NovelToon NovelToon
Diikat Utang

Diikat Utang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Penyesalan Suami / Pembantu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Ibu Mertua Kejam / Ibu Tiri
Popularitas:30.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Icha Adeela, anak angkat dari keluarga Raffi Hamzah. Dia diperlakukan tidak adil, dijadikan sebagai penebus utang. Ayah angkatnya mempunyai banyak utang dan keluarga mereka terancam kehilangan rumah dan aset lainnya.

Dalam upaya menyelamatkan keluarga dan ibu angkatnya yang sekarat di rumah sakit, Icha dipaksa menikah dengan orang tua dan cacat.

Ternyata, Icha juga diperlakukan kasar oleh suaminya. Icha berusaha membayar utang agar terbebas dari belenggu suaminya.

Apakah Icha berhasil membebaskan dirinya dari situasi tersebut?

Ikuti jalan ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Zaki Meradang

Putra dengan cepat ke belakang restoran. Putra menemukan tas yang dia berikan kepada Icha. Putra masuk ke dalam restoran mencari Icha. Putra mencari manajer Icha dan memberitahu Icha menghilang.

Manajer dan teman-teman Icha membantu Putra untuk mencari Icha. Mereka berpencar mencari keberadaan Icha di sekitar restoran. Icha benar-benar menghilang. Rekaman CCTV pun luput dari pengawasan.

Terakhir kali teman Icha bilang, ada saudara laki-laki Icha yang mencari karena ibunya Icha sedang sekarat di rumah sakit. Teman Icha memberitahu ruangan karyawan dan saudara Icha menyusul Icha ke sana.

Putra meminta ciri-ciri saudara Icha kepada temannya. Setelah cukup mendapatkan informasi, Putra kembali masuk ke dalam mobil. Putra menaruh tas Icha ke kursi depan. Putra memandangi Fairel yang sedari tadi gelisah.

"Di mana Icha?" Fairel memegang pundak Putra.

"Zaki membawa Icha. Gue tau lu benci Icha. Jangan sakiti Icha!" Putra menepis tangan Fairel.

"Maksud lu?" Fairel mengernyitkan keningnya.

"Apa lu yang nyuruh Zaki menculik Icha?"

"Bukan," jawab Fairel.

"Mana Ichaaaaaa!"

"Sumpah, gue gak tau!"

"AAAAAAAAAA!" Putra memukul keras setir mobilnya.

Fairel terus menghubungi Zaki. Tidak ada jawaban dari Zaki. Fairel mulai terpancing emosi. Fairel juga meyakinkan Putra, hilangnya Icha tidak ada sangkut pautnya dengan Fairel.

Putra melarikan mobilnya sekencang mungkin tanpa tujuan yang jelas. Putra memerintahkan beberapa orang kepercayaannya untuk berpencar mencari keberadaan Icha. Putra menyebar foto dan informasi tentang Icha. Putra bahkan menjanjikan hadiah bagi siapa saja yang menemukan Icha.

...----------------...

Icha merasakan sakit teramat sangat di lengannya yang terikat di belakang kursi. Kakinya juga terikat. Kepalanya tertutup kain. Dari balik kain hitam itu, Icha bisa melihat seseorang berdiri di depannya. Icha hanya bisa melihat bagian dadanya.

Orang yang berdiri di depannya dengan kasar meninju pelipis kanan Icha. Icha terjatuh dalam keadaan masih terikat, dengan posisi tubuh sebelah kanannya menyatu dengan lantai. Kening Icha sebelah kanan meneteskan darah segar.

Orang itu juga dengan kuat menendang kaki Icha. Icha berteriak kesakitan. Orang itu dengan cepat menarik penutup kepala Icha. Kepala Icha kembali terbentur lantai. Icha mengerjap memperjelas pandangannya.

Icha berada di dalam sebuah rumah yang tertata rapi. Icha memberanikan diri melihat orang yang baru saja menyakitinya.

"Pak Zaki," ucap Icha.

Zaki berjongkok di hadapan Icha sambil mencengkram kuat rahang Icha. Zaki kembali melayangkan tamparannya ke wajah Icha.

PLAK!

PLAK!

"Pak Zaki! Apa salah saya!" Icha menahan sakit yang menjalar dari pipi sampai kepalanya.

"Kamu telah membully adikku. Karena kamu, dia mengalami trauma berat!"

"Saya tidak pernah membully. Saya korban bully," jawab Icha.

Zaki bangkit dan sekuat tenaga menendang kursi kayu di mana Icha terikat. Kursi kayu itu patah. Icha menjerit kesakitan. Seluruh tubuhnya terasa retak. Icha meringkuk di atas lantai.

"Apa kamu ingat Maira?" Zaki menarik rambut Icha.

"Maira, aaaaggghhh! Si ... siapa?" Icha menengadah.

"Orang yang selama ini kamu bully!" Zaki melepaskan tangannya dan berdiri di depan Icha.

"Maaf, saya tidak ingat," Icha meneteskan air mata.

Zaki berbalik dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam sebuah kamar. Zaki kemudian kembali dengan membawa seorang gadis yang duduk di atas kursi roda.

"Lihat dia! Karena perbuatanmu, dia seperti ini. Dia takut bertemu dengan orang-orang!"

Icha berusaha menyingkirkan tetesan darah yang jatuh di atas mata dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Icha memperhatikan gadis itu. Tatapan matanya kosong, nyaris tidak ada ekspresi. Hanya diam seolah jenuh dan tidak ada semangat untuk hidup.

Icha terus memperhatikan. Wajah gadis itu sangat familiar. Icha berusaha untuk mengingat. Icha yakin pernah melihatnya di suatu tempat.

Kepingan-kepingan ingatan satu persatu mulai tersusun di memori Icha. Icha membulatkan matanya. Icha kenal siapa dia.

"Maira, Maira. Ini aku Icha. Maira, Maira!" Panggil Icha.

Zaki mendorong kursi roda Maira mendekat ke arah Icha.

"Apa sekarang kamu mengakui perbuatanmu!" Teriak Zaki.

"Maaf, saya tidak pernah menyakiti Maira. Justru saya yang menolong Maira waktu itu," sahut Icha.

Zaki membangunkan Icha. Masih dalam keadaan terikat, Zaki memaksa Icha untuk berlutut di hadapan Maira. Zaki ingin Icha meminta maaf kepada Maira.

"Maira, maafin aku. Maira kamu harus sadar. Tolong aku. Maira, kamu harus sadar. Kamu harus jelasin semuanya kepada Pak Zaki biar tidak terjadi kesalahpahaman. Mairaaaaaaa!" Icha berteriak di depan wajah Maira.

Maira mulai merespon. Maira memperhatikan wajah Icha yang berlumuran darah. Maira melihat Zaki yang terus memukuli Icha tanpa henti. Maira kembali teringat saat dia di sekolah disekap di dalam gudang sekolah.

Maira berteriak meminta pertolongan. Banyak mata yang menyaksikan itu semua tapi tidak ada yang berani menolongnya. Saat itu hanya ada seorang gadis yang menolongnya. Dia adalah Icha. Maira ingat betul dia bernama Icha. Karena sejak Icha menyelamatkannya, Icha menjadi korban bullyan berikutnya.

Maira berdiri dan menghampiri Icha yang lemas penuh darah meringkuk di atas lantai. Maira meminta Zaki berhenti memukuli Icha. Zaki yang masih emosi tidak menghiraukan Maira. Yang ada di dalam pikirannya saat itu membalas dendam dan menghabisi Icha.

"Berhenti Kak! Jangan sakiti Kak Icha!" Maira memeluk Icha dan melindunginya.

"Maira! Dia sudah jahat sama kamu! Orang seperti dia tidak pantas hidup!"

"Kak Icha yang selama ini membantuku. Bukan dia pelakunya. Jika Kak Zaki ingin membalas dendam, datang saja ke rumahnya Kak Icha. Alula yang selama ini membullyku!"

"Apa? Alula? Jadi pelakunya Alula? Bukan Icha?" tubuh Zaki merosot ke lantai.

Maira yang sepenuhnya sadar dan kembali seperti semula meminta Zaki membantu mengangkat Icha yang pingsan ke dalam kamarnya. Maira juga meminta Zaki menelpon Dokter keluarga mereka.

Maira takut membawa Icha ke rumah sakit. Maira takut, Zaki akan dilaporkan ke kantor polisi karena kasus penganiayaan. Maira berharap Icha mau berdamai dan memaafkan kesalahpahaman Zaki.

Dokter telah memeriksa kondisi Icha. Keadaan Icha jauh dari kata baik. Icha banyak mendapatkan pukulan dan hantaman. Tubuhnya tidak sanggup menerima. Icha juga mengalami syok berat. Untuk sementara waktu Icha harus banyak istirahat.

Dokter juga memberikan resep obat untuk Icha. Dokter berpamitan. Zaki dan Maira mengantar Dokter sampai ke depan pintu.

Zaki dengan lesu dan penuh penyesalan duduk di ruang tamu. Zaki tidak henti-hentinya menyesali perbuatannya. Zaki mengaktifkan ponselnya. Zaki melihat ratusan kali panggilan dari Fairel.

Zaki harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Zaki menghubungi Fairel dan mengirimkan lokasi tempat tinggalnya. Zaki secara jantan akan menerima konsekuensi atas perbuatannya.

Zaki masuk ke dalam kamar Maira. Di sana Icha dengan lemah terbaring di atas tempat tidur dengan selang infus di tangan. Kepalanya terbalut perban. Kaki dan tangannya penuh dengan luka lebam.

Maira menceritakan semuanya kepada Zaki. Kalung yang diberikan Zaki waktu dulu diambil paksa oleh Alula karena Alula sangat menyukainya. Sebagai gantinya, Icha memberikan sebuah kalung dengan liontin giok hijau kepada Maira.

Maira mengambil kalung berliontin hijau di dalam laci nakasnya dan menunjukkannya kepada Zaki.

"Oh tidak, jadi yang selama ini Kak Zaki cari adalah Icha!" Zaki memandangi Icha.

Dari depan terdengar pintu rumah digedor. Zaki meminta Maira menjaga Icha. Zaki sedikit berlari membukakan pintu untuk tamunya. Dan tanpa Zaki sadari sebuah pukulan mendarat di rahangnya.

BUGH!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
Ihhhh ne org 👊👊👊👊👊
Nashira
Ngebet banget jadi istri Fairel, siapa lu 🤣🤣🤣🤣
Alesha
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Queen
Baru calon istri, Icha istri sah
Fang
Lu Sofia yg keluar 😅
Queen
Bahaya ternyata insomnia
Fang
tukang gosip, mulut ghibah, mantap ,😃😄😅
Queen
tukang gossip 🤣
Fang
Fairel ini beneran jatuh cinta atau cuman merasa bersalah ?
Queen
Emang beneran jatuh cinta si Fairel? Apa karena merasa bersalah trus gimanan? Jadi bingung
Queen
Waduh 😄
Fang
Jgn percaya Cha. Dia kejam, jahat, cari org lain az.
Queen
Lho?????
Queen
Ternyata kartu pelajar Icha gak hilang. Jadi jaminan utang.
Queen
What? Vahira yg tabrak Fairel 😱
Na!
Ih, gak adil banyak
Na!
Apa yg terjadi?
Aila
Kok dilepas sih. Cinta boleh, tp dia bikin lu lumpuh
Aila
Seharusnya balas dendam ke Vahira. Fairel gak adil. Icha jadi korban balas dendam yg salah
Aila
Oh, pelakunya Vahira 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!