NovelToon NovelToon
Tuan Andre Mari Kita Bercerai

Tuan Andre Mari Kita Bercerai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:21k
Nilai: 5
Nama Author: enny76

Kisah seorang istri yang mencintai suaminya, namun di balas dengan penghianataan dan balas dendam kelurga nya.

Ella menyambut cinta Andrean yang selalu perlakuan dirinya bak seorang Ratu. Hingga akhirnya mereka menikah. Namun sayang, sikap peduli, perhatian dan kasih sayang Andrea menghilang begitu saja. Andrean perlakukan Ella bak orang asing di rumah nya sendiri.

Hingga perselingkuhan Andrean di ketahui Ella. wanita berparas cantik yang memiliki segudang prestasi itu mencoba bertahan. Ia Terus berbuat baik dan patuh pada sang suami. Tetapi kesabaran Ella ada batasnya, sampai akhirnya pertahanan Ella runtuh.

Ella membuat permohonan surat cerai dan mentalak Andrean.

Pria tampan penuh kharisma itu berkata "kau ingin bercerai? Tidak akan pernah bisa, selama pembalasan ku belum berakhir!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pencuri perhatian

Suara ketukan pintu membangunkan Ella dari tidur nyenyak. Ia melirik jam weker di atas nakas. Seketika bola mata Ella terbelalak.

"What! sudah jam tujuh?"

"Bu Ella, apa tidak kerja?" tanya bi sari di luar pintu kamar.

"Kerja bi, saya kesiangan."

Ella lompat dari atas ranjang menuju kamar mandi. Bibi Sari membuka pintu kamar dan melihat Ella sudah tidak ada di tempat tidur.

"Bib sudah buatkan sarapan?" katanya sambil membereskan tempat tidur.

"Saya tidak sarapan bi, saya kesiangan" katanya setelah keluar dari kamar mandi. Ia mandi dengan cepat.

"Kalau begitu bibi buatkan teh manis."

"Iya boleh bi."

Bi sari keluar dari kamar, Ella buru-buru memakai setelan jas dan merias wajah seadanya.

Ella baru teringat, semalam ia mendengar curhatan Raisa yang putus dari pacarnya karena di selingkuhi teman satu kerajaan. Hingga Ella menghiburnya, padahal ia sendiri juga banyak masalah dan rumah tangganya terancam di ambang perceraian. Jam tiga subuh ia baru tertidur dan akhirnya kesiangan bangun.

Ella hanya menyeruput teh manis hangat di atas meja, lalu berlari kedalam mobil. Di dalam mobil ia terlihat gelisah, meskipun hari ini ia akan menyerahkan surat pengunduran dirinya, tetapi tetap saja ia harus profesional dalam bekerja.

Jantung Ella berdebar saat sudah sampai di kantor. Ia menekan dadanya agar detaknya berhenti. Kemarin ia sempat berdebat dengan Haru asisten Andrean, sebab dirinya menolak mengerjakan tugas tambahan.

Pintu lift terbuka, didepan lift ia sudah di kejutkan oleh sosok Andrean yang berdiri dengan tenang. Menatapnya dengan ekspresi datar, tiba-tiba pria itu tersenyum dan menyapa.

"Ella.. kamu sudah datang."

Ella mengangguk dengan ekspresi bingung. Tetapi debaran jantungnya tidak mau berhenti. "Ada apa sebenarnya?" kenapa Andrean tiba-tiba menunggunya di pintu lift.

"Ayo ikut ke ruangan ku." kata Andrean dengan suara datar.

Ella tidak menolak, ia mengikuti langkah Andrean di belakangnya. Perasaannya campur aduk dan bimbang. Angin apa yang membuat Andrean mau berbicara padanya, padahal bila di rumah ia selalu menjaga jarak.

Saat sudah berdiri di depan pintu, Pria tampan penuh kharisma itu membuka pintu dan mempersilakan Ella untuk masuk.

"Masuklah, ada nenek di dalam."

Ella baru menyadari, perubahan sikap Andrean karena kedatangan nenek Smith. Biasanya ia akan bilang bila neneknya berkunjung ke kantor. Ella berusaha tenang dan bejalan masuk dengan menunjukkan ekspresi teduh.

"Ella kau sudah datang?" kata wanita paruh baya saat melihat wanita cantik berjalan kearahnya.

"Nenek..." balas Ella tersenyum sumringah, ia menghampiri nenek Smith yang duduk di sebuah sofa. Dengan sopan Ella mencium tangannya.

"Duduk lah di sini."

Ella mengangguk dan bertanya "Nenek tumben datang kesini."

"Aku rindu pada kalian berdua. Kalian sudah jarang datang ke rumah ku."

Ella melirik ke arah Andrean, pria itu mengerti arti tatapan Ella. Lalu Andrean menghampiri Ella dan duduk di sebelahnya "Nenek kami berdua sangat sibuk. Tolong di maklumi."

"Kalian ini, kapan berikan aku cicit" ucap nenek Smith tiba-tiba, membuat Ella tak nyaman, ia menundukkan pandangannya.

Seketika Andrean merangkul pinggang Ella sambil tersenyum. Pria itu sangat pintar sekali berakting sehingga wanita renta di depannya percaya pada sandiwaranya.

"Kami berdua sedang berusaha nek, tapii Tuhan belum juga berikan." katanya sambil mengulas senyuman.

Ella hampir tersedak mendengar ucapan Andrean. Hal yang sudah tidak pernah mereka lakukan lagi selama dua tahun. Ingin sekali Ella memaki dirinya atau berkata jujur pada nenek Smith kalau ia sudah tidak ingin mempertahankan rumah tangganya.

Wanita renta itu hanya mendesah pendek "Ya sudahlah kalau kalian berdua baik-baik saja. Nenek tidak mau ganggu kalian bekerja."

"Ella..." wanita itu berkata lembut

"Iya Nek."

"Jaga kesehatan mu, dan secepatnya buat program kehamilan. kalian sudah tiga tahun menikah, sampai kapan aku harus menunggu?"

Ella terlihat gugup, ia bingung harus bicara apa. Sementara ia sudah buat surat gugatan cerai. Mempertahankan rumah tangganya juga percuma, terlebih Andrean sudah tidak mencintai dirinya. Untuk meyakinkan sandiwara mereka berdua, Ella memberikan anggukan kecil.

"Iya Nek."

Wanita renta itu tersenyum lebar, ada kepuasan di balik wajah keriputnya. lalu ia beranjak dari duduknya "Ya sudah nenek mau pulang dulu."

"Biar aku antarkan nenek." kata Ella.

"Tidak usah, kamu disini saja temanin Andrean. Sudah ada Leon yang mengantar nenek."

Ella dan Andrean tidak bisa membantah. Wanita paruh baya itu pergi bersama Leon, orang kepercayaan kelurga Smith.

Setelah kepergian nenek, suasana di dalam ruangan tampak hening. Mereka berkutat pada pikiran masing-masing. Andrean duduk di kursi kulit hitam dan meneruskan aktivitasnya di depan layar datar. Melihat Andrean tidak bicara padanya, membuat Ella sadar. Ia menoleh sebentar dan bertanya.

"Apa aku sudah tidak di perlukan lagi di sini?"

Andrean mengangkat wajahnya dan menatap Ella sebentar "Tidak!" lalu ia kembali fokus pada laptopnya.

Ella menghela nafas pelan, lalu melangkah keluar meninggalkan ruangan Andrean. Ia berjalan menuju ruangan pribadinya dan langkahnya terhenti saat sudah membuka pintu. Ella terkejut saat melihat kondisi ruangan sudah berubah.

Ia menelisik seisi ruangan yang sudah tidak ada barang-barang miliknya, tetapi terdapat meja dan kursi baru. Rak, lemari penyimpan berkas, bahkan sofa di ruangan itu sudah berubah warna dan bentuknya. Memang benar ia ingin resign dari perusahaan Smith, tetapi masih banyak berkas dan dokumen penting miliknya disana.

"Bu Ella.."

Ella menoleh, Hana asisten manager berjalan kearahnya.

"Hana, siapa yang memindahkan semua barang-barang ku?" tanya Ella dengan tatapan bingung.

"Maaf bu Ella, pagi-pagi sekali Asisten Heru menyuruh office boy untuk memindahkan semua barang-barang ibu ke lantai atas."

Ella mengerutkan keningnya "Lantai atas? Bukankah di sana tempat karyawan magang?"

"Betul bu, saya juga terkejut, kenapa mereka menempatkan ibu di lantai atas."

"Hufh! Ella menghela nafas berat. Ekspresinya terlihat datar, tapi ada ketenangan dalam dirinya "Lalu, ruangan ini untuk siapa?"

Hana menoleh kekiri dan ke kanan, memastikan tidak ada orang yang menguping. Ia berbisik ke telinga Ella "Saya mendengar pak Heru berbicara pada sekertaris Bianca. Katanya ruangan ini untuk Nona Vivian, kekasih pak Andre."

Ella tidak terkejut, ia sudah paham karakter adik tirinya."jadi lagi-lagi wanita rubah itu telah mengambil milik ku." ia berbisik dalam hati. "Semua yang aku buang telah Vivian pungut." Ella tersenyum sinis.

"Bu Ella tidak apa-apa?" tanya Hana yang melihat wanita itu terdiam.

Ella mengulas senyum sambil menggeleng "Terima kasih atas infonya."

"Apa bu Ella mau saya antarkan ke ruangan baru?"

"Tidak usah, saya akan kesana sendiri."

"Baik bu Ella, kalau begitu saya permisi."

Ella memandang ruangan tempat dimana ia menghabiskan waktunya selama tiga tahun, ruangan yang nyaman dengan fasilitas lux. Pertama kali ia bekerja, dialah yang memilih warna dan menata ruangan. Ella benar-benar sudah di buang dan tidak di butuhkan lagi oleh Andrean. Hal itu tidak membuat Ella merasa sakit hati, karena sebelum ini terjadi ia sudah membuat surat pengunduran diri.

Saat Ella ingin pergi, dari pintu lift keluar seseorang. Wanita itu berjalan mendekat.

"Bagaimana Bu Ella? Apa anda sudah melihat-lihat ruangan baru saya?"

Ella tertawa kecil "Aku sudah tidak kaget, semua yang aku miliki pasti ingin kau ambil."

Ekspresi wajah wanita itu terlihat tenang, namun hatinya di penuhi rasa dendam "Ohh Ella jangan munafik! Kau pasti kesal bukan?"

Ella semakin ingin membuat wanita itu sadar dan tahu dimana posisinya "Apa kamu sudah terbiasa mengambil barang bekas?" sindir Ella.

Seketika senyuman Vivian memudar, ia mulai emosi dengan perkataan Ella. Sebelum Vivian membalas, Ella langsung melangkah pergi meninggalkan Vivian dengan emosi yang sebentar lagi akan meledak.

💜💜💜

1
Tridoko Widodo
menarik n menghibur,to mengisi waktu luang
boma
ceritanya slow bngt,udah gak sabar pengen ella cepat cerai
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
untunglah tidak jadi 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
minta cucu ,🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Aku menuruni
netiishan11172
lebih baik tdak melakuan nya ella...dri pda skit hati nanti y
Endang 💖
GX bisa bayangin sakitnya jadi ella
Sugiharti Rusli
semoga kamu kuat menghadapi pertanyaan nenek Smith nanti yah La
Sugiharti Rusli
tapi paling tidak walo menyakitkan, kamu sudah bisa terhindar dari melakukannya dengan kondisi rumahtangga kalian yang sedang di ujung tanduk
Sugiharti Rusli
walo pada akhirnya gagal karena ada telepon masuk yang Andrean terima
LANY SUSANA
udah buruan cerai sj dan bilang nenek Smith kl Andrean slingkuh dgn banyak wanita dan adik tirimu
Sugiharti Rusli
sampai dia sendiri yang menyediakan ramuan herbal buat kalian minum malam itu dan misinya berhasil
Sugiharti Rusli
karena beliau sudah berharap banyak sama kamu agar bisa memiliki cicit dari si Andrean
Sugiharti Rusli
memang posisi kamu sekarang serba salah yah La di depan nenek Smith
Ruwi Yah
vivian menelfon disaat yg tepat
Isee
baguslah ada gangguan, 🤭😀
Sugiharti Rusli
entah kenapa yah nenek Smith begitu menyayangi Ella dan menjodohkan dengan si Andrean, apa karena Ella pintar dan hatinya lembut,,,
Sugiharti Rusli
memang keinginannya sederhana hanya ingin berkumpul dengan cucu dan cucu menantunya yang disayanginya
Sugiharti Rusli
apalagi dia akan berultah yang k-80 tahun beberapa hari lagi
Sugiharti Rusli
cuma namanya orang sudah sepuh kan sangat sensitif sih perasaannya yahkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!