akan kelaparan.”

Dari belakang mereka, Nyonya Song muncul, baru saja menyusul setelah memberikan perintah pada pelayannya.

Ia melihat ekspresi serius gadis muda itu dan bertanya lembut, “Ada apa, Qing Mei? Kau tampak gelisah.”

Qing Mei menatapnya dengan mata mantap. “Nyonya Song, saya.. mungkin memiliki solusi untuk masalah itu.”

Nyonya Song terkejut, tapi tidak menertawakan gadis itu lagi. Sejak pengobatan kemarin dan hari ini, ia tahu gadis itu bukan gadis biasa.

“Solusi? Maksudmu untuk panen yang gagal ini?”

Qing Mei mengangguk yakin. “Ya, Nyonya. Saya juga tahu cara agar desa kita bisa bertahan, bahkan di tengah kemarau.”

Tanpa berpikir panjang, Nyonya Song menggenggam tangan Qing Mei dan membawanya masuk ke dalam aula.

Di dalam ruangan, Tuan Song, kepala desa yang berwibawa dengan janggut panjang, sedang berbicara dengan beberapa kepala desa dari desa tetangga, serta beberapa tokoh masyarakat.

Di antara mereka, duduk seorang pria tua dengan jubah abu-abu, Tetua Qing, kakek dari Qing Mei dan kedua kakaknya.

Begitu Nyonya Song masuk membawa Qing Mei dan dua saudaranya, ruangan langsung hening.

“Apa yang terjadi, Istriku?” tanya Tuan Song heran.

“Suamiku,” kata Nyonya Song dengan lembut tapi yakin. “Aku membawa seseorang yang mungkin punya solusi untuk masalah kemarau ini.”

Para kepala desa saling berpandangan bingung, tapi Tuan Song mengangkat alis.

“Oh? Siapa yang kau maksud?”

Nyonya Song menoleh dan mendorong lembut bahu Qing Mei ke depan. “Dia Qing Mei, putri bungsu dari keluarga Qing.”

Begitu nama itu terdengar, Tetua Qing langsung berdiri dari tempat duduknya. Wajahnya berubah keras.

“Anda bilang siapa?” serunya. “Qing Mei? Dan itu Wei, Dao?! Apa yang kalian lakukan di sini?” tanyanya dengan suara sinis.

Kedua kakak Qing Mei menunduk hormat, tapi bukan untuk sang kakek. Melainkan untuk kepala desa dan lainnya.

“Salam hormat, Tetua Qing,” kata Qing Wei pelan.

“Diam! Kalian bahkan tak pantas menyebutku begitu!” bentak Tetua Qing. “Kalian tidak tahu malu datang ke sini, tempat orang-orang berilmu sedang bermusyawarah?”

Tuan Song berusaha menenangkan. “Tetua Qing, mohon tenang. Biarkan mereka bicara lebih dulu.”

Tetua Qing menggeleng tajam. “Kepala Desa Song, ini sungguh keterlaluan! Apa pantas seorang gadis dari keluarga miskin ikut campur urusan besar seperti ini? Di ruangan ini ada sarjana istana yang khusus dikirim untuk mencari solusi bencana, bukan tempat main-main anak kecil!”

Nyonya Song melangkah maju, suaranya tegas tapi lembut. “Tuan Qing, jangan salahkan mereka. Qing Mei datang karena aku yang mengundangnya.”

Kata-kata itu membuat semua orang terdiam sejenak. Tuan Song memandangi istrinya, lalu menatap gadis kecil yang berdiri tenang di hadapan mereka.

“Baiklah,” katanya perlahan. “Jika begitu, katakanlah, Qing Mei. Apa solusi yang kau maksud?”

“Saya mendengar kalian membicarakan musim kemarau dan kekhawatiran akan gagal panen. Saya rasa masih ada cara untuk mengatasinya.”

Beberapa pria langsung saling pandang, sebagian tertawa kecil.

“Anak kecil mau menasihati para kepala desa?” bisik salah satu dari mereka.

Namun Kepala Desa Pao mengangkat tangan, menyuruh mereka diam.

“Baiklah, katakan, Nona. Apa yang kau pikirkan?”

Qing Mei melangkah maju satu langkah. “Air memang berkurang, tapi kabut pagi di lembah utara masih cukup tebal. Kita bisa memanfaatkan embun dari sana dengan membuat wadah penampungan. Selain itu, saya tahu cara membuat pupuk alami dari abu dan dedaunan kering untuk menjaga kelembapan tanah.”

“Embun dan abu? Mana bisa hal sesederhana itu membantu panen?” seru salah satu kepala desa dengan nada meremehkan.

“Jika tidak percaya, izinkan saya membuktikannya di ladang kecil belakang rumah kami,” jawab Qing Mei mantap. “Dalam tiga hari, kalian akan melihat perbedaannya. Dan kalau untuk bahan makanan ....”

Qing Mei menatap semua orang, lalu perlahan membuka keranjang kecil di tangannya. Dari dalamnya, ia mengeluarkan satu benda bulat berwarna cokelat tanah.

“Ini,” katanya pelan namun penuh keyakinan. “Namanya kentang.”

Semua orang menatapnya bingung.

Beberapa kepala desa bahkan saling pandang, menahan tawa.

“Kentang?” salah satu dari mereka mencibir. “Itu hanya umbi liar yang kadang tumbuh di ladang. Apa bisa menyelamatkan seluruh desa?”

“Betul!” sahut yang lain. “Itu makanan ternak, bukan makanan manusia.”

Tetua Qing tertawa sinis. “Kau ingin membuat malu keluarga kita, hah? Kentang? Itu sampah! Anak kecil sepertimu tahu apa tentang pertanian?”

Namun Qing Mei tidak terpengaruh. Ia menatap lurus pada Tuan Song dan para tetua.

“Saya tahu kelihatannya sepele, tapi kentang ini bisa tumbuh di tanah kering. Bahkan tanpa banyak air. Ia mengandung zat bergizi dan bisa menggantikan beras sebagai makanan pokok.”

Ruangan kembali gaduh, beberapa menertawakan, sebagian lain berbisik-bisik tak percaya. Namun nada bicara Qing Mei tetap mantap.

“Saya sudah menanamnya di pekarangan kami. Hasilnya baik, bahkan kami menjadikannya makanan yang ebak. Jika kalian mau mencoba, saya bisa tunjukkan caranya.”

Tuan Song menatap kentang itu lama, lalu menoleh pada istrinya.

“Apa kau benar-benar percaya ini bisa berhasil?”

Nyonya Song mengangguk tanpa ragu. “Suamiku, aku sendiri sudah melihat kemampuan gadis ini. Dia bukan sembarang anak desa. Percayalah padanya, setidaknya beri dia kesempatan.”

Semua mata kini tertuju pada kepala desa itu. Ia mengelus janggutnya perlahan, lalu akhirnya berkata, “Baiklah.”

“Mulai besok, kami akan menyediakan sebidang tanah kecil untukmu, Qing Mei. Buktikan pada kami bahwa yang kau katakan benar.”

Tetua Qing langsung membantah keras.

“Kepala Desa! Anda tak bisa mempercayai omong kosong ini! Anak ini bahkan tidak bisa baca tulis, apalagi ilmu pertanian!”

Namun Tuan Song menatapnya dengan tenang. “Kadang, pengetahuan tidak selalu datang dari buku, Tuan Qing. Mari kita lihat hasilnya dalam perbuatan.”

Kata-kata itu membuat Tetua Qing terdiam dengan wajah merah padam.

Qing Mei menunduk sopan. “Terima kasih, Kepala Desa. Saya tidak akan mengecewakan kalian. Tapi sebelum itu, saya akan memberikan contoh dari makanan kentang ini.”

Qing Mei lalu menatap Tuan Song dan para kepala desa yang masih menatapnya dengan penuh keraguan.

“Jika Tuan Song mengizinkan, saya ingin menggunakan dapur untuk membuktikan bahwa yang saya katakan bukan omong kosong,” ucap Qing Mei dengan sopan namun penuh keyakinan

1
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕
kirain ada harta karun deh ternyata bukan
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕
lanjut kk yul seru
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕
ohh jd pinda yaa ke tubuh anak org miskin
ksiham ya knp si mei lan sllu di bully apa slah mei lan.coba
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕
maaf kk yul ternyata aq telat yaa udh bnyk cap rupanya hehhe
zylla
kenapa dipotong? mana karmanya? kan jadi penasaran 🤭
zylla
setuju 👏👏👏
zylla
astaga, cubit nih ye 🤬🤬🤬🤬
zylla
Mei, jodohin mereka sama kedua kakakmu 🤭
zylla
mencurigakan
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
sumpah part ini buat saya emosi tingkat dewa Thor kl mereka ada di hadapan saya akan saya jadiin samsak biar mampus 😤😤😤
Miss Typo
semua pasti karna Mei Lin yg pinter bersandiwara, dan keluarga ini emang bodoh selalu memihak pada yg salah, awas kalian menyesal seumur hidup
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
akhirnya ada jg kisah keluarga Mei di zaman modern 👍👍👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ternyata BESTie nya Mei sama transmigrasi ke zaman kuno ya 😅
Miss Typo
apa akan sedih mendengar Mei Lan kecelakaan, kayaknya sih gak
Miss Typo
Alhamdulillah Mei ketemu kedua sahabatnya, jadi skrg punya teman sahabat dari dunia modern. jadi putri dari jendral juga Kaisar
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Fransiska Husun
👿👿🤬/Panic//Panic/
Umi Pipin
najis....Gedeg bnget
Chauli Maulidiah
lanjoooooootttt thoorrrr
V
lagi kak lagiii update yang banyak² pokoknya 😤😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!