Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?
Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Kesempatan Kedua
"Mbak Raina!" Panggil Ashoka yang tersenyum sambil melambaikan tangannya.
Raina yang mendengar suara tak asing di telinganya memanggil, langsung menoleh sambil tersenyum. Ia pun mendekat ke arah gadis yang ia kenal baik. Gadis itu melambaikan tangan dan memintanya untuk kesana.
Arsha yang mendengar adiknya memanggil seseorang pun langsung menoleh. Nama yang masih akrab di telinganya walaupun sudah lama tak ia dengar. Jantungnya pun tiba - tiba berdetak lebih kencang.
Netranya membulat kala ia melihat wanita yang di panggil adiknya mendekat. Ya, itu Raina! Gadis cantik dengan suara merdu yang dulu sempat memporak - porandakan pertahanan hatinya.
Wanita itu, kembali muncul di hadapan Arsha setelah bertahun - tahun ia mengemas nama gadis itu bersama dengan kenangan dan wajah cantik di hatinya.
"Loh, Ashoka. Baru pulang jam segini, Dek?" Tanya Raina.
"Iya, Mbak. Tadi aku ada kegiatan di sekolah. Makanya pulang sore." Jawab Ashoka.
"Ya Allah, basah kuyup gini, Mbak." Kata Ashoka kemudian.
"Iya, di sana yang ada tempat berteduhnya sudah penuh orang, Dek. Cuma di sini yang masih longgar." Jawab Raina.
Keduanya memang tampak akrab karena Ashoka cukup sering ikut Raka dan Gendis ke Pondok.
"Kamu bawa motor sendiri, Dek?" Tanya Raina.
"Enggak, nih sama body guard." Jawab Ashoka sambil menyenggol lengan Arshaka yang sedari tadi hanya diam mematung.
"Mas masih inget sama Mbak Raina, kan?" Tanya Ashoka sambil mengerlingkan matanya, setengah meledek Arsha.
"Iya." Jawab Arsha dengan senyuman canggung.
"Apa kabar, Rai?" Tanya Arsha sambil menatap wajah Raina yang berdiri di samping Ashoka dengan tatapan lembut.
Tak ada yang berubah, wajah wanita itu masih sama. Tetap cantik dan adem saat di lihat. Senyumannya pun tak berubah, masih terasa hangat di hati seperti dulu.
"Alhamdulillah baik, Kak. Ini Kak Arsha kan, ya?" Tanya Raina.
"Iya, aku Arsha." Jawab Arsha.
"Gimana kabarnya, Kak?" Tanya Raina.
"Alhamdulillah, baik." Jawab Arsha.
"Lagi liburan, ya? Kata Ashoka Kak Arsha sama Kak Aksa kerja di Kota?" Raina membuka obrolan santai. Ketiganya pun kini berdiri saling berhadapan satu sama lain.
"Oh, enggak. Sama Romo di minta pulang, buat bantu Romo di sini." Jawab Arsha.
"Jadi udah pindah ke sini? Wih, gak galau lagi dong, anak satu ini." Goda Raina sambil menjawil dagu Ashoka. Ashoka sendiri hanya bisa terkekeh saat Raina menggodanya.
"Memang dia galau?" Tanya Arsha.
"Iya, Kak. Dulu setiap ke Pondok, pasti galau dan bilang kangen Mas - kangen Mas, gitu." Kekeh Raina.
"Sekarang saja udah jarang ke Pondok semenjak masuk SMA. Cuma Gendis aja yang masih rutin ke Pondok." Imbuh Raina kemudian.
Arsha tiba - tiba melepas jaket yang ia pakai kemudian menyampirkan ke tubuh Raina. Raina yang tak siap menerima perlakuan tiba - tiba Arsha itu pun membeku sesaat.
Aroma maskulin namun cukup lembut yang menempel du jaket Arsha, langsung menyapa indra penciuman Raina.
"Masih seperti dulu aroma parfumnya." Batin Raina. Ia masih mengingat aroma parfum yang membelai hidungnya saat ia di bonceng Arsha dulu.
Hujan sore itu, kembali membangkitkan kenangan yang sudah lama tersimpan rapi. Baik itu pada Raina, maupun pada Arsha.
"Eh, pake aja, Kak jaketnya. Aku gak apa - apa." Kata Raina yang berusaha mengembalikan jaket Arsha setelah tersadar dari lamunan sesaatnya.
Dengan cepat, tangan Ashoka menahan jaket yang hendak di lepas Raina itu.
"Jangan di lepas, Mbak, pake aja. Soalnya baju Mbak kan putih, hehehe." Kata Ashoka sambil memberikan kode.
"Oh, iya." Jawab Raina yang mengerti maksud Ashoka. Ia buru - buru membenahi jaket Arsha yang hampir ia lepas.
"Makasih, Kak." Ujar Raina kemudian dengan wajah memerah.
Tentu saja ia menjadi malu karena itu berarti Arsha melihat siluet tubuhnya di balik bajunya yang basah kuyup. Arsha sendiri hanya mengangguk untuk menjawab ucapan terima kasih dari Raina.
"Kamu kerja dimana, Rai?" Tanya Arsha untuk mengusir kecanggungan.
"Aku kerja di kantor Kecamatan, Kak." Jawab Raina.
"Mbak Raina belum lama keterima PNS, Mas. Terus di tempatkan di kantor Kecamatan." Kata Ashoka yang menambahi, sementara Raina hanya bisa menunduk sambil tersenyum.
"Mbak Rai kenapa gak cari kontrakan atau kosan deket kantor Kecamatan aja? Kan lumayan jauh dari Pondok. Lebih jauh loh dari pada ke SMA." Tanya Ashoka.
"Abi belum kasih izin, Dek. Soalnya gak ada teman tinggal bareng. Orang tua Mbak itu Maa Syaa Allah ketatnya kalau masalah izin tinggal. Beliau terlalu khawatir kalau Mbak tinggal sendirian." Kekeh Raina.
"Aku ngerti banget, Mbak. Secara, kita sama - sama anak bungsu terus perempuan satu - satunya juga. Kalo aku, bukan Romo sih yang ketat pengawasan. Tapi ini nih sama yang satunya, yang lebih banyak ngelarang." Cicit Ashoka setengah curhat.
"Buat kebaikan kamu loh, Dek." Sahut Arsha yang merasa tersendir.
"Klasik banget sih, Mas, alasanmu." Sergah Ashoka yang membuat Arsha geleng - geleng kepala.
"Semua itu kan ada alasannya, Dek, dan itu juga pasti buat kebaikan kamu. Jadi ya di maklumin aja kalau Kakak - Kakakmu itu pada khawatir." Nasihat Raina sambil mengusap - usap lengan Ashoka.
"Tuh, dengerin. Semua itu buat kebaikan kamu. Gak mungkin Masmu ini mau melakukan sesuatu yang menyesatkan." Kata Arsha sambil menjawil hidung Adiknya.
"Iya - iya, Mas." Jawab Ashoka.
Raina tersenyum kagum melihat bagaimana kedekatan Ashoka dengan Kakaknya. Kedekatan mereka terasa hangat dan Ashoka beruntung menjadi adik yang sangat di sayangi kedua Kakaknya.
"Udah agak reda hujannya, Mbak duluan ya, Dek. Soalnya ada kegiatan di Pondok yang gak bisa di tinggal." Pamit Raina pada Ashoka.
"Masih gerimis gini, Mbak." Kata Ashoka.
"Gak apa - apa, cuma gerimis kecil." Jawab Raina.
"Makasih jaketnya, Kak. Aku bawa dulu, ya. In Syaa Allah secepatnya aku kembalikan." Ujar Raina yang mendapat anggukan dari Arsha.
"Aku duluan, Assalamualaikum." Pamit Raina sebelum benar - benar beranjak.
"Waalaikumsalam." Jawab Ashoka dan Arsha bersamaan.
"Hati - hati, Rai." Kata Arsha yang di jawab anggukan juga senyuman oleh Raina.
Arsha masih menatap lekat Raina yang mulai melajukan motornya di tengah hujan gerimis. Ia terus menatap gadis itu hingga menghilang dari pandangan.
Ada kehangatan yang menjalar di hatinya ketika bisa kembali bertemu dengan Raina. Seulas senyuman pun kembali muncul dari bibirnya.
"Jantung aman, Bos?" Kekeh Ashoka yang meledek.
"Geser ke paru - paru dikit." Sahut Arsha yang ikut terkekeh.
"Ciyeee CLBK. Cinta Lama Belum Kelar." Ledek Ashoka.
Ia tau kalau Kakaknya itu masih menyimpan perasaan pada gadis yang baru mereka temui tadi. Sedari tadi Ashoka terus memperhatikan Arsha yang menatap Raina dengan tatapan berbeda.
"Lagian juga gak pernah di mulai." Sahut Arsha.
"Makanya di mulai dong, Mas! Jangan sampe lepas kali ini." Kata Ashoka menyemangati.
"Apaan sih kamu, anak kecil." Kekeh Arsha sambil membekap mulut adiknya.
"Aku bukan anak kecil lagi ya, Mas." Ashoka melepaskan bekapan tangan Arsha.
"Tatapan Mas ke Mbak Raina itu udah menjelaskan semua isi hati Mas. Mas tuh kayak lagi teriak, aku cinta kamu, Raina." Kata Ashoka sambil tertawa.
"Sembarangan kamu ini! Dasar sok tau." Sergah Arsha.
"Jangan sampe nyesel kalo Mas ngelepasin lagi kesempatan buat deket sama Mbak Raina. Mas beruntung aja, karena kesempatan ini datengnya dua kali setelah bertahun - tahun. Tapi belum tentu kesempatan yang sama datang lagi kan?" Cicit Ashoka.
Tak menjawab, Arsha hanya tersenyum sambil mengusap kepala adiknya yang kini sudah bisa menasehatinya.
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
kawal sampai halal pokonya mah 😍
sat set git loh,soalnya aku nggak lilo mbk riana diambil org🤭🤭
smoga bisa mncapai halal dan samawa ya
jd greget greget sndiri