NovelToon NovelToon
The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Raja Tentara/Dewa Perang / Putri asli/palsu
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Sejak usia tujuh tahun, Putri Isolde Anastasia diasingkan ke hutan oleh ayahandanya sendiri atas hasutan selir istana. Bertahun-tahun lamanya, ia tumbuh jauh dari istana, belajar berburu, bertahan hidup, dan menajamkan insting bersama pelayan setia ibundanya, Lucia. Bagi Kerajaan Sylvaria ia hanyalah bayangan yang terlupakan. Bagi hutan, ia adalah pewaris yang ditempa alam.
Namun ketika kerajaan berada di ujung kehancuran, namanya kembali dipanggil. Bukan untuk dipulihkan sebagai putri, melainkan untuk dijadikan tumbal dalam pernikahan politik dengan seorang Kaisar tiran yang terkenal kejam dan haus darah. Putri selir, Seravine menolak sehingga Putri Anastasia dipanggil pulang untuk dikorbankan.
Di balik tatapannya yang dingin, ia menyimpan dendam pada ayahanda, tekad untuk menguak kematian ibunda, dan janji untuk menghancurkan mereka yang pernah membuangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengambil Kembali Haknya

Anastasia dan Lucia menuntun kuda mereka melewati gerbang, langkah kuda menapak di jalan berbatu menuju halaman istana. Dari segala penjuru, pelayan, bangsawan, dan pengawal istana berbondong keluar, ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri kabar yang nyaris tak mereka percayai.

Inikah putri yang diasingkan ke hutan belantara sepuluh tahun lalu itu?

Raja Roland berdiri dengan jubah ungu kebesarannya. Tatapannya terpaku pada gadis yang kini turun dari kuda dengan penuh wibawa. Untuk sesaat, waktu seakan terhenti, wajah itu, mata itu, sorot yang begitu menyerupai Ratu Lysandra. Namun ada yang berbeda Putri Anastasia memiliki garis rahang lebih tegas, tatapan lebih kuat, bukan kelembutan khas wanita bangsawan.

Anastasia berdiri tegak di hadapannya, namun tidak menunduk apalagi memberi hormat.

“Yang Mulia Raja Roland,” katanya dingin. “Putri Isolde Anastasia telah kembali.”

Bisik-bisik terkejut menyebar di antara hadirin. Bahkan prajurit yang paling setia pun menggenggam gagang pedang dengan gelisah. Tak seorang pun pernah melihat seorang putri berbicara pada Raja tanpa sedikit pun tunduk.

Lady Morgana maju selangkah, gaun hitam berhias safir berkilau di bawah cahaya. Bibirnya melengkung dengan senyum manis, namun matanya menyimpan bara.

“Yang Mulia, betapa menakjubkan! Setelah sekian lama, Putri Anastasia benar-benar hidup dan berdiri di hadapan kita.” Ia menoleh pada Anastasia, pura-pura terharu. “Oh, betapa beruntungnya rakyat Sylvaria…” Lalu ia melanjutkan dengan nada samar menusuk, “…meski tak pantas rasanya seorang putri berbicara pada ayahandanya tanpa penghormatan sekecil pun.”

Putri Seravine menambahkan, suaranya berlagu manja namun terdengar seperti racun mematikan.

“Benar Ayahanda, seorang putri kerajaan seharusnya tahu tata krama. Ah mungkin hutan membuatnya lupa caranya bersikap layaknya bangsawan.”

Bisik-bisik semakin ramai, namun Anastasia tetap tenang dan tidak goyah.

Seravine menahan napas ketika memperhatikan Anastasia lebih dekat. Wajah itu, meski ditempa tahun-tahun keras di hutan, dia tidak kehilangan pesona. Malah justru kian menawan, memancarkan kekuatan yang membuat kecantikan Seravine tampak redup di sampingnya. Hatinya digerogoti iri. Seharusnya ia tampak lusuh, lemah, seorang jelata. Mengapa ia kembali dengan wajah secantik itu? Apa benar selama ini ia tinggal di hutan belantara?

Dengan senyum dibuat-buat, Seravine bersuara, “Kakak, istana tentu melelahkan setelah perjalanan jauh. Biarlah kami tunjukkan paviliun tempat kakak dapat beristirahat.”

Raja Roland akhirnya angkat suara dengan nada berat. “Ya Anastasia, engkau harus kembali tinggal di istana sebagaimana mestinya. Katakan, di mana engkau hendak menetap?”

Anastasia menegakkan tubuh, lalu menatap lurus pada ayahandanya. “Aku ingin tinggal di paviliun ibunda, Ratu Lysandra.”

Suasana sontak hening, bisik-bisik terhenti. Seluruh mata terarah pada Lady Morgana karena paviliun itu kini menjadi kediamannya.

Morgana masih tersenyum, namun jemarinya yang tersembunyi di balik jubah bergetar menahan amarah. “Paviliun itu… ” katanya pelan menatap Putri Anastasi, “telah lama menjadi kediaman hamba, atas restu Yang Mulia Raja. Tidakkah lebih baik engkau menempati sayap timur, tempat para putri biasanya beristirahat?”

Namun suara Anastasia memotong tajam.

“Sayangnya kaku tidak tertarik pada paviliun timur. Paviliun itu milik ibundaku dan sebagai putrinya, aku yang paling berhak menempatinya. Siapapun yang keberatan, tidak akan mengubah niatku.”

Tatapan menantang Putri Anastasia menembus Lady Morgana, menyalakan bara konflik yang tak seorang pun bisa padamkan.

Langkah-langkah berat terdengar menggema ketika Putri Anastasia mulai menapaki tangga menuju paviliun Ratu Lysandra. Wajahnya tenang dengan sorot matanya yang tajam seperti mata pedang yang baru diasah

“Berhenti!” suara Lady Morgana melengking, gaun hitamnya mengepak ke belakang seiring langkahnya yang terburu. “Paviliun itu adalah kediamanku! Tidak seorang pun boleh masuk tanpa izinku!”

Prajurit dan pelayan istana saling pandang, tangan mereka gemetar di gagang pedang. Mereka tahu betul siapa yang berdiri di hadapan mereka. Sang selir yang kini menguasai istana… dan sang putri sah yang selama ini diasingkan.

Raja Roland mengangkat tangannya hendak bersuara, tetapi Anastasia memutar tubuhnya dengan anggun, lalu bersuara lantang dengan bahasa yang penuh wibawa.

“Yang Mulia Raja Roland, dan kalian semua yang hadir di sini. Aku adalah Isolde Anastasia, putri sah dari darah Ratu Lysandra dan Raja Roland. Paviliun itu dibangun untuk ibundaku, tempat istirahat dan keagungannya. Maka tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih berhak menempatinya kecuali aku, putri kandungnya. Tidak seorang pun apalagi… seorang selir.”

Kata ‘selir’ itu meluncur tajam, menusuk harga diri Lady Morgana. Seperti cambuk yang disabetkan di depan seluruh istana.

Wajah Morgana memerah, matanya menyala dengan api amarah. “Berani sekali engkau! Aku…”

Namun suaranya tercekat ketika ia menyadari Roland hanya berdiri diam, tidak menyanggah dan tidak juga melindunginya.

Morgana meraih lengan sang raja, suaranya berubah manja nyaris merengek.

“Yang Mulia, katakan sesuatu! Bukankah hamba sudah sepuluh tahun menjaga paviliun itu untuk Anda? Bukankah hamba yang menemani Anda, saat… saat…”

Namun Raja Roland tetap membisu.

“Yang Mulia!” Morgana hampir berteriak, nadanya bergetar penuh kemarahan dan ketakutan. Namun keheningan Raja Roland adalah jawabannya.

Anastasia melangkah lagi, melewati Morgana yang terengah penuh emosi. Dua prajurit yang semula menghadang, kini menunduk dalam-dalam dan menyingkir membuka jalan menuju paviliun.

Tanpa ragu Anastasia mendorong pintu besar kayu berukir bunga lili, lambang Ratu Lysandra. Daun pintu berderit pelan, seakan menyambut kembali pewaris sah yang selama ini terbuang.

Seluruh halaman istana terdiam, hanya suara langkah tegas Putri Anastasia yang terdengar menandai awal dari perebutan takhta yang sebenarnya.

“Buka jendela, bersihkan tirai, dan singkirkan semua barang-barangnya dari sini,” perintah Putri Anastasia lantang berdiri tegak di ruang tengah paviliun.

Para pelayan saling pandang, wajah mereka pucat. Selama sepuluh tahun, mereka terbiasa menunduk pada Lady Morgana. Kini mereka harus mematuhi seorang putri yang baru kembali dan tidak semua berani.

Anastasia menyapu pandangan ke sekeliling ruangan. “Aku tidak ingin mendengar keraguan. Jika kalian pelayan kerajaan Sylvaria, maka tugas kalian adalah tunduk pada darah sah kerajaan. Aku adalah Putri Isolde Anastasia, darah daging Ratu Lysandra. Tidak ada alasan untuk menolak perintahku. Bahkan jika kalian tetap bersikeras untuk tetap tunduk pada selir itu, maka aku berhak menentukan hukuman yang pantas bagi kalian.” Nada suaranya tegas dan dingin namun berwibawa.

Aura itu membuat para pelayan gemetar. Mereka berlutut serempak, lalu mulai mengangkat peti-peti, pakaian, perhiasan, dan hiasan mewah milik Lady Morgana. Suara derak kayu, bunyi kain yang ditarik, dan denting perhiasan terdengar memenuhi paviliun.

Lady Morgana menjerit histeris, berusaha masuk sambil didorong mundur oleh pengawal. “Kalian berani menyentuh barang-barangku? Itu milikku! Yang Mulia, tolong katakan sesuatu!”

Namun Raja Roland tetap terdiam, hanya berdiri di beranda paviliun dengan sorot mata tajam yang sulit terbaca.

1
Ratih Tupperware Denpasar
2 selir sdh teringkirkan selir bahrana masih mencari cara unt menyingkirkan selir2 lain agar dia menjadi satu2nya
Ratih Tupperware Denpasar
2 selir sdh teringkirkan selir bahrana masih mencari cara unt menyingkirkan selir2 lain agar dia menjadi satu2nya
Ratih Tupperware Denpasar
selir bahrana bener2 licik dia yg berbuat jahat yg dihukum selir2 yg lain
Nurhasanah
lanjutt semakin seru thor 😍😍😍
aku
kaisar idiot!!!
Yensi Juniarti
hayo tebak tebakan yuuk...
kaisar tiran bakalan tunduk/luluh gak sama putri Anastasia??? 🙂🙂🙂
Fransiska Husun
aaaaaa thor q gak setuju...
meskipun udah sah tp itu keterlaluan
Siti Hawa
kren thoor... makin seru, aku suka dengan pemeran wanita yg tak lemah, bikin kaisar bucin thoor... 😍😍😍
Nurhasanah
please up lagi dong thor seru bangett ceritanya 😍😍😍
Lauren Florin Lesusien
kenapa harus selir sih thur knp ga permaisuri ataw ratu 🤣🤣🤣
Ratih Tupperware Denpasar
aku suka suka bingit ceritanya. cerita kak demar selalu tentang wanita yg kuat
Asriani Rini
Semangat up thor terimah kasih dauble upnya ceritanya makin menarik
Siti Hawa
semKain menarik ceritanya thoor... minta up nya lgi ya... 😍😍 semoga author sehat selalu.. semangat💪💪💪
Titin Rosediana
yess double up💪💪
Ratih Tupperware Denpasar
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
NAYLA DWI
up lg dong thor...
Titin Rosediana
up yg bnyk ka... 💪💪
Ratih Tupperware Denpasar
wow putri anastasia memang putri sejati.. tambah suka karya2 kak thor selalu menggambarkan wanita2 kuat.
Jordin Yanti
bagus Thor, maaf yha pas kamu promosi aku agak skeptis dengan cerita nya, tapi di luar dugaan ternyata bagus, maaf yha thor atas Suudzon nya 🤣🙏🙏🙏😂
Nurhasanah
seru thor tambah lagi klu bisa 🤭🤭🤭🤭 maaf ngelunjak 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!