NovelToon NovelToon
Doa Kutukan Dari Istriku

Doa Kutukan Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Pelakor / Kutukan / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:46.9k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Vandra tidak menyangka kalau perselingkuhannya dengan Erika diketahui oleh Alya, istrinya.


Luka hati yang dalam dirasakan oleh Alya sampai mengucapakan kata-kata yang tidak pernah keluar dari mulutnya selama ini.


"Doa orang yang terzalimi pasti akan dikabulkan oleh Allah di dunia ini. Cepat atau lambat."


Vandra tidak menyangka kalau doa Alya untuknya sebelum perpisahan itu terkabul satu persatu.


Doa apakah yang diucapkan oleh Alya untuk Vandra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Suasana sore di toko kue Alya perlahan sepi, karena sebelum jam lima biasanya tutup. Para pegawai sudah pulang, menyisakan aroma manis vanilla dan cokelat dari oven yang baru saja dimatikan. Di luar, langit mulai berubah jingga, menandakan waktu senja hampir tiba.

Alya berdiri di depan etalase kaca, merapikan beberapa toples kue sambil merenungi kejadian hari itu. Kedatangan Philip benar-benar membuat pikirannya campur aduk. Ia tidak pernah menyangka pria itu akan kembali ke Indonesia, apalagi datang langsung ke tokonya.

Di masa lalu, Philip adalah sosok yang sangat dihormatinya. Bos yang bijak, perhatian, dan selalu memperlakukan karyawannya dengan adil. Namun, di balik sikap profesionalnya, Alya tahu Philip pernah menaruh rasa lebih. Dulu ia pura-pura tidak tahu, karena mereka berbeda keyakinan.

Kini, Philip datang lagi, membawa perasaan yang seolah belum padam.

"Kakak, aaaa!" Axel menyuapi Vero dan sang kakak pun memakannya.

"Enak ...!" pekik Vero dan Axel sambil tepuk tangan.

Axel duduk manis, asyik makan es krim stroberi. Orang-orang sering bilang kalau karakter Axel mirip Zara dan Amara, aktif dan super cerewet. Berbeda dengan Vero yang kalem dan anteng seperti Vandra dan Alya.

“Bunda, kenapa melamun?” tanya Vero sambil menarik ujung apron ibunya.

Alya tersadar. “Tidak, Kak. Cuma kepikiran pesanan besok saja.”

Vero menaikkan alis, tidak percaya. “Atau kepikiran Mister Philip?”

Alya terbatuk kecil, pura-pura sibuk mengelap meja. “Kamu ini … kenapa ngomong begitu?”

“Karena tadi Bunda senyum-senyum sendiri pas dia bilang mau jadi Papa baru aku,” jawab Vero polos, membuat Alya nyaris tersedak air liur sendiri.

“Astaga, Vero!” seru Alya malu sambil menepuk pelan kepala putrinya. “Dia itu cuma bercanda.”

“Hmm, tapi aku lihat matanya, kayaknya nggak bercanda deh,” celetuk Vero sambil terkikik.

Sebelum Alya sempat membalas, pintu toko terbuka. Ali muncul dengan napas sedikit terengah. “Bunda, ayo siap-siap! Papa udah nunggu di mobil.”

“Makan malamnya jadi?” tanya Alya.

Ali mengangguk cepat. “Iya. Papa mau makan di restoran Kakek Lukman”

Alya sempat berpikir untuk menolak, mengingat hari ini sudah cukup melelahkan. Namun, melihat tatapan antusias kedua anaknya, ia tak tega. Akhirnya ia mengangguk dan mematikan lampu toko.

***

Restoran Pak Lukman malam itu ramai. Lampu-lampu gantung memancarkan cahaya hangat, membuat suasana tampak elegan dan nyaman. Alya masuk bersama Vero dan Ali, mengenakan gamis putih sederhana dan jilbab berwara krem. Ia tidak ingin tampil mencolok.

Namun begitu melangkah masuk, matanya langsung menangkap sosok yang membuat langkahnya terhenti. Di salah satu meja dekat jendela Philip duduk santai, tersenyum lebar sambil melambaikan tangan.

“Jadi, makan malamnya bukan cuma sama Papa?” bisik Alya pada Ali.

Ali menggeleng cepat. “Papa nggak bilang ada Mister Philip,” ujarnya pelan, matanya melirik ke arah Albiruni yang duduk di meja sama.

Alya menarik napas panjang. “Ini pasti akan jadi malam yang panjang.”

Mereka pun duduk. Vero tampak senang karena bisa duduk di antara dua pria yang sama-sama memperhatikannya. Sementara Axel duduk di antara Ali dan Alya.

Suasananya di sana terasa tegang, bagi orang dewasa. Sementara bagi anak-anak terasa menyenangkan.

“Aku yang usulkan tempat ini. Aku dengar ini restoran ayahmu,” ucap Philip tersenyum lebar.

“Terima kasih,” jawab Alya sopan. “Senang bisa bertemu lagi, tapi jujur aku tidak menyangka.”

Albiruni menatap keduanya bergantian, lalu menyandarkan tubuh di kursi. “Aku juga tidak menyangka. Tapi, sepertinya Mister Philip punya banyak alasan untuk kembali ke Indonesia, ya?”

Nada suara Albiruni terdengar datar, namun jelas mengandung makna. Philip hanya tersenyum tipis.

“Alasanku sederhana, Pak Albiruni,” kata Philip. “Aku ingin bertemu orang-orang yang pernah membuatku merasa punya rumah di sini. Dan Alya salah satunya.”

Alya menunduk karena merasa malu. Ali dan Vero saling pandang, seolah sedang menonton drama dewasa yang belum mereka mengerti.

“Wah, jadi Mister Philip ini teman lama Bunda?” tanya Ali polos.

“Teman kantor dulu,” jawab Alya cepat.

“Tepatnya, mantan bawahan yang sangat berbakat,” tambah Philip sambil menatap lembut Alya. “Kalau saja waktu itu kamu tidak berhenti, aku yakin kamu sudah jadi direktur sekarang.”

Alya tersenyum kikuk. “Saya sudah bahagia dengan toko kue saya sekarang.”

Albiruni merasa cemburu. Namun, dia masih bisa menjaga sikap demi Alya. Dia juga bukan orang yang suka kegaduhan.

“Ya, aku tahu,” balas Philip. “Aku datang juga ingin lihat langsung. Kalau boleh, aku ingin berinvestasi.”

Kalimat itu membuat Albiruni mengerutkan dahi. “Berinvestasi?”

Philip mengangguk. “Tentu. Aku ingin Alya punya jaringan distribusi lebih luas. Kue buatannya luar biasa. Aku yakin bisa masuk pasar ekspor kalau dikelola dengan benar.”

Albiruni mengetukkan jarinya ke meja. “Menarik sekali. Tapi kenapa tidak langsung bicara soal bisnis, Mister Philip? Dari tadi pembicaraanmu lebih banyak soal Alya pribadi.”

Philip tersenyum menatap Albiruni, lalu menjawab tenang, “Mungkin karena Alya bukan sekadar rekan bisnis untukku.”

Suasana meja langsung senyap. Alya menelan ludah. Vero memandang bundanya bingung, sementara Ali menatap Philip dengan waspada, seperti seekor anak singa yang ingin melindungi induknya.

“Philip.” Suara Alya akhirnya keluar, lembut tapi tegas. “Aku menghargai niat baikmu. Tapi, aku belum siap untuk membicarakan hal lain di luar urusan bisnis. Aku baru saja memulai kehidupan baru.”

Philip menatapnya lama, lalu mengangguk pelan. “Baik. Aku tidak ingin memaksa. Aku hanya ingin kamu tahu kalau aku datang bukan untuk mengacaukan hidupmu. Aku datang karena aku masih menghargaimu.”

Albiruni berdeham kecil. “Kalau begitu, mari kita makan dulu sebelum makanannya dingin,” katanya datar, tapi sorot matanya tetap mengawasi Philip.

Malam itu berjalan dalam ketegangan yang samar. Philip tetap ramah, sesekali bercanda dengan anak-anak.

Albiruni berusaha tenang, meski di matanya jelas ada kecemasan. Sementara Alya berusaha menjaga batas, menampilkan sikap wajar seolah tidak terjadi apa-apa. Namun di dalam hati, Alya tahu kedatangan Philip bukan sekadar reuni biasa.

Setelah makan malam selesai, mereka keluar dari restoran. Udara malam terasa lembut. Lampu jalan memantulkan cahaya ke mobil-mobil yang terparkir rapi.

“Terima kasih sudah mengizinkanku ikut,” ucap Philip sambil menjabat tangan Alya. “Besok aku akan kirim proposal kerja sama. Tapi jujur, aku lebih berharap bisa bertemu kamu lagi, bukan hanya karena bisnis.”

Alya hanya tersenyum tipis. “Hati-hati di jalan, Philip.”

Pria itu melangkah pergi, meninggalkan aroma parfum kayu yang samar di udara. Begitu mobilnya berlalu, Albiruni menoleh tajam ke arah Alya.

“Kamu yakin nggak ada perasaan lagi sama dia?” tanya Albiruni, nada suaranya terdengar pelan tapi jelas menyimpan rasa tidak tenang.

Alya menghela napas, menatap langit malam. “Yang aku rasakan sekarang cuma syukur, Mas Biru. Aku bersyukur masih punya kesempatan untuk memperbaiki hidup.”

"Bunda jangan marah. Papa sedang cemburu," ucap Ali dan membuat muka kedua orang dewasa itu merah padam karena malu.

"Axel sayang Papa Bilu!" ucap Axel yang berada di gendongan Alya.

"Papa juga sayang Axel dan Bunda," balas Albiruni.

"Jadi, Papa tidak sayang sama kita berdua!" Ali memasang wajah cemberut. Begitu juga dengan Vero.

"Tentu saja papa sayang sama kalian juga," ucap Albiruni buru-buru.

Sehabis masa iddah, Albiruni pernah mengungkapkan keinginannya untuk meminang Alya. Namun, ditolak.

Alya tidak kepikiran untuk menikah lagi. Dia ingin fokus mengurus kedua anaknya dan toko kuenya.

Walaupun begitu, Vero dan Axel selalu bahagia jika bersama Albiruni dan Ali. Sehingga, Alya tidak bisa menjauh dari duda kaya itu. Beruntung Albiruni tahu batasan dan bisa menjaga sikap.

"Vero, apa yang harus kita lakukan sekarang? Mister Philip suka sama Bunda. Bagaimana jika mereka berdua menikah?" tanya Ali berbisik. Dia tidak ingin kehilangan sosok ibu yang menyayanginya.

***

1
Uba Muhammad Al-varo
Erika mungkin masuk lagi ke dunia nya yang dahulu abu2 secara Erika materialistis dan gaya hidupnya yang hedon, kasihan aja kedua orang tuanya.
ken darsihk
Sudah bisa di tebak Vandra Ericka istri mu arah nya kemana
ken darsihk
Vero : Ayah jaga diri aja ya
Jangan bikin aq sedih lagi
Aseli sedih bocah 10 thn bisa bilang seperti itu 🩵🩵
Noor hidayati
erika sudah terbiasa dengan kebebasan,apalagi sekarang pemasukan financial ga ada,kemungkinan dirinya kembali seperti dulu,jadi simpanan orang berduit
Hary Nengsih
vandra saking cintanya y ,,istri y begitu d antepin aja
Susi Akbarini
Rudi mau nerima..
pasti tau kalo Erika mantan simpanan...
😀😀😀❤❤❤
Aditya hp/ bunda Lia
si Erika gak bakalan tobat yang ada makin sesat dia nanti ...
Sunaryati
Sepertinya jadi wanita simpanan lagi, pakai jilbab juga melakukan zina sama kamu Ndra, lebih baik telanjang sekalian
Nar Sih
sekali jdi tukang selingkuh pasti tetep mengulang lgi dan itu blsan untuk mu vandra ,firasat buruk mu pasti akan terjdi
Sunaryati
Pasangan hasil dari selingkuh, kok bangga. Candra tidak malu pada anak-anaknya
Nar Sih
bnr kta sahabat mu alya ,kmu hrus cari bahagia mu juga
partini
tuh lobang mau di Emer lagi benar Baner yah kalau ga sakit ga berhenti
Himna Mohamad
hmmm,,gimana rasanya vandra,,dikhianati
Nar Sih
dendam mu akan membuat mu hancur erika
Ayudya
bahagiakan diri mu Alya dan percantik biar tau tu vandra kalau kamu tu tambah cantik dan bahagia tanpa vandra.🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
juwita
teh santi lp menidurkan burung si vandra. mknya ttep perkasa🤣🤣
🌸Santi Suki🌸: belum dibuat tidur, itu. nanti dulu 😩 ini baru bab 27
total 1 replies
juwita
ko kutukan alya g manjur ya. burung si vandra bisa hidup itu🤣🤣
Hary Nengsih
Albiru
Susi Akbarini
sama Albiruni aja.

seiman..
baik..
sabar..
setia.

❤❤❤😍😙
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
tiara
Akya sudah bahagia dengan hidupnya sekarang tanpa beban,semoga cepat mendapat pengganti Vandra biar aman ada yang melindungi
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!