NovelToon NovelToon
Cinta Dan Dendam.

Cinta Dan Dendam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesedihan Gracia.

Seusai makan, ponsel Gilang terdengar berdering, pria itu lantas menjauh dari Gra untuk menerima panggilan telepon dari asisten pribadinya.

"Bagaimana?."

"Operasinya berjalan dengan lancar, tuan. Mungkin satu jam ke depan papanya Nona Gracia sudah akan dipindahkan ke ruangan ICU." terdengar suara asisten Tiko di seberang sana melaporkan kondisi ayahnya Gra kepada tuannya.

"Ruang ICU?." Cicit Gilang. Jika dipindahkan ke ruangan ICU itu artinya kondisi ayahnya Gra masih tidak baik-baik saja, setidaknya begitu yang ada dipikiran Gilang saat ini.

"Benar tuan. Menurut penjelasan dokter kondisi papanya Nona Gracia masih kritis dan dokter sendiri belum bisa memastikan kapan akan siuman."

Mendengar laporan dari asisten pribadinya, dari kejauhan Gilang menatap pada Gra yang masih sibuk membereskan meja makan. Tanpa sepengetahuan Gilang, di seberang sana asisten Tiko dibuat bingung dengan sikap tuannya itu. Mengaku sangat membenci Gracia, akan tetapi tindakannya justru berbanding terbalik. Dengan membiayai biaya operasi serta perawatan ayahnya Gra selama dirawat di rumah sakit, bukankah itu berbanding terbalik dengan pengakuannya yang membenci Gracia.

"Pastikan papanya Gra mendapatkan perawatan terbaik selama berada di rumah sakit!."

"Baik, tuan."

"Dan jangan lupa melaksanakan apa yang saya perintahkan pagi tadi!." imbuh Gilang sebelum menyudahi panggilannya.

Setelahnya, Gilang memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan menghampiri Gra yang sedang mencuci piring di dapur.

"Operasi papa kamu berjalan dengan lancar." penyampaian Gilang tersebut berhasil membuat Gra berbalik badan, menghadap pada Gilang.

"Benarkah, tuan?." Gra tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya mendengar berita tersebut. Namun, detik selanjutnya Gra merasa ada yang aneh dengan mimik wajah Gilang.

"Kondisi papa saya baik-baik saja kan, tuan?." tanya Gra, kini wajah gadis itu berubah sendu. Entah mengapa nalurinya mengatakan bahwa saat ini ayahnya sedang tidak baik-baik saja.

"Operasinya memang berjalan dengan lancar akan tetapi saat ini kondisi papa kamu masih koma, dan dokter sendiri belum bisa memastikan kapan papa kamu akan siuman."

Tubuh Gra langsung lemas tak bertenaga mendengar fakta itu. "Papa..." Gra tidak sanggup membendung air matanya.

"Tuan, apa saya boleh mengunjungi papa saya di rumah sakit?." pinta Gra dengan wajah memelas, berharap Gilang masih memiliki sedikit hati nurani dan mengizinkannya mengunjungi ayahnya.

"Boleh, tapi saya yang akan mengantarkan mu ke sana."

Gra mengangguk setuju.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Gra pun berlalu menuju rumah sakit dengan diantarkan oleh Gilang tentunya. Gra berpikir mungkin Gilang khawatir ia akan mengingkari janjinya dan kabur dari pria itu, sehingga Gilang memutuskan mengantarnya menuju rumah sakit.

Sesuai dengan laporan asisten Tiko yang menyampaikan bahwa ayahnya Gra akan dipindahkan ke ruangan ICU, Gilang pun mengajak Gra langsung ke ruang ICU yang berada di lantai dua gedung rumah sakit.

Dari ventilasi kaca yang berbentuk persegi panjang kecil di tengah pintu ruangan, Gra bisa melihat ayahnya sedang terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Sungguh, jika ia tahu setelah menikah lagi ayahnya justru mengalami nasib buruk seperti ini, Gra pasti akan menentang keinginan ayahnya saat meminta izin darinya untuk menikahi ibu tirinya.

Jujur, melihat tangis pilu gadis itu membuat Gilang tak dapat memahami isi hatinya sendiri, ada perasaan aneh di dalam hatinya ketika melihat air mata pilu yang membasahi pipi Gracia. Perasaan tak tega menyelimuti hati Gilang.

Tak lama kemudian, dokter yang menghampiri Gra mengizinkan gadis itu untuk mengunjungi ayahnya, tapi jangan sampai berlama-lama karena seperti itulah aturan bagi pengunjung ruangan ICU.

Gilang yang masih berdiri pada posisinya, menatap Gracia yang kini sudah berada di dalam ruang ICU, gadis itu nampak menggenggam tangan ayahnya. Entah apa yang dikatakan oleh gadis itu di samping sang ayah, Gilang sendiri tidak bisa mendengarnya. Yang terlihat oleh Gilang, Gra masih saja menangis. Sekitar lima belas menit kemudian, Gra pun keluar dari ruangan tersebut.

"Saya sudah memerintahkan pada tim medis untuk merawat papa kamu dengan baik, dan melarang siapapun mengunjunginya, selain kamu." Tutur Gilang.

"Terima kasih banyak atas semua bantuan anda, tuan Gilang." Ucap Gracia tulus dari lubuk hati terdalam, dan Gilang bisa merasakan ketulusan itu.

"Tidak perlu berterima kasih, karena itu tidak gratis. Sesuai dengan perjanjian kita sebelumnya, kau harus mematuhi perintahku." balas Gilang dan Gra mengiyakannya. Biarlah dia menjadi budak Gilang asalkan ayahnya bisa mendapatkan perawatan terbaik.Toh di rumahnya sendiri ibu tirinya memperlakukannya tak lebih baik dari seorang budak.

"Mulai sekarang kau harus tinggal bersamaku!."

Gra yang tadinya menundukkan pandangannya seakan tengah memikirkan nasibnya, sontak saja mengangkat pandangannya, menatap pada Gilang.

"Baik, tuan." Tak ada yang bisa dilakukan oleh Gracia selain mematuhi perintah Gilang.

"Tapi sebelum itu, saya ingin mengambil beberapa barangku di rumah, termasuk pakaian kerjaku, tuan." imbuh Gracia dan Gilang tidak keberatan, justru pria itu kembali mengantarkan Gra menuju kediaman orang tuanya, yang kini ditempati oleh dua makhluk tak tahu diri, Yakni ibu tiri serta saudara tirinya. Bagaimana pun sikap buruk ibu serta saudara tirinya terhadap dirinya, Gra tidak berniat menceritakannya pada Gilang karena itu hanya akan membuatnya terlihat semakin menyedihkan di mata pria itu. Syukur-syukur kalau Gilang merasa iba padanya, bagaimana jika Gilang justru menertawakannya, begitu pikir Gracia.

Kurang lebih tiga puluh menit berkendara akhirnya Gilang menepikan mobilnya di depan gerbang sebuah rumah yang diketahuinya adalah rumah mewah milik orang tua Gracia.

"Masuklah! saya akan menunggu di sini." Kata Gilang.

Gra lantas turun dari mobil Gilang, memasuki gerbang rumah yang kebetulan sedang terbuka lebar, ada bang Udin juga berjaga di pos depan.

"Non Gra." sapa bang Udin.

"Iya bang udin." balas Gra seraya mengulas senyum ramahnya. tak lama kemudian Gra pamit pada bang Udin untuk masuk ke dalam rumah. Baru sampai di depan pintu Gra sudah di sambut dengan pertanyaan pedas ibu tirinya.

"Apa papa kamu itu sudah ma-ti? Dasar aki-aki, taunya hanya merepotkan orang saja."

"Mah...." Terlihat jelas jika Gra tidak suka dengan perkataan ibu tirinya tersebut.

"Kenapa, kamu nggak suka saya ngomong begitu? Itu fakta Gra, papa kamu memang taunya hanya merepotkan saya saja."

Sekarang ayahnya sudah tak berada di rumah itu, lalu untuk apa lagi ia mengalah dengan ibu tirinya itu?

"Sekali lagi mamah bicara buruk tentang papa, maka jangan salahkan Gra jika sampai bertindak tidak sopan pada mamah." Kedua bola mata ibu tirinya langsung membulat dengan sempurna mendengarnya. Pasalnya, baru kali ini Gra berbicara kurang sopan seperti itu kepadanya.

"Sudah berani kurang ajar Kamu sama saya."

"Ini ada apa sih, ribut-ribut?." tanya Yogi yang tiba-tiba muncul dari dalam.

"Ini nih si anak jal-ang, sudah berani berbicara tidak sopan pada mamah." Ibu tirinya mengadukan sikap Gra terhadapnya kepada Yogi.

Yogi yang mendengar aduan ibunya lantas melayangkan tamparan keras ke wajah Gracia. Gilang yang sejak tadi terus mengamati Gra dari kejauhan tentu saja menyaksikan apa yang dilakukan oleh pria yang telah memper-kosa adiknya tersebut terhadap Gracia. Dengan mengepalkan kedua tangannya Gilang turun dari mobilnya, memasuki gerbang dan menghampiri Gracia.

"Ayo pergi dari sini!." Gilang menggenggam tangan Gracia, mengajak gadis itu untuk segera pergi meninggalkan rumah itu. Seakan lupa dengan tujuannya mendatangi rumah itu, Gra pun patuh pada perintah Gilang.

Gilang menghentikan langkahnya sejenak dan kembali menolehkan pandangan pada Yogi dan ibunya.

"Saya harap suatu hari nanti kalian berdua tidak menyesali perbuatan kalian." setelah mengatakan kalimat tersebut Gilang yang masih menggenggam tangan Gra kembali melanjutkan langkah menuju mobilnya.

1
Lia siti marlia
hadehh cari mati c yogi ...main main sama grasia soalnya sekarang bukan grasia yang dulu dia sekarang istrinya coe gilang wardana handoyo 😁
Lia siti marlia
gra gra kamu ngomong ketebak twrus sama gilang yah ...hati hati kamu 😁😁😁
Rina Wati.S
gracia uda mulai ada rasa ya ke gilang.
sehat2 kak, cuacanya lg kyk gini.
Selvia: Aamiin.... semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT.
total 1 replies
Lusi Hariyani
jujur aja gilang jgn smpe gracia slh paham
Lusi Hariyani
lgan km gracia kmn2 g ijin sm suami
Jumi🍉
Nah keluar tempat kaya gitu nambahin masalah maka iya,,,😩Si Gilang bergalak kaya korban kaya laki-laki baik aja sebelum menikahi Gra...👊🤪
Syavira Vira
,💪🙏👍🏻♥️♥️♥️
Syavira Vira
lanjut
Felycia R. Fernandez
jiaaaah memperkosa katanya...
justru itu mau mu Gilang...
😝😆😆😆😆😆
Delvyana Mirza
Sudah mulai meleleh ya mas Gilang
Ami LeoGirl
lajutkn thor up nya semangat 😄😄💪💪
Ami LeoGirl
bisa bikin perhitungan itu nanti gilang sama kariyawanya sudah bikin istriny mabok
Jumi🍉
OG ultah ditempat kaya gitu yang bener aja, berarti ada gak beres sama tuh Winda...Gra juga mau-mau aja masuk kedalam mana sampai minum lagi, gak masuk tempat itu aja kamu dijadikan Gilang nasi bungkus yg pakai berkali-kali baru dinikahi...😩
Felycia R. Fernandez: 😆😆😆😆😆😆
total 4 replies
zheny pudji
lhagian kq y ada² aja OG
acara ultah dclub. bukan berti OG
enggak boleh ngerayain ultah dclub
Syavira Vira
💪👍🏻♥️♥️♥️
Syavira Vira
lanjut
aleena
gilang kau selalu kasar pada Wanita
dulu sama adik tirimu
sekarang kasar terhadap Gracia


terkadang aku ingin kabur saja, jika jadi Gracia sungguh hidup melelahkan
tertekan batin,
bagaimana carannya membawa ayah yg sakit
pergi ke kampung pelosok Bila perlu,,
jika punya uang kabur ke Singapur
kerja sambil again ayah berobat
ya
Jelita S
Gracia kamu tu udah dicintai gilang
Dwi ratna
Anindya
Felycia R. Fernandez
lebih baik kamu bawa ke Singapura mertua mu Gilang,bawa juga istri mu.
jangan sampai Gracia berjumpa dengan Yogi...
Kalau pun Yogi menumbalkan Gracia ke Gilang bagus juga,biar Yogi di hajar Gilang...
makasih udah up banyak hari ini kk othor Selvi 💕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!