Kecantikan selalu diartikan sebagai keberuntungan
Apa yang terjadi ketika kecantikan yang diberikan oleh Tuhan berakhir sebagai kutukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Kenapa kau senyum-senyum?" tanya pegawai yang berdiri tepat di depan Kirana.
"Tidak" jawab ya lalu menyingkirkan senyum itu dan menunduk.
"Anak baru berani sekali menyukai CEO. Jangan bermimpi!! Pegawai paling cantik, manajer bagian umum saja tidak dilirik oleh Tuan Armand. Dan kau? Hahahaha. Dengan tampilan seperti itu, tidak akan ada yang melirik mu" ejek pegawai itu membuatnya menunduk dan mundur.
Penampilannya, memang sengaja dibuat aneh. Bukan karena dia ingin tampak lain dari yang lain. Tapi dia ingin menyembunyikan wajah dan bentuk tubuh aslinya. Karena percuma saja memiliki wajah cantik kalau dia masih miskin.
Kecantikan yang Kirana miliki memang tidak ada gunanya. Hanya kekuatan fisik dan otaknya saja yang bisa diandalkan untuk menghadapi hidup.
Kirana mundur dan duduk kembali di meja. Dia mengerjakan laporan yang ditumpuk tinggi di meja. Tanpa memiliki kesempatan untuk diperkenalkan ke semua orang termasuk Tuan Armand Riady.
Bahkan setelah bekerja enam bulan, Kirana masih terkurung di mejanya. Laporan yang diberikan untuk diperiksa menjadi semakin banyak. Padahal dia sudah berusaha keras untuk menyelesaikan semuanya.
Sampai pada suatu hari, dia tertidur ketika berdiri di dalam lift. Setelah matanya lelah memeriksa semua angka dalam laporan keuangan.
"Siapa dia?"
"Tidak tahu Tuan. Tapi sepertinya pegawai perusahaan ini. Dia memakai kartu tanda pegawai"
"Kenapa aku tidak pernah melihatnya?"
"Saya juga tidak pernah melihatnya"
"Coba lihat siapa namanya!"
"Tapi terhalang rambutnya"
"Aku akan pegang rambutnya, kau lihat siapa namanya"
"Terlihat, terlihat. Namanya Kirana, bagian keuangan. Kirana Tuan, bagian keuangan"
"Aku mendengarnya!!!"
"Penampilannya aneh sekali untuk orang bagian keuangan. Apa dia pegawai baru? Apa kita perlu membuatnya bangun Tuan?"
"BERISIK!!" teriak Kirana yang terpaksa bangun dari tidurnya.
Matanya terbuka dan melihat dua pria berdiri di hadapannya. Salah satunya berdiri dengan mimik wajah kesal. Dan satu lagi sedang menunduk juga memegang kartu tanda pegawai Kirana.
Setelah Kirana benar-benar terbangun, dia baru sadar yang ada di depannya adalah Tuan Armand Riady dan asistennya.
"Maaf!! Tuan Armand" sapanya sambil membungkukkan badan sembilan puluh derajat.
"Kau pegawai disini?" tanya Tuan Armand. Suaranya sama seperti empat tahun lalu, sedikit serak namun dalam.
"Iya Tuan. Saya pegawai di bagian keuangan"
"Kenapa aku tidak pernah melihatmu?"
"Saya ada di ruangan setiap hari" jelas Kirana.
Kelihatannya Tuan Arman tidak mengenali Kirana lagi. Mau bagaimana lagi, pertemuan pertama mereka sudah terjadi empat tahun yang lalu. Dan lagi pertemuan itu begitu singkat untuk diingat orang sepenting Tuan Armand. Tapi bagi Kirana pertemuan kembali ini adalah sesuatu yang berharga. Dan tak terasa ujung bibirnya naik ke atas.
"Kau!! Apa benar kau pegawai perusahaan ini?" tanya Tuan Armand lalu mundur sampai punggungnya menempel di dinding lift. Kenapa Kirana merasa Tuan Armand takut padanya?
"Iya. Saya benar-benar pegawai di bagian keuangan. Saya sudah bekerja selama enam bulan di perusahaan ini"
"Tidak. Kau pasti berbohong!"
"Tidak Tuan, saya benar-benar pegawai"
Pintu lift terbuka. Tuan Armand dan asistennya segera berlari keluar meninggalkan Kirana. Dia bertanya-tanya kenapa dia orang itu berlari ketakutan? Tidak sadar kalau riasannya mulai luntur dan membuat wajahnya menakutkan.
Keesokan harinya, Kirana tidak diperkenankan masuk ke dalam perusahaan.
"Kenapa? Saya pegawai disini"
"Tapi ada laporan mengatakan Anda bukan pegawai di perusahaan ini!" ujar petugas keamanan.
"Saya memiliki tanda pengenal pegawai perusahaan. Bagaimana bisa saya memiliki ini kalau bukan pegawai perusahaan?"
"Anda mungkin mencuri dari pegawai perusahaan yang asli"
"Tapi saya benar-benar pegawai bagian keuangan perusahaan. Silahkan menghubungi manajer bagian keuangan kalau Anda tidak percaya"
"Manajer bagian keuangan belum datang. Anda sebaiknya menunggu dengan tenang sampai yang melapor juga datang"
"Tapi saya benar-benar pegawai disini!"
Sepertinya percuma saja Kirana menjelaskan. Petugas keamanan itu tetap tidak mempercayainya. Kirana terpaksa diam dan menunggu.
Lalu terkejut karena ternyata yang melapor adalah Tuan Armand Riady. CEO perusahaan ini.
CEO perusahaan ini tidak percaya bahwa Kirana adalah pegawainya. Lalu apa yang dia kerjakan selama enam bulan terakhir?
"Aku tidak peduli, seseorang harus mengkonfirmasi bahwa kau adalah pegawai disini!!" teriak Tuan Armand.
Kirana tidak bisa mengatakan apa-apa. Dia hanya bisa menunduk dan diam.
Tak lama bagian HRD datang karena panggilan Tuan Armand. Dan mengkonfirmasi bahwa Kirana benar pegawai perusahaan yang sudah bekerja selama enam bulan terakhir di bagian keuangan.
Hal itu membuat Tuan Armand kehilangan kata-kata. Dan Kirana, dia tetap diam dan menunduk.
"Kenapa aku tidak mengenalnya? Apa dia memang tidak diperkenalkan pada semua orang ketika diterima enam bulan lalu?" tanya Tuan Armand.
"Manajer bagian keuangan berkata tidak perlu memperkenalkan Kirana pada semua orang. Karena pekerjaan Kirana adalah memeriksa laporan keuangan. Tidak perlu bertemu banyak orang" jawab bagian HRD.
"Apa? Kenapa ada perbedaan seperti itu? Dimanapun dan apapun pekerjaannya, harusnya semua pegawai baru diperkenalkan kepada semua orang!"
"Tapi kata manajer keuangan. Penampilan Kirana tidak ... Memenuhi standar untuk diperkenalkan pada semua orang"
Kirana mengangkat wajah. Penampilannya? Ternyata penampilannya dibuat menjadi alasan untuk tidak diperkenalkan pada pegawai lain. Apa riasannya seburuk itu? Pikir Kirana lalu berusaha mencari bayangannya dimanapun.
"Apa? Aku tidak peduli. Jangan pernah ada kejadian seperti ini lagi!!"
"Baik Tuan"
Kirana akhirnya bisa masuk ke dalam perusahaan. Dia juga kembali bekerja di belakang meja.
Tapi saat manajer keuangan datang, sebuah gebrakan keras di meja membuat Kirana hampir melompat.
BRAKKKK
"Kau!!! Apa yang kau katakan pada Tuan Armand?"
"Saya tidak mengatakan apa-apa" jawab Kirana tidak ingin dituduh.
"Dengar ya!! Kau itu cuma pegawai baru. Berani-beraninya menjelek-jelekkan aku pada Tuan Armand?"
"Sungguh saya tidak bicara apa-apa!"
"Kau!!! Aku akan membuatmu dipecat dari perusahaan ini!" ancam manajer keuangan lalu pergi.
Semua pegawai bagian keuangan menatap Kirana dengan pandangan penuh kekesalan. Padahal Kirana tidak melakukan apa-apa. Kenapa jadi seperti ini?
Kalau dia benar-benar dipecat bagaimana? Padahal hutang biaya kuliahnya masih menumpuk tinggi. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia tidak boleh kehilangan pekerjaan ini. Tidak boleh. Kirana harus melakukan sesuatu. Sesuatu yang memiliki efek langsung.
Mendadak sebuah ide masuk dalam otaknya. Ide yang cukup gila tapi patut untuk dicoba. Mungkin akan berakibat buruk, tapi setidaknya dia berjuang untuk pekerjaannya di perusahaan ini..Karena Kirana tidak mau dipecat.