NovelToon NovelToon
KAISAR DEWA SEMESTA

KAISAR DEWA SEMESTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Long Zhu, Kaisar Dewa Semesta, adalah entitas absolut yang duduk di puncak segala eksistensi. Setelah miliaran tahun mengawasi kosmos yang tunduk padanya, ia terjangkit kebosanan abadi. Jenuh dengan kesempurnaan dan keheningan takhtanya, ia mengambil keputusan impulsif: turun ke Alam Fana untuk mencari "hiburan".

Dengan menyamar sebagai pengelana tua pemalas bernama Zhu Lao, Long Zhu menikmati sensasi duniawi—rasa pedas, kehangatan teh murah, dan kegigihan manusia yang rapuh. Perjalanannya mempertemukannya dengan lima individu unik: Li Xian yang berhati teguh, Mu Qing yang mendambakan kebebasan, Tao Lin si jenius pedang pemabuk, Shen Hu si raksasa berhati lembut, dan Yue Lian yang menyimpan darah naga misterius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2: Rasa Sakit, Pedas, dan Anak yang Keras Kepala

Kedai itu bernama "Kedai Arak Harimau Mabuk". Nama yang terlalu agung untuk sebuah bangunan reyot yang separuh tiangnya miring dan berbau campuran arak basi, keringat, dan babi panggang.

Bagi Long Zhu, itu adalah simfoni kekacauan yang paling indah.

Saat Zhu Lao melangkah masuk, tidak ada yang menyambutnya. Tirai manik-manik yang kotor berdenting pelan. Di dalam, berisik. Para buruh tambang dan petani berteriak-teriak sambil membanting cangkir kayu mereka di atas meja yang lengket.

"Hei, Pak Tua! Mau minum atau menghalangi jalan?" bentak seorang pelayan wanita bertubuh kekar, membawa nampan berisi mangkuk-mangkuk mengepul.

Zhu Lao tersenyum ramah. Ini pertama kalinya ada yang berani membentaknya. Menyegarkan.

"Sebuah meja," katanya dengan suara serak.

"Cari saja yang kosong!" balas wanita itu tanpa menoleh.

Zhu Lao menemukan meja di sudut. Meja itu bergoyang. Dia duduk di bangku yang keras. Sebagai makhluk yang terbiasa duduk di atas tatanan realitas, bangku kayu yang hampir patah ini adalah sebuah petualangan.

Dia menunggu. Dan menunggu.

Di Alam Semesta, niat-nya adalah perintah. Jika dia ingin teh, galaksi akan bergerak. Di sini, niatnya untuk makan siang diabaikan demi sekelompok penjudi di meja seberang. Dia harus mengangkat tangannya dengan susah payah.

"Pelayan!"

Wanita itu akhirnya datang, mengelap tangannya yang berminyak ke celemeknya. "Ya, ya, Kakek. Mau apa? Sup nasi? Itu murah."

Zhu Lao melihat ke seberang ruangan, ke meja tempat pria yang dia amati dari luar angkasa tadi duduk. Pria itu kini sedang meneguk air, wajahnya masih merah padam, tapi dia tertawa. Di depannya ada piring berisi... potongan ayam yang tenggelam dalam lautan cabai merah cerah dan minyak cabai yang menggelegak.

"Saya mau itu," kata Zhu Lao, menunjuk.

Pelayan itu menyipitkan mata. "Itu 'Ayam Iblis Neraka'. Kau yakin, Kek? Itu bisa membakar lubang di perutmu."

"Saya yakin," kata Zhu Lao dengan antisipasi yang tulus. "Tolong buat... ekstra."

Pelayan itu mengangkat bahu. "Kalau kau mati, jangan salahkan kedai ini."

Sambil menunggu, Zhu Lao mengalihkan pandangannya ke luar jendela yang kotor. Di seberang jalan berlumpur, di lapangan kecil yang becek, seorang anak laki-laki kurus sedang berlatih.

Anak itu mungkin berusia sekitar tiga belas atau empat belas tahun. Pakaiannya compang-camping, dan dia tidak memakai sepatu. Dia sedang memegang kuda-kuda dasar kultivasi Kuda-kuda Gunung posisi paling fundamental dari Ranah Perunggu Awal.

Kuda-kudanya buruk. Kakinya gemetar. Punggungnya sedikit bungkuk.

Beberapa pemabuk yang merokok di luar pintu kedai menertawakannya. "Lihat si bodoh Li Xian itu!" "Dia pikir dia bisa jadi kultivator hanya dengan berdiri di lumpur?" "Anak yatim sepertinya lebih baik belajar mencuri!"

Li Xian tidak bergeming. Keringat bercampur air hujan membasahi wajahnya yang kurus, tapi matanya... matanya tertutup rapat, fokus. Setiap kali kakinya goyah, dia menggeram pelan dan membenamkan kakinya lebih dalam ke lumpur, menolak untuk jatuh.

Zhu Lao mengalihkan perhatiannya. Menarik. Keteguhan hati yang konyol.

"Ini dia!"

BRAK!

Mangkuk keramik tebal diletakkan di depannya. Aromanya menyerang. Itu bukan aroma kosmik yang harmonis. Itu adalah bau yang agresif. Bau api, logam, dan rasa sakit. Minyaknya masih mendesis.

Zhu Lao mengambil sumpitnya.

Dia mengambil sepotong ayam. Itu dilapisi biji cabai dan minyak merah. Dia mengamatinya.

Secara analitis, dia memecahnya. Ini bukan 'rasa' melainkan sinyal 'panas' dan 'bahaya' yang dikirim ke otak. Mengapa manusia sengaja memakan sinyal bahaya?

Dia memasukkannya ke dalam mulut.

Selama satu detik, tidak terjadi apa-apa. Dia merasakan tekstur ayam yang empuk, rasa asin, sedikit rasa jahe...

Lalu, neraka meledak di lidahnya.

Itu bukan sensasi. Itu adalah serangan.

Seluruh indranya menjerit. Sinyal bahaya itu melesat ke otaknya. Dan otaknya, yang tidak pernah mengalami "rasa sakit" yang tidak diinginkan, mengirimkan sinyal itu langsung ke Jiwa Kosmiknya.

BUM!

Di dalam lautan kesadarannya, sistem pertahanan universal Long Zhu sistem yang sama yang melindungi realitas dari invasi kehampaan aktif.

ANCAMAN TERDETEKSI. SUMBER LIDAH. MEMULAI PROTOKOL PEMUSNAHAN...

Tiba-tiba, di luar kedai, langit yang tadinya cerah mendadak gelap. Awan badai hitam pekat berkumpul di atas desa kecil itu dalam sekejap. Angin melolong. Tanah mulai bergetar.

Di Alam Dewa, Dewa Petir tersentak dari meditasinya. "Apa-apaan... Niat Penghakiman Ilahi aktif?! Di Alam Fana?!"

Kembali ke kedai, sumpit di tangan Zhu Lao mulai bergetar hebat. kayu di dalamnya mulai terurai, terancam berubah menjadi debu bintang murni. Mangkuk di depannya retak.

Para pemabuk berhenti tertawa. "Gempa?"

Zhu Lao membelalak. Wajah tuanya memerah. Dia terbatuk.

TIDAK! BERHENTI! BATALKAN PEMUSNAHAN! dia meraung dalam benaknya, secara manual memaksa hukum universal untuk mundur. Ini... ini 'pedas'! Ini seharusnya... begini!

Dengan susah payah, dia menelan potongan ayam itu.

Seketika, awan di luar menghilang. Getaran berhenti. Langit kembali cerah seolah tidak terjadi apa-apa.

Di dalam kedai, Zhu Lao terengah-engah. Matanya berair. Hidungnya meler. Seluruh wajahnya terasa seperti terbakar dari dalam ke luar. Ini adalah sensasi paling mengerikan yang pernah ia rasakan.

"Hah... hah..."

Lalu, sesuatu yang aneh terjadi. Setelah gelombang rasa sakit awal reda, sensasi hangat yang menyenangkan menyebar ke seluruh tubuhnya. Sebuah keringat muncul di dahinya bukan karena tenaga, tapi karena reaksi.

"Kakek, kau tidak apa-apa?" tanya pelayan itu, sedikit khawatir.

Zhu Lao mengangkat tangannya, terbatuk sekali lagi. Air mata mengalir di pipinya yang keriput.

Dia melihat ke mangkuk. Lalu dia menyeringai lebar, menunjukkan gigi yang (tampaknya) kuning.

"Luar biasa," desahnya, suaranya tercekat.

Dia mengambil potongan kedua.

1
Yanka Raga
😍😎
Yanka Raga
awal dari usaha tekad yg kuat
😍💪
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
truslah pd tekad yg kuat Li Xian
💪
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
🤩😎
Yanka Raga
😎🤩
Yanka Raga
huahaaa , , , kutivator puncak tertinggi tersedak rasa cabai 🤭
Yanka Raga
cabe2an kaliee 😆🤭
Yanka Raga
🤩😎
Nanik S
Alur dan cerita yang bagus
Nanik S
Gurunya keren sekali
Nanik S
Li Xian Koki dapur yang Gagal
Nanik S
Sop nya lembek Li Xian.. 🤣🤣🤣
Nanik S
Siapa suruh menunda sarapan Zhu Lao... tanggung sendiri akibatnya
Nanik S
Yang dimaksud Hama oleh Zhu Lao siapa
Nanik S
Wortel Musuh bebuyutan ya 🤣🤣🤣
Didi Mahardeka
bagus
Si Hibernasi: Season 1 iblis penyerap darah udah tamat, Terima kasih🙏
total 1 replies
Nanik S
Menarik sekali ajaran guru kepada murid tentang kesabaran dan resonasi
Nanik S
Li Xian lanjut nyapu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!