Menikah Dengan Laki Laki Tengil

  Ardiy reflek berdiri mendengar suara melengking Lita yang memergoki mereka sedang pangku pangkuan. Bahkan disana bukan hanya ada Lita, tapi juga ada Ahmad, Andre, Mia dan Sukman.

  Bugh...

"Aduhh". Putri mengaduh merasakan pantatnya yang membentur lantai, karna Ardiy tidak menahan tubuhnya ketika berdiri.

   "Putri astaga ". Lita melotot melihat Putri terududuk di lantai.

  Ardiy juga tidak kalah terkejut, laki laki itu menepuk jidatnya, karna terlalu kaget tadi dia jadi lupa untuk menahan tubuh Putri.

  " Kamu gak papa kan sayang". Lita membantu Putri untuk berdiri sambil mengusap bokong Putri dengan lembut.

   " Gak papa ma, cuma ngilu dikit". Putri meringis merasakan bokongnya yang terasa nyeri.

 " G-gue minta maaf, tadi terlalu kaget". Ardiy menatap Putri dengan rasa bersalah, karna dia benar benar tidak berniat seperti itu.

  Putri mendengus sambil mengalihkan pandangan ke arah lain, perempuan itu merasa sangat kesal karna dari tadi di jahili oleh Ardiy, dan sekarang dengan teganya Ardiy menjatuhkan dirinya di lantai .

   " Sudah sudah, sekarang kalian jelaskan kenapa kalian tadi pangku pangkuan? ". Ahmad akhirnya membuka kembali topik yang tadi sempat terlupakan.

  " Khemn, itu anu pa, kak Ardiy tadi jahil pa" . Putri menjelaskan separuh kejadian, sambil menatap Ardiy dengan sebal.

   " Aduhhh ma, ampun ". Ardiy meringis karna tiba tiba saja Lita menjewer telinganya.

   " Kamu ini ya kebiasaan suka banget jailin orang". Lita memutar telinga Ardiy tanpa perasaan.

  " Ampun ma, iya Ardiy minta maaf". Ucap Ardiy sambil memegang tangan Lita yang ada di telinganya.

  Ahmad, dan Andre tertawa melihat Ardiy di siksa oleh Lita, sedangkan Putri dan kedua orang tuanya meringis melihat telinga Ardiy sudah memerah akibat jeweran Lita.

  " Ma, ampun maa" . Ardiy memelas mencoba membujuk Lita supaya telinganya di lepas, karna demi apapun jeweran Lita benar benar sangat sakit.

  " Gemes mama sama kamu" . Lita menekan jewerannya sehingga membuat Ardiy semakin meringis, namun setelah itu Lita melepaskan telinga Ardiy.

  Ardiy mengusap usap telinganya yang terasa panas, laki laki itu menjauh dari jangkauan Lita sambil cemberut.

   " Bahaya kalo mereka tetap bersama kayak gini". Mia mengutarakan pendapatnya tentang kedekatan Ardiy dan Putri.

  " Iya kamu benar jeng, mereka tidak bisa di biarkan berdua untuk sementara waktu sampai mereka sah " . Ucap Lita menimpali pendapat Mia.

   " Ya sudah tidak papa, bagaimana kalau pernikahan mereka di percepat jadi seminggu lagi, toh juga besok Ardiy sudah keluar dari rumah sakit". Ahmad memberi solusi yang membuat Ardiy dan Putri melotot tidak percaya.

   " PA, maksud papa apa? ". Ardiy menatap Ahmad dengan raut wajah tidak percaya, Menikah seminggu lagi? , ini benar benar di luar ekspetasi Ardiy.

  " Gak ada yang salah kan, setelah itu kalian boleh melakukan apapun tanpa terhalang dosa" . Ahmad berucap dengan enteng tanpa mempertimbangkan persetujuan Ardiy.

   " Kalau mama sih setuju aja". Ucap Lita, perempuan itu malah semakin senang kalau pernikahan Ardiy di majukan, toh beberapa keperluan pernikahan sudah di siapkan tinggal memilih gaun dan juga catering.

   Ardiy menghembuskan napas dengan kasar, laki laki itu memilih kembali ke ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana, sungguh dia sangat malas mendebat kalau sudah seperti ini.

  " Kami ngikut kalian aja deh" . Ucap Sukman, laki laki paruh baya itu tidak mau terlalu banyak berkomentar karna merasa tidak enak dengan Ardiy yang sepertinya keberatan.

  " Ya sudah fiks, seminggu lagi dan selama itu mereka tidak boleh bertemu ". Ucap Lita final, keputusan yang sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi.

   " Ya sudah, kalau gitu kami izin bawa Putri pulang ya". Sukman dan Mia memilih untuk pulang, karna sepertinya Ardiy butuh berbicara empat mata dengan keluarganya.

   " Iya , kalian hati hati ya".

 Mia dan Lita bercipki cipki sebelum berpisah, tidak lupa Lita juga memeluk Putri dengan sayang.

  Setelah itu, Putri berpamitan kepada Ahmad dan juga Andre. Putri ingin berpamitan kepada Ardiy tapi di urungkan ketika melihat laki laki itu menutup kedua matanya menggunakan lengan.

  Putri akhirnya pergi meninggalkan kamar VVIP itu, menyisakan Lita, Ahmad, Andre dan Ardiy.

   " Kamu keberatan dengan keputusan mama Ardiy? ". Lita menatap Ardiy yang hanya diam tidak menjawab, laki laki itu terlalu malas menanggapi sesuatu yang sudah di tetapkan oleh Lita, karna tidak akan ada yang berubah jika bukan Lita sendiri yang merubahnya.

   Andre yang melihat tanggapan Ardiy jadi merasa kasihan, pemuda itu faham keresahan Hati Ardiy yang belum siap berumah tangga.

 Mereka semua terdiam dengan pikiran mereka masing masing. Ardiy dengan otaknya yang berisik memikirkan kehidupan setelah menikah nanti.

   " YUHUUUU, HALLOO EVERBADEHHH, ADIT IS COMING " .

 Semua orang yang sedang sibuk berpikir terlonjok kaget mendengar suara menggelegar Adit yang tiba tiba datang dengan kehebohannya.

  " Adit... astaga kamu ini suka banget teriak teriak ya". Lita bertolak pinggang menatap Adit yang cengengesan di depan pintu.

  " Hehe, maaf ma ". Adit meringis melihat tatapan galak Lita. pemuda itu melipir ke arah Andre yang berdiri di samping ranjang Ardiy.

plak...

 " Sakit bang " . Adit memgusap kepala belakangnya yang baru saja di tampol oleh Andre.

   Andre yang mendengar protes dari Adit hanya memutar malas bola matanya, pemuda itu memilih berjalan ke arah sofa dan duduk di sana bersama kedua orang tuanya.

   Adit yang merasakan suasana sedikit tidak enak jadi bertanya tanya ada kejadian apa sebelum dia datang tadi, namun pemuda itu memilih tidak bertanya dan ikut duduk di sofa.

******

  Sementara itu, Putri kini sudah sampai di rumah bersama Mia dan Sukman, perempuan itu memilih langsung masuk ke dalam kamar.

  " Kayaknya kak Ardiy keberatan deh dengan keputusan mama Lita ". Putri bseguman dengan sedih.

   " Harusnya gue sadar, kak ardiy gak mungkin mau sama gue walaupun dia udah putus sama Rebecca ". Putri menghembuskan napas dengan kasar.

   " Gue gak boleh berharap lebih dengan pernikahan ini, karna mustahil kak Ardiy akan suka sama gue, yang kemarin pasti cuma pelampiasan rasa sakit hatinya aja".

 Putri seketika menitikkan air matanya menyadari kalau sikap Ardiy yang kemarin sampai tadi itu hanya sebuah harapan palsu semata.

 " Gue yang bodoh terlalu cepat mendeskripsikan sikap kak Ardiy " .

Putri mengusap usap dengan kasar bibirnya, seolah olah menyingkirkan bekas ciuman Ardiy dari sana.

  Perempuan itu terus menangis sampai dia tertidur tanpa sadar dan terbangun keesokan harinya dengan mata bengkak.

***

   " Dia sudah boleh pulang, tapi harus tetap rutin minum obat sampai habis".

 Saat ini, Ardiy sudah selesai di periksa dan sudah di bolehkan pulang oleh dokter.

  Setelah dokter pergi, mereka akhirnya bersiap untuk pulang, hanya ada mereka bertiga sekarang karna Adit dan Andre sudah pulang semalam.

  Sepanjang perjalanan pulang Ardiy hanya diam seolah olah tidak ada siapapun yang bersamanya, hal itu membuat Lita dan Ahmad merasa tidak enak kepada Ardiy.