NovelToon NovelToon
SYSTEM TUKANG OJEK PART II

SYSTEM TUKANG OJEK PART II

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Romansa Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alijapul

Kisah Iyan yang terpuruk karena ayahnya pergi dan meninggalkan banyak hutang,sedangkan Iyan masih SMA,iya pun menjadi tukang ojek untuk membayar hutang tersebut.iyan menemukan system tukang ojek tanpa sengaja bagaimana kisah selanjutnya silahkan dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alijapul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Memberi Nama Sytem Tukang Ojek "Nuxee" dan Kejutan Besar

Hari baru dimulai, dan Iyan sudah bersiap-siap untuk menjalani rutinitasnya untuk bersekolah. Namun, kali ini dia merenung sambil duduk di teras memikirkan sebuah nama untuk sistemnya,Iyan memikirkan nama yang keren untuk sistemnya.Setelah lama berfikir akhirnya Iyan menemukan nama yang cocok yaitu "Nuxee",Iyan pun bertanya kepada sistem bagaimana dengan nama yang diberikannya?Sistem menjawab dalam pikiran,terima kasih Iyan sudah memberi aku nama, Iyan merasa lebih bersemangat karena kini dia punya "Nuxee," sistem yang membantunya. Biasanya, dia akan merasa sedikit cemas saat memikirkan hutang-hutangnya, tetapi kini, dia percaya diri dengan bantuan Nuxee.

“Oi, Nuxee! Apa misi kita hari ini?” tanya Iyan sebelum berangkat ke sekolah.

“Saya rasa kita perlu fokus pada peningkatan pendapatan! Mari kita cari penumpang lebih banyak hari ini! Ingat, setiap penumpang adalah peluang!” jawab Nuxee dalam pikiran Iyan, suaranya tenang dan penuh semangat.

“Betul! Jadi, kita tidak boleh kalah dari ojek-ojek lainnya! Kita harus jadi yang paling menarik!” Iyan mengangguk, bertekad untuk tampil beda.

Di sekolah, Iyan bertemu dengan teman-temannya: Udin, Encep, Mira, Sari, dan Joko. Mereka sedang asyik mengobrol dan menikmati waktu istirahat.

“Eh, Iyan! Kamu lagi ngojek ya? Sudah dapet penumpang belum?” tanya Joko sambil menyenggol bahu Iyan.

“Iya! Barusan ada pelanggan yang ngajak ngobrol panjang! Gila, saya kayak jadi terapis!” jawab Iyan sambil tertawa. “Nanti bisa jadi layanan tambahan, ‘Ojek Terapi’!”

“Yah, boleh juga! Kita bisa bikin promo ‘Berkendara sambil Bercerita’,” Udin menyahut, membuat teman-temannya tergelak.

“Eh, siapa yang mau jadi ‘penangkap cinta’ bagi penumpang? Bisa jadi mak comblang pengantar cinta!” Encep menimpali.

Mira tersenyum geli, “Tapi jangan sampai kliennya curhat tentang mantan terus, nanti kita bisa terjebak dalam drama!”

Di tengah obrolan dan tawa, Iyan merasa bersemangat, lalu tiba-tiba teringat misi dari Nuxee. “Eh, teman-teman! Kalau kita bisa dagang makanan di pangkal ojek, bisa menarik penumpang lebih banyak, kan?”

“Bisa jadi! Jadi, kamu berfungsi sebagai ojek, sekaligus restoran jalanan?” Sari menjawab.

“Benar! Kita bisa tawarin menu sambil nunggu penumpang! ‘Ojek Snack’!” Iyan menjawab penuh semangat. “Nuxee, itu ide bagus!”

“Kalau gitu, kita adakan rapat kecil di kebun sana? Kita bisa mencari ide lebih banyak!” Joko menyarankan.

Tanpa perlu menunggu lama, mereka bergerak ke kebun yang telah mereka rawat sebelumnya. Iyan merasakan kegembiraan saat melihat teman-temannya bersemangat menyiapkan segala sesuatunya. “Jadi, siapa yang mau jadi koki?”

“Kalau soal masak, aku jagonya! Gak jamin rasanya, tapi killing it! Kadang enak kadang engga makanannya” Udin berkomentar sambil mengacungkan tangan.

“Baiklah, kalau gitu Udin jadi koki di dapur mini kita!” Iyan tertawa. “Dan kita semua jadi asisten!”

Malam itu, mereka memasak berbagai camilan sederhana, mulai dari gorengan hingga es buah. Saat semuanya mulai terlihat siap, Iyan kembali berbicara dengan Nuxee. “Nuxee, apakah ini bisa jadi langkah besar kita?”

“Tentu! Setiap langkah adalah bagian dari strategi! Mari kita pasarkan di sekolah besok!” Nuxee menjawab mengingatkan semangatnya.

Keesokan harinya, mereka bangun lebih pagi untuk mempersiapkan makanan. Di sekolah, Iyan dan teman-temannya menjajakan makanan dengan keranjang makanan. “Rasakan camilan spesial Ojek Snack! Sambil menunggu ojekan, Santap enak!” teriak Joko, membuat semua siswa mengerumuni mereka.

Selama jam istirahat, makanan yang mereka buat laris manis. “Wah, kita jadi kaya mendadak!” Mira berseloroh saat melihat hasil penjualan mereka.

“Bergabung jadi barisan ojek sambil jualan camilan!” Udin tertawa, seolah-olah sudah jadi pakar.

Iyan tidak hanya bersemangat karena kebersamaan ini, tetapi juga merasa uang tambahan itu bisa membantu membayar hutang ibunya.

Setelah sukses dengan Ojek Snack, Iyan dan teman-temannya merasa energinya semakin mengalir. Mereka terus berusaha untuk meningkatkan pendapatan, dan saat ini, mereka berada di titik yang tepat untuk meningkatkan usaha mereka.

Suatu siang di sekolah, Iyan berkumpul dengan teman-temannya di bawah pohon besar di halaman sekolah. “Oke, teman-teman! Kita perlu merencanakan langkah selanjutnya. Ojek Snack sudah sukses, tapi apa lagi yang bisa kita lakukan?” tanyanya sambil mencatat di buku catatan.

Sari dengan semangat berkata, “Bagaimana kalau kita adakan lomba ciptakan menu baru? Kita bisa beri nama: ‘Menu Kreatif Ojek’! Pemenangnya dapat promo makan gratis!”

“Wah, ide yang bagus! Dan yang kalah harus mencuci piring!” Encep menambahkan sambil tertawa, membuat semua orang tergelak.

“Eh, enggak! Kita enggak mau ada yang cuci piring, kita kan mau bersenang-senang!” Mira menimpali.

“Daripada cuci piring mending bikin ‘Ojek Piccolo’! Setiap penumpang dapat makanan khas Jogja!” Joko berkata sambil menggoyang-goyangkan tangan dan berpose seperti chef.

“Bagaimana kalau kita adakan acara di kebun kita? Semacam festival Makan dan Ojek!” Iyan bersemangat. “Kita bisa buat spanduk dan promosi ke seluruh sekolah!”

“Dengan tema warna-warni, bisa jadi festival paling seru!” Udin membayangkan, sambil melambai-lambaikan tangannya.

Setelah waktu istirahat berakhir, mereka memutuskan untuk memilih tanggal dan merencanakan festival tersebut. “Kita perlu bikin pamflet dan menyebarkannya di setiap kelas!” Iyan bersorak.

Setelah sekolah, Iyan langsung berkomunikasi dengan Nuxee. “Nuxee, kita mau adakan festival, dan aku berharap ini bisa menarik lebih banyak penumpang untuk ojek kita!”

“Bagus sekali, Iyan! Jika bisa menarik banyak pengunjung, ada hadiah khusus yang menunggu!” jawab Nuxee, antusias.

“Oh ya? Hadiah apa?” tanya Iyan, penasaran.

“Setiap penonton membeli makanan dan menggunakan jasa ojek pada hari festival, kamu akan mendapatkan bonus lebih banyak! Bisa saja satu kendaraan baru!” Nuxee menjelaskan.

“Jadi, festival ini bukan hanya untuk bersenang-senang, tapi juga untuk mendapatkan hadiah! Kita harus kerja keras!” Iyan semangat, lalu kembali ke kelasnya.

Hari festival tiba, dan Iyan dan teman-temannya sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Mereka menggantung spanduk besar bertuliskan “Festival Makan dan Ojek: Nikmati Camilan dan Perjalanan Asyik!” di depan kebun.

Bibir Iyan meluber dengan rasa gugup dan excitement. “Bisakah kita melakukannya? Semoga semua berjalan lancar!” Ia khawatir.

“Jangan khawatir! Kita sudah berlatih dengan baik, dan semua makanan siap!” Mira memberi semangat.

Selama festival, para siswa datang berbondong-bondong. Suasana dipenuhi dengan tawa dan kegembiraan. Iyan dan teman-temannya menjalankan banyak kegiatan, mulai dari menjajakan makanan hingga menawarkan perjalanan ojek.

Di tengah keramaian, Udin berlari sambil berteriak, “Ayo, siapa yang mau ikut Ojek Asyik! Dapatkan snack spesial secara gratis saat pesan ojek!” Membuat semua siswa mengerumuni mereka.

Kegembiraan terjadi begitu besar, jumlah pengunjung tak terduga bahkan melebihi harapan. “Ayo kita mulai perform! Siapa yang mau baper?” Joko berteriak, mengadakan pertunjukan hiburan sambil tarian konyolnya di tengah keramaian.

Di sudut lain, Iyan tak henti berkomunikasi dengan Nuxee. “Nuxee, jika festival ini sukses, kita bisa dapat bonus untuk membayar hutang!”

“Benar! Terus berikan yang terbaik! Ingat, kemeriahan acara ini bisa jadi jalan menuju kesuksesan!” Nuxee memberikan semangat.

Akhirnya, mereka mencapai jumlah penonton yang ekspresif. Makanan yang dijual laris manis hingga mereka kehabisan stok. “Gila! Aku tidak menyangka banyak yang memesan!” Iyan terkejut saat melihat tumpukan uang masuk.

Setelah hari yang panjang dan menyenangkan, festival berakhir dengan sukses.

1
Nino Ndut
Hmm, kayak bukan ngomong ma sistem yak.. mirip kayak ma orang biasa..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!