NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gosip

Nampak banyak mahasiswa berlalu lalang sambil dari masing-masing mereka membawa peralatan. Seperti ada yang mengangkat kursi, mikrofon, megaphone, dan peralatan lainnya yang tak bisa dijelaskan.

Endria melihat-lihat ke sekitar dengan raut wajah kebingungan. "Ada acara apaan sih?" Gadis itu menebak bahwa kesibukan mereka semua karena ada acara di kampus.

Dania yang selalu berada di sampingnya bisa mengangkat bahu karena ia tak tahu juga. Namun, gadis itu langsung mencegat seorang mahasiswa yang ia tahu merupakan salah satu anggota BEM sedang berjalan berlawanan sambil mengangkat sesuatu seperti spanduk besar yang terlipat rapih.

"Eh, Dim, kalian pada mau buat acara apa?" tanya Dania setelah ia berhasil mencegat pria itu.

"Oh kalian nggak tahu? Atau mereka belum umumin di website kampus, ya?" Bukannya menjawab, Dim malah bertanya balik sambil menggumamkan sesuatu yang tak terlalu jelas di pendengaran. Pria itu malah sibuk sendiri dengan menurunkan spanduk yang sedari dia bawah, lalu mengambil handphone-nya untuk mengecek sesuatu, seakan-akan pria itu lupa kalau di depannya ada Dania dan Endria.

Dania yang sudah tahu atau bahkan semua orang tahu kalau Dim biasa bersikap seperti itu, tak sengaja mengabaikan orang di sekitarnya di saat ada yang bertanya. Gadis itu hanya bisa memutar kedua bola matanya malas, lalu ia menggenggam sebelah tangan Endria untuk ia ajak pergi.

Endria tertawa karena menertawakan sikap Dim tadi. "Hahaha... Gue kira sikapnya tadi cuma rumor, eh, ternyata beneran, hahaha ...." Endria puas sekali tertawa.

"Iya, gue juga salah tadi, udah tau kalau Dim biasa kayak gitu, malah gue tanyain," balas Dania, diakhir gadis itu juga tertawa.

"Kasihan banget, pasti dia sering ditinggalin," katanya Endria malah memikirkan Dim.

Usai puas tertawa, Dania kembali mencegat seseorang. Kali ini diperkirakan mahasiswa normal, tak seperti Dim tadi. "Eh, lo tau nggak? Mereka ini lagi ngadain acara apa?" tanya Dania sok akrab padahal ia sama sekali tak tahu dengan mahasiswa yang kembali berhasil ia cegat.

Mahasiswa itu terlihat bingung, tetapi sesaat kemudian dia pun menjawab. "Lah, gue juga kurang tau sih. Tapi gue dengar-dengar ada tamu kehormatan yang mau seminar gitu di sini, dan katanya semua mahasiswa wajib hadir, ah... Males banget, " jawabnya panjang lebar dengan gerutuan di akhir.

"Lo tau tamunya siapa?" tanya Endria penasaran, karena tak biasanya kampus kedatangan tamu dan semua mahasiswa diharuskan untuk hadir.

"Lah kan tadi gue udah bilang, gue juga kurang tau!" sungut si mahasiswa karena baru sadar bahwa Endria dan Dania sudah membuang banyak waktunya, si mahasiswa pun tanpa berkata-kata lagi pergi dari sana.

"Dih!" cibir Endria. "Emang nggak ada yang normal di kampus ini." Mahasiswanya dan dosennya sama saja.

Dania hanya bisa terkekeh. Ya, kampus ini memang bukan kampus biasa. Di sini mereka dituntut untuk sempurna.

Dalam perjalanan menuju parkiran fakultas mereka, tiba-tiba handphone milik Dania yang dua puluh empat jam tetap aktif, berdenting menandakan notifikasi masuk.

Dari website kampus.

Menyampaikan bahwa ada tamu kehormatan yang akan datang besok, tamunya ialah salah satu donatur tetap kampus ini. Jadi, seluruh mahasiswa wajib hadir di jam sepuluh pagi. Bakalan ada seminar dan informasi penting yang akan diberikan. Jadi diharap untuk tidak melewati acara kali ini.

Setelah membacanya, Dania dengan heboh memukul-mukul pelan baju Endria. Gadis itu menutup mulutnya saking shok-nya.

"Dria, wah gila, setelah hampir empat tahun kuliah di sini, akhirnya gue baru bisa punya kesempatan lihat salah satu donatur tetap kampus ini," kata Dania heboh bahkan gadis itu sempat melompat-lompat saking senangnya.

Ya, bagaimana tidak? Karena dana tak sedikit yang digelontorkan sang donatur, bisa membiayai dirinya untuk kuliah di kampus swasta bergengsi ini.

Tanpa merespon, Endria lebih memilih mengambil handphone milik Dania bertujuan ingin membaca juga pesan yang diterimanya saat ini. Endria pun mengangguk-angguk paham, mengerti kenapa Dania bisa bersikap seperti ini.

"Tapi kenapa mereka nggak langsung nyebut namanya, ya?" tanya Dania penasaran.

Endria mengangguk. "Iya, sok misterius banget."

"Eh, lo udah bicara sama Pak Setya, nggak? Gue belum ada kabar apa-apa nih," kata Endria yang menyinggung tentang janji Dania kemarin bahwa gadis itu ingin membantunya untuk membujuk pak Setya agar proposal skripsinya kunjung untuk di acc.

Tanda warning bermunculan di kepala Dania. Lalu gadis itu pun memilih untuk berpura-pura sedang mengangkat telepon dari seseorang.

"Iya! Halo?! Oh! Oke-oke! Gue segera ke sana!" teriak Dania sibuk.

 Tanpa berkata-kata pada Endria, Dania pun melipir pergi ke arah berlawanan. Endria hanya bisa menganga melihatnya.

Ya, Dania bersikap begitu karena ia belum mengatakan apa pun ke Pak Setya, sebenarnya ia juga tidak berani! Bisa-bisa gantian ia akan dipersulit nanti.

Tin tin!

Suara klakson yang berasal dari mobil sport Lamborghini Aventador milik Gatra menggema di seluruh penjuru parkiran yang tertutup, membuat semua mahasiswa yang kebetulan ada di sana melirik tak terkecuali Endria.

Dan gadis itu pun buru-buru berjalan menghampiri Gatra yang kali ini tak ingin turun dari mobil, sebab itu keinginan Endria yang tak ingin menjadi pusat perhatian. Tapi suara klakson tadi membuat rencananya gagal.

Gatra yang berada di dalam mobil hanya bisa terkekeh saat melihat tingkah lucu Endria yang berjalan menghampiri sambil menyembunyikan wajahnya dengan tas selempang gadis itu.

Lagian kenapa sih? Mereka harus sembunyi-sembunyi? Biasanya juga tak begini? Apakah ini trend baru?

"Ada-ada aja," gumam Gatra sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.

Senyuman belum ia hilangkan dari bibir seksinya.

Endria masuk ke mobil, ia menutup pintu lalu mengarahkan tubuhnya untuk berhadapan dengan Gatra. Lalu ia memukul lengan sang kekasih dengan sekuat tenaga.

"Ih! Kan aku udah bilang kamu tunggu di sini aja," katanya kesal.

"Hmm? Kan aku udah tunggu kamu di sini," balas Gatra bermain-main, sangat suka mengganggu Endria selagi bisa.

Gemes, Endria langsung mencubit pipi tirus milik Gatra. "Ih! Kebiasaan! Nyebelin! Maksud aku tuh kamu harus diam aja, kenapa malah bunyiin klakson tadi?" teriak Endria. "Ya Tuhan, apakah Gatra bisa ditukar tambah?" gumam Endria pelan, tetapi Gatra bisa mendengarnya walaupun samar.

"Eh-eh, kamu bilang apa tadi?" Tadinya ia sudah ingin melaju meninggalkan parkiran, tapi tak jadi karena mendengar perkataan Endria yang tak enak di telinganya.

"Apa? Emangnya aku bilang apa? Kamu nyebelin!" kata Endria ngeles sambil marah. Jurus jitu perempuan ialah, marah duluan.

Gatra menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Lalu meraih tangan Endria untuk ia peluk. "Iya deh, aku minta maaf ya, Sayang?" kata Gatra manja, lebih baik ia menghentikan pertengkaran ringan ini nanti bisa-bisa malah membesar.

Endria hanya menyengir, inilah sifat yang ia sukai dari Gatra, pria di sampingnya ini sangat pengertian dan bersikap dewasa di waktu tertentu, untuknya yang masih bersikap kekanak-kanakan ini.

Setelah melihat mobil milik Gatra berjalan meninggalkan parkiran. Para mahasiswi yang ada sekitar lima orang pun mulai bergosip.

 "Gue baru nyadar tiap Endria dijemput pasti pakai mobil yang beda-beda," katanya menggiring opini yang bisa menjadi gosip ini lebih panas.

"Iya, gue juga nggak yakin yang jemput sopirnya, mana ada sopir pakai mobil sport." Gadis berambut pirang menambahkan.

"Hu! Untung banget abang gue nggak jadi sama dia," tambah gadis berkacamata.

"Palingan di kampus jadi orang baik-baik, di luar malah jadi ani-ani, iyyuhhh...," ujar gadis yang memakai dress sepaha berwarna merah menyala.

"Nah itu! Kalian juga liat kan? Barang-barang Endria mahal-mahal padahal bapaknya cuma jadi gm hotel ecek-ecek," timpal gadis yang keseluruhan barang-barang dipakainya bermerk, tapi ada detail kecil yang berbeda tapi masih bisa dilihat.

"Dasar kalian semua gila! Bilang aja kalo kalian iri sama Endria!" teriak Dania marah, tadi, gadis itu tak benar-benar pergi dari parkiran, ia menunggu di belakang mobil seseorang dan langsung marah saat ada lima orang gadis menggosip yang tidak-tidak.

Dan yang digosipin Endria, anak baik, anak yang selalu ceria yang sangat dikenalinya. Dania mengenal mereka semua, karena mereka satu jurusan.

"Wow, dayangnya datang," kata gadis berkacamata dengan nada remeh.

"Sini kalian biar gue kasih paham!" teriak Dania berjalan menghampiri mereka. Namun, mereka malah langsung bubar dari sana tanpa peduli Dania yang marah-marah.

Sungguh mengerikan, mereka bergosip tanpa bercermin terlebih dahulu.

Bersambung....

Maaf banget, aku nggak bisa daily up, aku sibuk kerja🥲

aku udah lihat kalau book ini udah ada yang baca, please komen tentang book ini😃

Terima kasih.

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!