NovelToon NovelToon
The Phoenix Jade

The Phoenix Jade

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Setelah dikhianati dan mati di tangan suaminya sendiri, Ruan Shu Yue dibangkitkan kembali sebagai putri keempat Keluarga Shu yang diasingkan di pedesaan karena dianggap pembawa sial.

Mengetahui bahwa dirinya terlahir kembali, Ruan Shu Yue bertekad menulis ulang takdir dan membalas pengkhianatan yang dia terima dari Ling Baichen. Selangkah demi selangkah, Ruan Shu Yue mengambil kembali semua miliknya yang telah dirampas menggunakan identitas barunya.

Anehnya, Pangeran Xuan - Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar justru muncul seperti variabel baru dalam hidupnya.

Dalam perjalanan itu, dia menyadari bahwa ada seseorang yang selalu merindukannya dan diam-diam membalaskan dendam untuknya.
***
"A Yue, aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Kali ini, aku tidak akan mengalah dan melewatkanmu lagi."

Ruan Shu Yue menatap pemuda sehalus giok yang berdiri penuh ketulusan padanya.

"Aku bukan Shu Yue."

Pemuda itu tersenyum.

"Ya. Kau bukan Shu Yue. Kau adalah Ruan Shu Yu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Epsiode 11: Bantuan yang Tidak Boleh Setengah-Setengah

Saat itu, Pei Yuanjing baru saja selesai mengantre untuk membeli gulali. Saat berbalik, ia tak menemukan keponakannya di tempat semula ia berdiri.

Dia panik, namun hatinya menyuruhnya untuk tetap tenang. Pei Ziyan yang nakal itu pasti sudah memanfaatkan kesempatan saat lengah untuk melarikan diri dan berkeliaran di sekitar sini.

“Dugu Cheng!”

Dugu Cheng muncul di antara kerumunan orang. Tuannya pastilah sedang kesal karena Kaisar Muda yang nakal telah melarikan diri dari pengawasannya.

Untungnya, pasukan pengawal bayangan yang ditugaskan melindungi Kaisar Muda segera melaporkan arah kepergiannya kepadanya.

“Tuanku, Tuan Kecil berlari ke arah utara. Dia sedang bersama seorang gadis saat ini,” ucap Dugu Cheng.

“Gadis? Apakah dia tidak sabar untuk mengambil selir?”

Dugu Cheng menggaruk kepalanya yang jelas-jelas tidak gatal. “Tuanku, gadis itu adalah Nona Keempat Shu.”

Tatapan aneh pun terlontar dari matanya. Pei Yuanjing segera meninggalkan kawasan tersebut, berjalan menuju arah utara sesuai petunjuk Dugu Cheng.

Ketika ia melihat Pei Ziyan sedang berdiri menonton keributan bersama seorang gadis, ia menghela napas lega. Semua kekhawatiran dalam hatinya seketika menghilang.

Kebetulan sekali, pikirnya. Gadis yang sedang bersama keponakannya memang Nona Keempat Shu, Shu Yue. Dalam satu minggu ini, mereka sudah bertemu tiga kali.

Sungguh sebuah kebetulan yang unik. Di sisi lain, Pei Yuanjing bersyukur karena orang yang membawa keponakannya adalah Shu Yue, bukan orang lain. Keponakannya juga, dia terlalu pandai mencari orang.

“Aku sudah berkata agar kau menunggu. Jika kau terus berlarian seperti ini, kelak aku tidak akan membawamu keluar lagi,” ucapnya sembari menghampiri Pei Ziyan dan Shu Yue.

“Paman, mengapa kau begitu cepat kembali?”

"Kau berharap aku tidak kembali?"

"Tidak juga. Kalau Paman tidak kembali, aku tidak bisa pulang."

Shu Yue ikut menoleh. Ia terkejut melihat pemuda bertopeng yang ia temui di kedai gulali berdiri di depannya yang sedang mengomeli anak kecil itu.

Rupanya, paman yang dimaksud adalah pria bertopeng dengan kharisma unik ini. Dia bertemu lagi dengannya. Identitasnya pasti tidak sederhana.

“Xiao Yan, bukankah aku sudah bilang padamu untuk lebih berhati-hati terhadap orang asing?”

“Paman, kakak cantik bukan orang asing.”

Pei Yuanjing mendongak menatap Shu Yue dan menghela napasnya. Bagi Keluarga Shu, Shu Yue bukan orang asing. Tapi bagi Pei Yuanjing dan Pei Ziyan, Shu Yue adalah orang asing.

Ketertarikan aneh yang menariknya setiap kali bertemu dengan gadis itu belum cukup untuk menghilangkan perasaan keasingan, meski terkadang rasanya gadis itu seperti teman lama yang telah menghilang.

“Xiao Yan, karena pamanmu sudah tiba, maka pergilah dengannya,” ucap Shu Yue.

Gadis itu kemudian benar-benar menghampiri keributan dan mendorong si pria gendut sampai bergeser beberapa langkah. Dihampirinya Xiaohe yang mencoba menutupi kepalanya sambil menahan sakit. Seluruh tubuhnya gemetar.

“Jangan takut,” ucapnya lembut.

Xiaohe mendongak, melihat seorang gadis muda menatapnya dengan penuh kekhawatiran.

Hati Shu Yue teriris. Ada goresan berdarah di wajah Xiaohe. Bagian matanya membiru dan pipinya bengkak. Sudut mulutnya juga agak sobek.

Dia sudah dianiaya. Matanya memancarkan keputusasaan, namun lebih tegar dibandingkan Shu Yue sebelumnya.

“Gadis liar dari mana ini? Berani sekali kau mengganggu urusanku!”

Tiba-tiba saja amarah tersulut dalam dalam hati Shu Yue. Dia menarik napas geram, berdiri dan mengambil kayu yang tergeletak di tanah.

Tanpa aba-aba, dia memukul si gendut itu dengan keras beberapa kali sampai tubuhnya rubuh ke tanah dan meringis.

“Gadis sialan, beraninya kau memukul tuan muda ini! Apakah kau tidak tahu siapa aku?”

“Kau hanya anak anjing gemuk tidak berguna yang mengibaskan ekormu kepada orang-orang yang berkuasa. Kenapa? Kau tidak kuat hanya dengan beberapa pukulan?”

Makian yang bagus, pikir Pei Yuanjing. Tak disangka mulut gadis kecil yang biasanya terkunci rapat itu bisa melontarkan makian yang begitu sempurna.

Wajah cantik polos itu kini memancarkan aura membunuh dari kemarahan yang terpendam. Entah ini adalah jiwa keadilan atau memang dia mengenal gadis yang dipukuli itu hingga ingin membelanya.

“Kau! Jalang kecil beraninya kau memaki aku! Tangkap dia!”

Beberapa orang maju untuk menangkap Shu Yue. Tapi, mereka dihentikan oleh sekelompok pengawal yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Kerumunan terbelah, memberi jalan pada sesosok pemuda bertopeng yang berjalan bersama keponakannya.

“Otoritas wakil menteri kepegawaian sungguh besar, sampai membiarkan anaknya berani menyentuh putri Kepala Sensor Kerajaan.”

Si gendut terkejut, menatap gadis yang memukulinya dengan tidak percaya. “Pu-putri Kepala Sensor Kerajaan?”

“Saat kau meremehkan nyawa warga sipil, apakah kau pernah memikirkan akibatnya?” tanya Shu Yue.

Tatapannya masih dipenuhi kemarahan. Apakah jika hanya rakyat biasa atau budak, orang-orang berhak mengatur hidup dan matinya?

“Tapi dia hanya pelayan!”

“Pelayan juga manusia!” bentak Shu Yue. Baru kali ini dia menunjukkan kemarahan setelah dia hidup lagi.

“Hukum Kerajaan Dongyu melarang penggunaan hukuman pribadi terhadap pelayan maupun budak. Apakah kau juga melupakan itu?” tanya Pei Yuanjing.

Si gendut menatap pria bertopeng dengan aneh, lalu membelalak saat melihat lencana yang dipakai di pinggang para pengawal.

Selalu memakai topeng, berucap dengan lantang dan tegas, membawa pengawal, satu-satunya orang yang memenuhi kualifikasi itu di Jingdu ini hanyalah…

Matanya juga menatap anak kecil yang berdiri memperhatikan di samping. Si gendut semakin terkejut. Ini lebih menyeramkan dari melihat hantu.

“Pa-Pa-Ngerr-”

Sebelum bisa mengucapkan kata dengan lengkap, si gendut itu sudah lebih dulu dipukul sampai pingsan oleh Pei Yuanjing. Mulutnya bocor sekali.

Mana mungkin Pei Yuanjing membiarkan si gendut itu membongkar identitasnya dan identitas Pei Ziyan. Mimpi saja.

“Bawa anjing gemuk ini ke Kantor Jingzhao!” seru Pei Yuanjing. Pasukan pengawal kemudian membawanya sesuai perintah.

“Kau menginginkan gadis itu?” tanya Pei Yuanjing kepada Shu Yue.

“Aku ingin mengobatinya. Bisakah pinjamkan beberapa orang untuk memindahkannya ke kediamanku?”

Entah dari mana Shu Yue mendapat keberanian meminta bantuan pada pria bertopeng itu. Hatinya hanya tahu kalau pria ini bukan orang jahat.

Dia bahkan membantunya menghukum si gendut itu. Meminta bantuannya mungkin bukan sesuatu yang mustahil.

“Kau begitu percaya padaku?”

“Tuan, aku yakin kau tidak akan perhitungan dengan orang sepertiku. Kebaikanmu tidak boleh dilakukan setengah-setengah.”

Sudut bibir Pei Yuanjing terangkat. “Kau memang pandai bicara.”

“Paman, pinjamkan orang-orangmu. Bantu kakak cantik menolong gadis itu,” ucap Pei Ziyan.

Pei Yuanjing menyuruh Dugu Cheng membawakan sebuah kereta. Xiaohe diangkat ke dalam kereta. Kerumunan bubar karena tontonan yang menarik sudah berakhir.

Mereka tidak tahu bahwa yang sebenarnya sangat menarik adalah orang-orang yang baru saja terlibat dalam keributan itu.

“Tuan, kau juga ikut naik?” tanya Shu Yue saat ia melihat pria bertopeng itu ikut masuk ke dalam kereta bersama keponakannya.

“Kalau tidak naik, apakah aku harus jalan kaki?”

Benar juga. Kereta ini milik Xiao Yan dan pria bertopeng itu. Shu Yue hanya menumpang dan meminta bantuan. Walau agak tidak nyaman, tidak ada pilihan lain lagi.

Kereta melaju, menuju Kediaman Shu yang sebenarnya sudah lebih dulu dibuat ramai oleh orang-orang di dalamnya.

1
A
simple aja prtanyaannya thor, kapan pelakor ini jadi ubi?
Sun Flower: kapan yaa?
total 1 replies
Biyan Narendra
Belum tau aja Shen Jia,kalo karma sedang berjalan ke arah nya dan Ling Baichen.
Sun Flower: biar senang dulu nanti susah
total 1 replies
Biyan Narendra
Rasaiiiiiin
Emang enak di tampar kenyataan
Dwi Agustina
Definisi tak tau diri tingkat dewa, sdh rebut suaminya, kedudukannya, membunuhnya masih pula ambil hartanya msh sombong bhw bisa hidup kaya tanpa harta peninggalan ny. Ruan eh skrg mau memfitnahnya😡😡😡😡
Sun Flower: nanti dapet balasan
total 1 replies
sahabat pena
knapa ya makhluk yg selalu berpikir pakai logika klo sdh jatuh cinta jd orang yg bodoh? udah gitu jatuh pd pasangan yg salah dan mengorbankan seseorang yg tulus. bikin greget aja 🤣🤣🤣🤣 rasanya pingin di ketok palu itu Kepala nya🤣🤣🤣ayo shu yue balas sakit hati mu💪💪💪💪balikkan kembali nama baik ruan🤣🤣🤣up nya kurang byk kakak ku tersayang 🤣🤣🤣✌✌✌💪💪💪
sahabat pena: wkwkwk🤣🤣
total 4 replies
A
kaisar keciiil aku mendukungmu🥰
Sun Flower: mau jadi makcomblang xiao yan tuh keknya
total 1 replies
A
lagi2 ftonya gamau kebuka thor
Biyan Narendra
Keponakan lucknut
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sun Flower: makcomblang versi mini
total 1 replies
Biyan Narendra
Ada yg tidak terkendali
Biyan Narendra: perasaan
😁😁😁
total 2 replies
sahabat pena
mereka klo jadi pasangan bener2 cocok lah sama sama misterius 🤣🤣🤣🤣 hrs di satukan... biar bisa mengulik rahasia masing-masing. punya ponakan yg mulut nya ember hrs di sumpel pke permen 🤣🤣🤣🤣🤣.
sahabat pena: wkwkwk 🤣🤣🤣
total 2 replies
Dwi Agustina
Dia suka semua nona shu tp yg lenih disukainya y km 🤭
Sun Flower: belum belumm confess
total 1 replies
Tracy Kay Gabriela
mampir thor
Machsunatul Istianah
tambah seru nih👍
Andi Ilma Apriani
crazy up thoorr
Biyan Narendra
MAMPUS
A
belum selesai tontonan nya thorr. lanjuuutt😇
Fransiska Husun
keren banget thor
Dwi Agustina
Dibayar tunaaaaaaai😍👍👍👍
Andi Ilma Apriani
lanjuuuttt thoorrr
Sun Flower: meluncurr
total 1 replies
A
sejauh ini bagus thor. lanjutkan yaaa semangaattt
Sun Flower: selalu semangat otor mah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!