Serra gadis 24 tahun harus menerima takdirnya menikah dengan seorang pria yang bernama Damar. Tetapi tidak pernah di anggap sebagai istri. Tinggal bersama mertua dan juga adik ipar yang ternyata selama pernikahan Serra hanya dimanfaatkan untuk menjadi pelayan di rumah itu.
Hatinya semakin hancur mengetahui perselingkuhan suaminya dengan sepupu sang suami yang juga tinggal di rumah yang sama dengannya. Segala usaha telah dia lakukan agar keluarga suaminya bisa berpihak kepadanya. Tetapi di saat membongkar hubungan itu dan justru dia yang disalahkan.
Serra merasa sudah cukup dengan semua penderitaan yang dia dapatkan selama pernikahan, Akhirnya memutuskan untuk membalas secara impas semuanya dengan menggunakan Askara paman dari suaminya yang bersedia membantunya memberi pelajaran kepada orang-orang yang hanya memanfaatkannya.
Jangan lupa untuk terus baca dari bab 1 sampai akhir agar mengetahui ceritanya.
follow ainuncefeniss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Malah Di Salahkan.
"Maksud kamu apa?" tanya Niken.
"Ma. Maya bukan hanya sebagai sekretaris, mereka berdua memang benar-benar memiliki hubungan lain," jawab Serra.
"Serra cukup! kamu jangan membuat kepala saya tambah sakit," sahut Niken dengan jarinya bergerak yang bahkan memijat kepalanya.
"Saya seharian mengurus butik dan pulang-pulang kamu hanya ingin membicarakan hal yang tidak masuk akal seperti ini hah! Kamu itu sebagai istri terlalu curigaan. Bukankah kamu tau sendiri bahwa Maya dan Damar sepupu dan kebetulan mereka sebagai rekan kerja juga. Kamu sangat berlebihan sekali jika beranggapan hal negatif tentang mereka!" tegas Niken.
"Tapi yang Serra lihat bukan hal yang biasa. Bukankah wajar jika Serra memiliki rasa curiga kepada suami Serra sendiri. Serra bicara berdasarkan fakta dan ingin Mama tegas pada Mas Damar untuk tidak dekat pada Maya," ucap Serra sedikit lancang berbicara yang benar-benar meminta keadilan atas pernikahannya.
"Apa maksud kamu?" tiba-tiba saja suara yang sejak tadi namanya disebutkan membuat Serra menoleh dan ternyata Damar dan Maya sudah kembali yang dapat dipastikan mereka berdua mendengar apa yang dikatakan Serra.
"Kamu barusan mengatakan apa? Kamu menyuruh Mama untuk membatasi pertemuanku dengan Maya?" tanya Damar yang sudah berada di dekat Serra begitu juga dengan Maya yang menghela nafas mendengar perkataan Serra.
"Memang hubungan Mas dan Maya sangat tidak wajar. Apa salah jika Serra meminta kalian berdua untuk menjaga jarak," jawab Serra dengan keberanian penuh.
"Serra. Maya bukan hanya sekedar sepupu dan tinggal di rumah ini sebagai keluarga, tapi juga membantuku urusan pekerjaan yang kamu sendiri tidak bisa melakukannya. Jangan berani-beraninya kamu membatasiku harus dekat dengan siapa dan apalagi seperti apa yang barusan saja aku dengarkan yang keluar dari mulutmu itu. Kau tidak punya hak untuk mengatakan hal seperti itu!" tegas Damar yang jelas-jelas membela Maya yang mengabaikan semua keluhan istrinya.
"Hubungan kalian berdua bukan hanya sekedar sepupu. Kalian memiliki hubungan lain di belakangku!" tegas Serra sudah berdiri dari tempat duduknya secara lancang membicarakan hal itu.
"Jangan asal menuduh kamu. Kamu itu hanya di rumah terus dan tiba-tiba memiliki rasa curiga kepada suami. Kamu pikir aku tidak bisa mendapatkan laki-laki lain hah selain suamimu. Kau sebaiknya gunakan otak dan apa mungkin hal itu terjadi," sahut Maya mencari pembelaan sendiri.
"Aku tidak menuduh dan kamu katakan saja dengan jujur, bahwa kamu memang menggoda suamiku!" tegas Serra dengan menunjuk tepat di wajah Maya.
"Apaan sih kamu!" Damar secara terang-terangan melindungi Maya yang bahkan menepis jari Serra.
"Kamu jangan sembarangan menuduh. Kamu tidak tahu apa-apa tentang pekerjaan, aku juga tidak harus menjelaskan semua kepadamu. Kami keluar karena rekan kerja dan memiliki waktu yang banyak untuk pekerjaan!" tegas Damar menekan suaranya yang membuat Maya tersenyum miring mendapatkan pembelaan.
"Sudah-sudah hentikan semua ini! Serra saya itu sudah capek dengan kamu yang terus membahas hal yang tidak masuk akal. Kemarin malam kamu membuat keributan tentang Maya dan Damar sekarang juga kamu memiliki pikiran negatif terhadap suami kamu. Apa yang kamu pikirkan akan menghancurkan rumah tangga kamu sendiri, ini rasa curiga kepada suami kamu!" tegas Niken yang tidak memihak sama sekali kepada Serra.
"Serra berbicara bukan asal berbicara, Serra berbicara berdasarkan bukti dan apa yang Serra lihat adalah yang sebenarnya!" tegas Serra.
"Serra jika kamu mencurigai hubungan Maya dan Damar ada hubungan sesuatu dan kamu merasa dikhianati dalam pernikahan kamu dan kamu memiliki bukti. Maka tunjukkan saja buktinya untuk memperjelas semua ini," sahut Bram yang memberi kesempatan.
Serra menganggukan kepala dengan tangannya bergetar mengambil ponselnya dan langsung meletakkan di atas meja. Serra memperlihatkan layar ponsel yang mana tepat sekali Damar dan Maya berciuman yang membuat Bram kaget dan itu juga dengan Niken yang langsung melihat kedua orang tersebut.
Damar dan Maya juga saling melihat yang tidak percaya jika Serra memiliki bukti itu secara langsung.
"Apa-apaan ini Damar, Maya. Apa benar yang dikatakan Serra?" tanya Bram melihat ke arah dua orang tersebut yang sedikit panik.
"Tidak Om. Itu sama sekali tidak benar dan hanya diambil dari sisi lain yang hasilnya terlihat kami seakan-akan melakukan hal itu. Saya berani bersumpah benar-benar tidak memiliki hubungan apapun dengan Damar. Damar mencoba meniup mata saya yang kelilipan, entahlah bagaimana ceritanya bisa foto itu diambil dengan cara seperti itu," Maya membantah semua kenyataan yang sudah diberi Serra.
"Aku tidak buta dan apa yang aku lihat lebih dari ini," sahut Serra dengan penuh keyakinan
"Serra aku tahu kamu tidak menyukaiku di rumah ini. Tapi bukan berarti kamu menikah dengan Damar dan kamu bisa memutus hubunganku dengan keluarga ini. Kenapa kamu jahat sekali kepadaku yang setiap hari menatapku dengan sinis dan sekarang menuduhku seperti ini,"
"Aku hanya mencoba membantu Damar di Perusahaan. Karena kamu sebagai istri tidak bisa diandalkan dan sekarang kamu membalasku dengan menuduhku seperti ini, mengikuti kami secara diam-diam hanya untuk mendapatkan bukti murahan seperti itu!" tegas Maya cari pembelaan dengan wajahnya yang sedih.
"Aku sama sekali tidak punya rencana untuk mengikuti kalian dan apa yang aku lihat di depan mataku juga secara tidak sengaja dan inilah kenyataannya!" tegas Serra.
"Sudah hentikan!" bentak Damar.
"Aku bilang cukup dengan semua drama murahan kamu ini. Aku sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Maya. Aku berharap Mama dan Papa tidak percaya dengan semua perkataannya. Dia ini wanita kampung yang mengarang semua cerita, dia melakukan semua ini karena membenci Maya. Jadi aku ingatkan sekali lagi kepadamu untuk tidak berani mengikutiku dan mengambil gambar murahan seperti ini!" tegas Damar.
"Tapi Mas...!"
"Aku bilang cukup!" bentak Damar yang tidak memberikan kesempatan apapun kepada istrinya.
"Sudahlah Serra kamu dengarkan saja apa kata suami kamu dan kamu harus memberikan kepercayaan penuh kepada suami kamu. Di dalam pernikahan yang menjadi utuh itu adalah kepercayaan dari istri dan bukan rasa curiga. Seharusnya belajar dari rumah tangga saya yang mana saya memberikan kepercayaan penuh kepada suami saya dan lihatlah pernikahan kami awet,"
"Hanya salah paham saja kamu sudah membesar-besarkan dan sekali lagi kamu harus tahu jika mereka berdua sepupu dan tidak mungkin ada hubungan apapun!" tegas Niken yang tidak membela Serra sama sekali dan justru menyalahkan dirinya.
"Aku tadi benar-benar lelah bekerja dan ternyata hanya ini yang dibahas, entah kapan kamu dewasanya," ucap Niken menghela nafas yang berdiri dari tempat duduknya yang langsung meninggalkan ruang tamu.
"Serra kamu bisa membicarakan baik-baik semua ini dengan suami kamu. Damar kamu bisa bicara baik-baik pada istri kamu dan ambillah keputusan yang terbaik untuk menjaga perasaan istri kamu dan kurangi apa yang berlebihan," ucap Bram mencoba menasehati putranya dan terlihat dari reaksi Damar tidak ada niat sama sekali untuk melakukan hal itu.
"Papa percaya jika ke depannya kamu akan terbiasa dengan hal ini dan tidak akan curiga kepada suami kamu lagi," ucap Bram yang juga akhirnya menyusul istrinya meninggalkan ruang tamu.
"Kenapa Mama dan Papa percaya kepadaku yang padahal aku sedang memberikan bukti yang sangat jelas bahwa mereka berdua memang memiliki hubungan spesial di belakangku," batin Serra cukup kecewa kepada mertuanya itu.
Bersambung....