NovelToon NovelToon
"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: PrinsesAna

Kisah menakjubkan tentang perpindahan Jiwa seorang Ratu Mafia ke dalam Tubuh seorang Gadis Cupu yang diabaikan dan direndahkan oleh keluarganya.
Gadis Cupu itu terus-menerus dianggap tidak berarti oleh keluarganya.
Namun semua hinaan dan pandangan meremehkan itu tak pernah mempu mematahkan semangat nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PrinsesAna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Malam itu, Ara sudah siap dengan setelan baju serba hitam. Malam ini, ia bersama sahabat-sahabatnya berencana mengintai Vania yang akan pergi ke Club Starlight, sebuah klub milik Ara sendiri.

"Tunggu saja, bitch. Nikmati kesenanganmu selama dua hari ini, karena pada hari ketiga aku akan menghancurkanmu," gumam Ara dalam hati sambil tersenyum sinis.

Ara pun keluar melalui balkon kamarnya. Ia benar-benar malas jika harus terlibat dalam drama keluarga. Sesampainya di bawah, Ara mengambil motornya dan mendorongnya menjauh dari rumah agar tidak menimbulkan suara. Setelah cukup jauh, ia menyalakan motor tersebut dan melaju menuju markas, tempat ia sudah berjanji bertemu dengan sahabat-sahabatnya.

Setibanya di markas, ternyata sahabat-sahabatnya sudah lebih dulu sampai.

"Gimana, Ra? Jam berapa kita bergerak?" tanya Jessika yang sedang rebahan santai.

"Jam sembilan," jawab Ara sambil langsung duduk di sofa single.

"Bang Darren sama Bang Kenzo belum selesai?" tanya Ara lagi.

"Belum. Katanya masih ada sedikit masalah yang harus dibereskan," jawab Risa.

"Eeh, gue ingetin ya, kalian berdua gak boleh minum-minum nanti. Awas aja kalau ketahuan minum, gue lempar kalian ke kandang piaraan gue," ujar Ara dengan tegas kepada Nabila dan Manda. Bagi Ara, Nabila dan Manda yang masih polos tidak boleh terjerumus karena minuman. Berbeda dengan Risa dan Jessika yang sudah biasa, begitu pula dengan Ara.

"Kenapa sih? Kok Jessika sama Risa boleh?" tanya Nabila sambil memanyunkan bibirnya.

"Iya, Ra. Kita juga penasaran, kan, La?" timpal Manda.

"Gak ada alasan! Mereka berdua udah biasa, tapi kalian berdua gak boleh, titik! Kalau kalian ngeyel, gak usah ikut pergi. Gue kurung kalian di markas!" ancam Ara dengan nada serius.

Jessika tertawa melihat ekspresi Nabila dan Manda yang melotot kaget mendengar ancaman Ara, sementara Risa hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala.

"Iya deh, kita gak jadi minum," ucap Nabila dan Manda pasrah, takut dikurung di markas.

"Udah jam sembilan nih. Mau cabut sekarang?" tanya Jessika sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

"Hmm," jawab Ara dengan gumaman singkat.

"Pakai motor atau mobil, Ra?" tanya Jessika lagi.

"Pakai mobil aja, biar kita berlima muat," jawab Ara. Jessika pun pergi ke garasi untuk mengambil salah satu mobil.

"Yuk, gue yang nyetir. Kalau Ara yang nyetir, bisa cepet mati kita," canda Jessika dari dalam mobil, mempersilakan teman-temannya naik. Mereka pun segera masuk, dengan Ara duduk di sebelah Jessika, sementara Risa, Nabila, dan Manda duduk di belakang. Setibanya di depan klub, Jessika memarkirkan mobil di area parkir.

Mereka segera masuk, tak lupa memakai masker dan topi agar tidak dikenali siapa pun. Ara berjalan paling depan, dan saat tiba di depan penjaga, ia menunjukkan kartu identitas khusus milik pemilik Club Starlight. Para penjaga langsung memberi hormat dan mempersilakan Ara serta teman-temannya masuk.

Di dalam, Ara segera menuju ruang VIP yang biasa ia gunakan saat menjadi Alea. Tak lama kemudian, seorang pelayan datang membawa minuman untuk Ara.

"Silakan, Queen," ujar pelayan tersebut dengan sopan.

"Panggil Riko," ucap Ara dengan nada datar dan dingin.

"Baik, Queen," jawab pelayan itu lalu segera pergi. Tak lama kemudian, Riko masuk ke ruangan.

"Ada yang bisa saya bantu, Queen?" tanya Riko sopan.

"Tolong pasang kamera kecil ini di kamar yang biasa dipesan Vania. Lo tau kan cewek yang pernah gue bilang?" Ara menyerahkan kamera kecil kepada Riko.

"Iya, saya tau, Queen," jawab Riko sambil menerima kamera tersebut.

"Oke, gue tunggu di sini," ujar Ara. Riko pun segera pamit untuk melaksanakan perintahnya.

"Yuhuuu, yuk Ris, kita minum! Udah lama banget gue gak minum," kata Jessika dengan riang sambil menatap jajaran botol minuman keras. Sementara itu, minuman untuk Nabila dan Manda hanyalah jus. Keduanya hanya bisa menghela napas karena tidak diizinkan mencoba minuman yang diminum Jessika.

Sementara itu, Vania bersiap untuk pergi dengan mengenakan pakaian yang tidak terlalu memperlihatkan lekuk tubuhnya. Sebelum berangkat, ia menelepon ibunya.

"Halo, Ma," sapa Vania.

"Halo, ada apa?" tanya ibunya dari seberang telepon.

"Kita harus bergerak cepat sekarang, Ma. Si Ara sudah berubah. Aku mau Mama bikin perhitungan sama dia. Sepertinya dia juga sudah tahu identitasku, Ma," ucap Vania kepada ibunya.

"Kamu tenang saja, Sayang. Mama sudah punya rencana untuk dia. Kamu tetap fokus jalani peranmu," jawab ibunya dengan tenang.

"Oke, Ma," balas Vania sambil memutus sambungan telepon. Setelah memastikan semua orang sudah masuk ke kamar masing-masing, Vania segera pergi keluar.

Sesampainya di Club Starlight, Vania duduk di kursi dekat meja bartender dan memesan minuman sambil menunggu seseorang.

"Seperti biasa, ya," ucap Vania kepada Riko.

"Oke," jawab Riko sambil menyiapkan minuman untuk Vania. Tak lama kemudian, orang yang ditunggu Vania akhirnya datang.

"Udah lama nunggu, Sayang?" tanya pria dewasa itu.

"Enggak kok, Om. Nia baru aja sampai," jawab Vania sambil bergelayut manja di lengan pria tersebut.

"Kamu mau goda Om, ya, Baby?" tanya pria itu sambil melingkarkan tangannya di pinggang ramping Vania.

"Kenapa, Om? Udah enggak sabar, ya?" bisik Vania di telinga pria itu.

"Iya, Om udah enggak sabar. Kangen banget sama kamu, Baby," jawab pria itu sebelum mencium bibir Vania.

"Om, jangan di sini dulu. Mending di tempat lain," ujar Vania sambil melepaskan ciuman pria tersebut.

"Oke, kita pergi sekarang," balas pria itu sambil menggandeng Vania menuju kamar yang biasa mereka gunakan.

"Oh iya, Rik, minuman itu tolong diantar ke kamar biasa, ya," pinta Vania sambil berbalik ke arah Riko.

"Oke," jawab Riko sambil memberi isyarat kepada salah satu rekannya untuk mengantar minuman tersebut.

Setelah sampai di kamar, Vania dan pria dewasa itu mulai berciuman seperti sepasang kekasih. Namun, bunyi bel pintu tiba-tiba menghentikan aktivitas mereka.

"Tunggu sebentar, Om. Kayaknya minuman kita sudah sampai," ujar Vania. Penampilannya sudah berantakan, dengan bajunya yang naik hingga memperlihatkan bagian dadanya. Vania pun berjalan ke pintu dan membukanya.

"Ini, Mbak, minumannya," ucap pelayan yang mengantar. Vania menerima minuman tersebut dan segera masuk kembali ke kamar.

"Om, kita minum dulu, ya," ucap Vania sambil menyerahkan segelas minuman kepada pria itu. Pria tersebut langsung menerima dan meneguknya hingga habis.

"Om udah enggak tahan," ucap pria itu sambil menarik Vania setelah dia meletakkan gelas di atas meja.

"Ih, Om nakal, deh," balas Vania sambil tersenyum menggoda.

Mereka pun kembali berciuman dengan penuh gairah hingga pakaian mereka terlepas satu per satu.

Mereka berdua pun melakukan hubungan suami istri yang seharusnya tidak dilakukan. Setelah hampir tiga jam, mereka akhirnya menyudahi aktivitas tersebut.

"Om, bantuin aku, ya, buat hancurin cewek yang aku ceritain kemarin," ucap Vania yang sedang berbaring tanpa sehelai benang di tubuhnya.

"Kamu mau Om apain dia?" tanya pria itu sambil merapikan pakaiannya.

"Aku mau Om culik dia, terus suruh anak buah Om buat perkosa dia," jawab Vania tanpa ragu.

"Baik, Om akan turuti permintaanmu, asal kamu juga harus terus layani Om," balas pria itu.

"Itu gampang, Om," sahut Vania dengan senyum licik.

"Ya sudah, Om pulang dulu. Uangnya sudah Om transfer," ujar pria itu sebelum pergi meninggalkan kamar setelah merapikan pakaiannya.

"Sebentar lagi lo bakal hancur, Ra," ucap Vania sambil tertawa jahat sendiri. Tanpa ia sadari, semua kegiatannya sejak awal sudah direkam.

"Bodoh banget keluarga lo, Ra. Mau aja percaya sama gue dan angkat gue jadi anak mereka. Rencana gue berjalan mulus buat hancurin keluarga lo, termasuk lo juga," ujar Vania sambil mengenakan pakaiannya. Setelah itu, ia segera meninggalkan kamar dan pulang.

Tak lama kemudian, Riko masuk ke kamar yang tadi ditempati Vania. Setelah memastikan Vania sudah pergi, ia mengambil kamera kecil yang tersembunyi di sana dan segera menyerahkannya kepada atasannya.

"Ini, Queen. Semua sudah terekam di sini," kata Riko sambil memberikan kamera kecil itu kepada Ara.

"Kerja bagus," puji Ara sambil menerima kamera tersebut.

"Bonus buat lo sudah gue transfer," tambah Ara.

"Terima kasih, Queen," ucap Riko senang karena menerima bonus. Bonus dari Ara biasanya memang tidak main-main jumlahnya.

"Hmm," jawab Ara singkat dengan deheman. Riko pun keluar dari ruangan dengan hati senang karena mendapatkan bonus dari atasannya.

"Cabut," ucap Ara kepada sahabatnya. Mereka berdua segera keluar dari Club Starlight.

Kali ini, Ara yang mengendarai mobil. Tak lama kemudian, mereka sampai di markas dan akhirnya pulang ke rumah masing-masing.

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Deyana: Makasih ya kak..
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Ceritanya dapet banget.
Deyana: thanks banget kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!