Perjodohan berkedok menyambung silaturahmi dengan sahabat Daddy nya membuat Atlas Ferdinand yang sudah berusia matang harus menikahi gadis belia atas permintaan keluarga nya .
" Lala nggak suka sama Om " kata Azila yang baru melihat wajah pria itu saja sudah kelihatan pemarah nya .
" Kau pikir aku menyukaimu?" pertanyaan Atlas yang kalau tidak terpaksa juga tidak mau menikahi bocah ingusan itu.
" Masa Om nggak suka , Lala cantik loh" kata gadis kecil itu dengan centil tersenyum.
" Cantik? bocah ingusan seperti kamu cantik ?" tanya Atlas ulang merasa geli melihat gadis kepedean itu .
" Sembarang bilang Lala bocah ingusan sebulan lagi Lala lulus SMA" katanya tidak terima dikatai bocah ingusan .
" Terserah aku tidak peduli " ketus Atlas memangku kedua tangannya.
" Bagaimana nak apa kalian cocok ?" pertanyaan orang tua mereka begitu datang dan ikut duduk bersama mereka .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
" Dingin " ucap Atlas menarik Lala dan menyalakan shower untuk mengguyur tubuh Lala dengan lebih banyak air dingin.
" Kamu itu benar-benar tidak ada sedikitpun berpikir atas konsekuensi dari apa yang kamu lakukan" Atlas benar-benar marah bahkan daras nya air shower yang membasahi mereka sama sekali tidak membuat Atlas menurunkan nada bicaranya .
" Apa tidak bisa kamu bayangkan bagaimana kalau truk ini melindas kamu" teriak Atlas sampai Lala kaget mendengar kerasnya suara Atlas dikamar mandi .
" Lala melakukan nya dengan penuh perhitungan kok Om" jawab Lala .
" Diam kamu " ucap Atlas tiba-tiba membungkam mulut Lala dengan ciuman yang sangat menuntut .
" Hiks" Lala sudah menangis sesenggukan tapi Atlas belum melepaskan nya .
" Kamu benar-benar harus dihukum " ucap Atlas mematikan air shower agar tidak terus mengguyur tubuh mereka .
Atlas melepas kancing bajunya yang sudah basah kuyup dan melepas pakaian nya dihadapan Lala yang berdiri menggigil kedinginan itu .
" Mandi cepat , kita akan bicara " ucap Atlas memakai handuk lalu keluar dari kamar mandi .
Lala yang sudah menggigil itu melepas bajunya dan mandi dengan cepat .
Hacuehhh.
Lala bersin-bersin keluar kamar mandi dengan wajah yang sudah pucat karena dingin .
" Lala lapar " suara kecil Lala yang baru selesai mengganti baju menyisir rambut nya didepan meja rias.
" Astaga " Lala mengelus perutnya yang berbunyi sementara dia takut makan karena Atlas masih sangat marah padanya .
" Padahal tadi Lala benar-benar mikir yang bawa itu Om Atlas" suara kecil Lala menyisir rambut nya sambil memikirkan semua nya .
" Dan soal masuk kebawah kolong truk itu , karena kepepet aja dan Lala melakukan nya juga penuh perhitungan" Lala jadi semakin takut bertemu Atlas .
" Tapi Lala emang salah , wajar Om Atlas marah " kata Lala setelah berpikir beberapa saat .
Lala berjalan pelan menghampiri Atlas yang duduk disofa dan berdiri menunduk .
" Om boleh nggak Lala,"
" Cukup Lala aku tidak menerima pembelaan karena aku melihat dengan mata kepala ku sendiri " tegas Atlas menatap Lala tajam .
" Lala cuma,"
" Diam " tegas Atlas .
Sebenarnya Lala siap menerima dan menjalani hukuman nya karena memang salah , namun ia ingin makan karena lapar tapi baru juga bicara Atlas sudah menyuruhnya diam .
Tadi Lala cuma makan kepiting bersama Daddy dan Mommy itupun dari pagi Lala tidak ada makan karena terus memikirkan bagaimana bicara pada Mommy .
" Mulai besok kamu tidak boleh lagi mengendari mobil " keputusan mutlak Atlas .
" Te, terus Lala sekolah ba,"
" Mulai besok kamu akan diantar supir " ucap Atlas yang benar-benar tidak ingin mengambil resiko dengan membiarkan Lala menyetir .
" Tapi, "
" Tidak ada tapi-tapian Lala , keputusan ku adalah perintah yang harus kamu patuhi " tegas Atlas melakukan ini demi kebaikan Lala .
" Dan selama 2 hari ini kamu tidak boleh keluar dari kamar ini sekaligus tidak boleh memegang ponsel " ucap Atlas memberikan Lala hukuman agar jera .
" Om tapi," Lala sudah ingin menangis karena lapar .
" Jika menangis aku akan menambah hukuman " tegas Atlas berdiri menatap Lala dengan tatapan dingin .
" Hiks" Lala malah benar-benar menangis sampai tersedu-sedu.
" Aku bilang diam , kamu yang salah kenapa kamu juga yang menangis " kata Atlas dengan kesal .
" Lala, lapar Om " tangis Lala tiba-tiba berlutut memegang sebelah kaki Atlas .
" Lala apa yang kamu lakukan" Atlas langsung mengangkat Lala dan membawanya kemeja makan .
Sungguh hati Atlas serasa tercabik-cabik mendengar Lala menangis sampai berlutut hanya karena lapar .
" Makanlah " ucap Atlas dengan tatapan datar dan cuek , namun diluar semua itu melihat wajah pucat Lala membuatnya merasa sangat bersalah .
Atlas sama sekali tidak memperhatikan itu .
Lala makan dengan cepat sampai perutnya yang sangat lapar menjadi kenyang , namun Lala masih sangat takut untuk sekedar mengajak Atlas makan bersama .
" Masuklah kekamar" ucap Atlas begitu Lala selesai makan .
............
Hampir jam 10 malam Atlas baru masuk kedalam kamar , menatap Lala yang duduk ditengah ranjang memeluk lututnya.
" Tidur " ucap Atlas mengambil ponsel Lala diatas meja , benar-benar menyita nya .
Lala berbaring dengan cepat memunggungi Atlas bahkan menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.
2 jam kemudian.
Lala yang sama sekali tidak tidur menoleh kebelakang dan menatap Atlas yang sudah tertidur cukup lama .
" Om " panggil Lala berbalik menghadap Atlas agar mereka masing berhadapan.
Setelah memastikan Atlas tertidur perlahan Lala masuk kedalam pelukan nya dan memejamkan mata .
Keesokan harinya.
" Jangan pernah melewati batas ini , paham " ucap Atlas yang berdiri didepan penting kamar dan akan berangkat kerja .
" Ba, baik Om " kata Lala yang menunduk itu dengan patuh .
Atlas langsung melangkah pergi untuk berangkat kerja" Om " Lala memegang tangan Atlas .
" Lala bahkan aku baru mengatakan beberapa detik yang lalu jangan melampaui batasan ini tapi kamu sudah melewati nya " ucap Atlas dengan kesal .
" La, Lala cuma mau salam " kata Lala mengambil tangan kanan Atlas lalu bersalam dan kembali masuk kedalam kamar.
" Demi tuhan aku tidak sanggup menghukumnya, tapi istriku itu benar-benar nakal " batin Atlas yang berjalan menuruni tangga.
...........
Lala berdiri didekat pagar balkon menatap Atlas yang masuk ke mobilnya dan perlahan mobilnya menghilang setelah memasuki jalan raya .
" Kayaknya Lala emang nggak pantas buat jadi istri Om Atlas , kita tidak sefrekuensi " kesimpulan Lala .
" Om Atlas adalah pria dewasa yang menyukai hal-hal pasti , sedangkan Lala hanyalah seorang gadis kecil yang bahkan masa remajanya belum habis dan menyukai tantangan " ucap Lala yang kadang merasa pasti Atlas menyesal menikahi nya .
" Om Atlas sangat sempurna bahkan memiliki segalanya, Lala rasa pasti dia akan menemukan yang lebih baik dari Lala " lirih Lala yang merasa dirinya tidak pantas untuk Atlas .
" Lala sangat nakal dan selalu membuat orang-orang disekitar Lala marah " tiba-tiba semua ingatan bahkan perkataan buruk setiap orang padanya berputar dipikiran Lala .
" Lala selalu saja menyusahkan semua orang" tangis Lala menarik rambutnya dengan frustasi.
Sebenarnya sedari dulu Lala bukan nakal namun dia sering melakukan hal-hal buruk hanya agar orang tuanya punya waktu untuknya , walaupun hanya dimarahi setidaknya bagi Lala dia ingin bersama kedua orang tuanya.
Namun sepertinya perlahan hal-hal buruk yang dulunya dia lakukan untuk mencari perhatian lambat raut berubah menjadi kebiasaan yang dikendalikan nalurinya.
Lala kadang melakukan hal-hal itu hanya sebatas spontanitas dalam diri karena nalurinya mendesak untuk menghilangkan rasa penasaran.
" Kak Dafy" tiba-tiba Lala yang terduduk dilantai itu melihat Kakak nya yang sudah tiada berdiri menatapnya dengan senyuman .
" Kakak " Lala sangat senang karena kembali bisa melihat kakaknya yang sangat dia rindukan .
" Kakak jangan pergi , Lala mau ikut " Lala berdiri