Rahul adalah Seorang pemuda tingkat kelas bawah, tidak sengaja memperoleh bokor kecil dan mengubah segalanya.
Ia menguasai jalan kultivasi, pengobatan, teknik abadi yang mengguncang langit dan bumi.
Simak jalan ceritanya, lucu, lugu, penuh trik dan intrik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Godaan Pretty.
Bagian 26.
Tubuhnya lembut, aroma samar wangi parfum wanita masuk kedalam hidupnya. Ia langsung panik, cepat cepat melepaskan dan langsung mundur.
"Ahemm....Maaf, ngak sengaja. Sungguh!"
Pretty duduk di tepi ranjang Rahul, wajahnya memerah. Semerah apel.
Dalam hatinya ia geram "Udah dua kalinya ia di permalukan oleh pria ganteng ini!"
Tapi ia tahu, pria itu tidak sengaja. Kejadian barusan bukan kesalahan Rahul, kesalahan ia sendiri.
Iya sendiri memiliki kelemahan jika di sentuh oleh lawan jenis, tubuhnya akan lemas seketika.
Setelah menenangkan diri, ia bergumam pelan.
"Apa yang kamu lakukan beberapa hari belakang ini, aku telepon ngak di angkat, aku SMS ngak di balas, apa sih...."
"Maaf, aku pergi kedesa. Ponselnya aku matiin tau!"
"Kenapa? Apa kamu merindukan aku?" Tanya Rahul dengan nada santai.
"Bukan! Aku butuh bantuanmu"
"Lihat, di wajahku tumbuh jerawat jerawat aneh, sudah kedokter, sudah minum obat. Tapi jerawatnya belum juga hilang. Malah makin banyak, kamu kan ahli pengobatan tradisional obat, bisa bantu ngak?"
Ekpresinya cemas, ia mengambil cuti beberapa hari ngak pergi ke kampus dan ngak keluar luar rumah karena malu.
Bagi dia seorang gadis cantik dan juga sebagai Dewi kampus, jerawat adalah mimpi buruk yang nyata.
Rahul menatap Muka dan leher Pretty yang di penuhi jerawat yang sudah tampa berwarna merah dan langsung tertawa.
Tadinya Rahul berpikir untuk menjebaknya agar bisa menguji salep Pil kecantikan yang telah ia racik barusan.
Tapi sekarang tidak perlu repot lagi, targetnya sudah datang sendiri.
"Dasar bajingan, ketawa pula!" Pretty berseru marah.
"Kamu tau ngak sih? Aku datang karena percaya sama kamu. Tapi kamu malah ngetawain aku!"
"Apa sih! Percaya apa? Kamu itu Cewek Cerewet amat. Mana aku percaya!" Rahul masih tetap menggoda Pretty sambil cekikikan.
Pretty hampir menangis. Beberapa hari ini hidupnya seperti neraka, ia sempat berpikir pergi ke ibu kota untuk pengobatan spesialis.
Tapi entah mengapa, dia selalu teringat Rahul setelah pada malam itu ketika ia di selamat oleh Rahul.
Hatinya diam diam tumbuh rasa aneh yang ia sendiri tidak rasa apa itu, makanya hari ini ia nekat datang langsung.
Melihat wajah sedih Pretty, akhirnya hati Rahul luluh dengan sendirinya. Lalu Rahul berkata.
"Kebetulan kamu beruntung, aku baru saja selesai membuat pil perawatan kulit level tinggi. Namanya adalah Salep Ajaib. Jerawat sepertimu, satu olesan langsung hilang"
"Beneran, jangan pernah membohongi aku?" Tanya Pretty, matanya membesar penuh harap.
"Sejak kapan aku pernah berbohong ke kamu?" Jawab Rahul sambil mengeluarkan dua butir pil dari dalam botol dan berkata.
"Satu di telan dan satu di oles, efeknya sangat cepat!"
"Apa ini, kok hitamnya kayak begini? Jangan jangan ini racun cinta" Kata Pretty menatap pil hitam yang ada di tangannya, ekpresinya curiga.
"Kalau kamu ngak percaya dan menuduhku yang bukan bukan, sini kembalikan. Ngak usah makan!" Rahul pura pura ingin mengambil kembali pilnya.
"Eh, jangan! Aku siap mati kok, kalau ini benar benar racun cinta demi wajah cantikmu"
Pretty tanpa ragu langsung menelan pil itu kedalam mulutnya tanpa ragu.
Rahul geleng gelengkan kepalanya, kalau bukan dia perempuan sudah di tendang keluar sejak tadi.
"Kalau bukan kamu, pil ini sudah ku berikan ke orang yang ku sukai!" Gumam Rahul pelan sambil sambil mengaduk pil dalam cangkir dengan beberapa tetes air.
Halah kamu, matamu itu ngak suci lagi, tapi....
Rasanya enak ngak pahit, ada asam manisnya. Itu pil buatanmu?"
Pretty tampak terkejut dan bertanya.
"Ada lagi ngak?"
"Ini bukan permen, tau. Dasar norak, satu cukup. Sekarang diam! Biar ku oles kewajahmu" Ucap Rahul sambil mengangkat cangkir berisi salep dan bersiap mengoleskan.
"Oh, Mai Munah, Mai Sarah. Aku benar benar jijik banget, kenapa kamu aduk pakai jarimu?"
Pretty memandang jijik saat memandang tindakan Rahul.
Rahul menaruh cangkir di meja dan mendengus kesal.
"Huh....Nona Pretty, ada apa sih dengan kamu. Ngak cukup ya? Kalau begitu aku berhenti ngerawat kamu. Lagi pula, yang jerawatan bukan aku, tapi kamu!"
Ugh...Begitu Rahul menyebut jerawat yang ada di wajahnya, Pretty langsung kehilangan kendali.
Entah kenapa, di depan Rahul, dirinya selalu tidak menarik. Padahal di depan pria pria lain ia adalah Dewi, anggun dan tak tersentuh.
Tapi di depan Rahul dia seperti perempuan biasa, anehnya sikap sinis pemuda itu membuatnya sangat nyaman dan ingin terus selalu dekat dengannya.
"Tapi demi wajah ini, demi awet muda ini! Aku harus tahan" Gumam Pretty di dalam hatinya.
Lalu Pretty memasang senyum manis dan berkata dengan senyum manja.
"Oke deh, jangan marah, ya! Kamu kan profesional, bantu olesin ke aku, ya!" Kata Pretty dengan nada manja.
Suara merdu Pretty membuat pertahanan Rahul runtuh,
"Uh...Ngomong nya enak, yaudah aku bantu kamu deh!" Rahul tak bisa menahan suara manjanya.
Lalu ia mengambil cangkir yang ada di atas meja, lalu mulai mengoleskan lapisan salep kewajah Pretty dengan jari jarinya sangat hati hati.
"Udah...Nanti bilas setelah setengah jam dan lihat sendiri hasilnya!"
"Makasih ya...Kakak Rahul!" Kata Pretty dengan suara lembut dan manja.
"Hmph...Eh, jangan lembut dan manja gitu kayak gitu, sih! Nanti aku sikat Kamu, baru kamu nangis minta nambah lagi" Kata Rahul mencibir.
Ucapan itu justru membuat Pretty tertawa cekikikan.
Meskipun mereka belum lama saling mengenal, Pretty tau bahwa Rahul bukan tipe pria sembarangan. Justru pria itu sangat tradisional di dalam hatinya. Ia tahu batasan, punya prinsip dan tidak akan membuat macam macam.
Karena itulah Pretty sangat percaya pada Rahul dan bisa bisa bicara dan bersikap bebas di hadapannya, tanpa harus berpura pura menjadi wanita sempurna. Ia menyukai perasaan ini, bebas dan apa adanya.
"Hehehe...Cuma omongan doang, anak kecil pun bisa. Ngak pernah praktek. Mau ngapain sih kesini!" Goda Pretty sambil tertawa cekikikan.
Wajah Rahul langsung berubah masam dan berkata.
"Pretty...Aku peringatkan, ya! Jangan goda goda aku terus terusan. Nanti aku ngak tahan, kamu tanggung sendiri akibatnya bisa sampai sembilan bulan!"
"Hahaha...Aku memang sengaja goda kamu!" Kata Pretty dengan nada tawa penuh kemenangan.
Namun tawa itu segera berhenti ketika melihat Rahul berjalan mendekat kearahnya.
"Rahul...Kamu jangan mendekat, aku cuma bercanda!" Serunya dengan nada berubah panik.
"Hehehe...Sekarang tanggung sendiri akibatnya, bercanda kamu telah kelewatan. Apa kamu tidak tau terus terusan menggoda jomblo karatan kayak aku!"
Senyum menyeringai muncul di wajah Rahul saat ia melompat maju kearah Pretty.
Simak terus jalan ceritanya pada episode selanjutnya, makin tambah seru nih. Bersambung ke bagian 27.