AKU PELAKORNYA

Keesokannya paginya Nayla terbangun karena suara ponsel nya yang terus-menerus berdering.

"Halo.. Dengan ibu Nayla" tanya seseorang di sebrang sana

"Iya, saya sendiri"

"Kami dari kepolisian mengharapkan kehadiran kehadirannya, Bu. Ini mengenai kasus tabrak lari yang ibu lakukan beberapa hari yang lalu..". ucap seseorang yang baru saja menelpon. Dan ternyata orang dari kepolisian. Sepertinya nyonya Rika bersungguh-sungguh dengan ancaman nya.

"Maksudnya pak, saya dilaporkan karna kasus tabrak lari?..". Terbata Nayla mengucapkan setiap katanya.

"Benar Bu... Kami mengharapkan kerja samanya agar ibu segera datang ke kantor polisi B....."

"Baiklah pak".

"Terima kasih atas kerja samanya, Bu". Ujar pak polisi, sebelum menutup pembicaraan.

"Astaga apa lagi ini"

Nayla tidak mengerti entah apa yang terjadi dengan hidupnya. Ujian bertubi-tubi tiada henti. "Nayla, sekali saja kau perlu bersikap egois.." gumam Nayla dalam hati.

Drrrt... Drrrt.. Drrrt..

"Halo, Bu. Bisakah kita bertemu?". ucap Nayla setelah telfon nya berhasil diangkat. "Ini mengenai kasus yang ibu laporkan ke polisi, dan keinginan ibu".

"aku sudah menunggu dari tadi untuk menelepon. Mari bertemu di kafe xxxx". Jawab ibu Rika senang

Nayla tidak pernah tau ini akan menjadi awal yang baik atau awal menuju akhir hidupnya. Wanita yang merebut kebahagian wanita lain harus siap kehilangan hidupnya..

"Kau harus siap menjadi wanita perebut, nay. Kau harus siap saat orang-orang mulai membenci dan berkata bahwa, kau adalah seorang PELAKOR, Nayla". Kata Nayla pada dirinya sendiri

---

Ditempat berbeda, suasana tegang menyelimuti dua pria yang berbeda usia. Alvaro saat ini sedang berhadapan dengan Ayahnya

"Aku akan mengikuti keinginan ayah dan ibu tentang menjalankan perusahaan. Tapi aku punya 2 syarat". Kata Alvaro langsung ke intinya.

"Kau pikir siapa yang akan menjalankan perusahaan, jika bukan kamu". Jawab ayahnya dengan emosi yang tertahan.

"Ayah bisa menjualnya dan memberikan uangnya ke yayasan sosial ibu".

"Kau...., katakan apa syarat mu?". Ujar ayahnya mencoba bersabar. Ia tau Alvaro pasti akan melakukan apapun yang dikatakan nya.

"Pertama, aku ingin apapun yang akan ku lakukan. Ayah cukup hanya melihat, ataupun mendengar tanpa perlu ikut campur.dan syarat ku yang ke dua Leo harus jadi asisten pribadiku dan itu juga tanpa ikut campur ayah. Leo bekerja untukku, bukan untuk perusahaan" Ucapan Alvaro berhasil membuat suasana didalam ruangan itu lebih baik dari beberapa saat yang lalu.

Pasalnya tuan Dimitri sangat marah dan kesal dengan anaknya ini. Karena sudah berulang kali menolak permintaannya untuk menjalankan perusahaan.

"Apa yang membuatmu berubah pikiran?. Aku tau secinta apa kamu dengan profesi mu sekarang?, kau tak mungkin berubah hanya karena ayah mu ini yang meminta kan! Karena bukan hanya sekali aku memintamu menjalankan perusahaan". Ayahnya menaruh curiga dengan persetujuan tiba-tiba Alvaro

"Apa pun itu, tidak akan merugikan ayah ataupun ibu. Justru akan menguntungkan kalian ber dua". Ucap Alvaro sambil berlalu meninggalkan ruangan begitu saja.

"Dasar anak kurang ajar, kau benar-benar tidak punya sopan santun ya". Kesal tuan Dimitri melihat kelakuan anaknya.

Kau mungkin telah mengetahui, orang seperti apa yang kau nikahi. Aku hanya berharap kau tidak mengambil langka yang salah lagi. Seharusnya dari awal kau harus menuruti semua kata-kata ibumu. Kami hanya bisa berdoa semoga kau menemukan kebahagiaanmu.