Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 23 Rencana Yusuf
"Aku akan mengantar mu" kata Yusuf datar.
Aira tidak menjawab ia menurut berjalan memasuki mobil Yusuf. Aira tahu kenapa Yusuf mengantarnya berangkat bekerja pasti karena Yusuf tidak mau melihat Alan menemui Aira di tempat kerja.
Setibanya di depan gedung percetakan Aira bergegas membuka pintu mobil Yusuf.
"Apa begini caramu bersikap pada suami mu?" Yusuf tersenyum sinis.
"Apa kyai Umar akan senang melihat putrinya bersikap acuh dan tidak sopan pada suaminya?"
Aira terdiam ia berbalik memandang tangan Yusuf.
Yusuf mengulurkan tangannya dan Aira menyambutnya, mencium telapak tangan Yusuf dengan keningnya. dulu Yusuf menolak jika Aira ingin mencium tangannya dengan alasan dia tidak mau di sentuh oleh Aira dan sekarang Yusuf sendiri yang memintanya.
Yusuf tersenyum mengejek, ia memang harus mengendalikan Aira. jika perlu Yusuf akan memainkan emosi Aira agar Aira jatuh cinta padanya dan tidak berani macam-macam sehingga Aira tidak akan punya pikiran untuk pergi dari Yusuf sebelum semua keinginan Yusuf tercapai.
"Assalamualaikum" kata Yusuf sembari menatap wajah Aira yang terlihat canggung.
"Waalaikumsalam" jawab Aira.
Aira masih berdiri di tempatnya ketika mobil Yusuf pergi menjauh.
"Aira! ayo kemari aku mau bicara" Aline menarik lengan Aira mengajaknya masuk ke dalam lobi kantor.
"Aduh Aline ada apa? bisakah bicaranya nanti saja?"
"Tidak bisa, Aira kau tahu pak Alan menanyakan soal pernikahan mu dengan pak Yusuf"
Aira tidak terkejut ia sudah bisa menebak pasti Alan akan bertanya pada Aline. Aira menghela napas ia berjalan menuju lift di ikuti Aline.
"Biarkan saja, aku sedang tidak ingin membahas apapun" kata Aira lelah.
"Kau kenapa? apa pak Yusuf marah padamu? kalian bertengkar?" tanya Aline cemas.
"Tidak, nanti saja ya bahas soal aku, mas Yusuf dan pak Alan. aku mau kerja dulu" kata Aira.
Aline mengangguk ia bisa memahami situasi yang dialami oleh sahabatnya itu.
***
Di ruang kerja CEO PT Sinar Surya, Yusuf terlihat sedang tidak fokus dengan pekerjaannya. ia menatap layar ponselnya dengan malas. ada panggilan telepon dari Diandra tapi ia mengabaikannya. saat ini yang ada di pikiran Yusuf adalah Aira. jangan sampai Aira terpengaruh oleh Alan. sebelum semua rencana dan keinginan Yusuf tercapai tidak ada seorangpun yang boleh menggagalkannya terutama Aira dan Alan, kedua orang itu tidak boleh dekat.
"Kau harus mulai bersikap manis pada Aira, ambil hatinya dan buat dia tidak bisa memikirkan pria lain" gumam Yusuf pada dirinya sendiri.
"Tari!"
"Iya pak"
"Pesankan buket bunga mawar yang segar"
"Baik pak, apa di kasih tulisan untuk Bu Diandra?".
"Diandra? siapa bilang bunga itu untuk Diandra?!"
"Maaf pak" Tari menunduk ketakutan.
"Tulis untuk Aira Yusuf Ibrahim"
"Baik pak"
Yusuf akan memberikan buket bunga untuk Aira, ia harap Aira akan mau menerima permintaan maafnya. Yusuf tersenyum licik membayangkan Aira terlihat senang menerima buket bunga darinya.
Aku harus bisa membuat Aira jatuh cinta padaku dan bertekuk lutut untukku! tidak ada pria lain yang boleh mendekati dia sebelum semua keinginanku terlaksana!
Yusuf meraih kunci mobilnya, ia pergi menemui Diandra di rumah Diandra. kali ini Yusuf bukan ingin bermesraan dengan Diandra melainkan mengajaknya berkompromi.
"Hai sayang tumben datang ke rumah?" tanya Diandra terlihat senang karena sebelumnya Yusuf tidak pernah mau jika di minta datang ke rumahnya.
"Aku kemari karen ingin bicara penting dengan mu"
"Bicara apa? apa sangat penting sekali?" wajah Diandra sumringah, ia pikir Yusuf akan melamarnya.
"Soal Aira"
"Apa? Aira? istrimu?!"
"Benar, aku ingin kita menjaga jarak dulu karena aku memiliki rencana untuk menaklukkan hati Aira. aku harus membuatnya jatuh cinta padaku"
"Apa?! Yusuf kau gila?!"
Yusuf menceritakan semua pada Diandra termasuk kehadiran Alan.
Diandra akhirnya bisa memahami rencana Yusuf meski berat. ia harus berjauhan dengan Yusuf dan harus bisa menerima jika Yusuf bermesraan dengan Aira si jelek itu. pikir Diandra.
Bagi Diandra, Aira tidak pernah pantas mendapatkan Yusuf yang tampan, kaya raya dan di gandrungi banyak wanita. hanya ia seorang wanita yang pantas bersanding dengan Yusuf Ibrahim.
"Tapi jangan sampai kau juga jatuh cinta pada istrimu!" ancam Diandra.
"Tenang saja, itu tidak mungkin terjadi. kau tahu dia bukan tipeku?"
Diandra tersenyum sinis, baginya wajah Aira memang bukan saingannya. jadi ia tidak perlu khawatir jika Yusuf akan jatuh cinta pada Aira.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong