NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:547k
Nilai: 4.9
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecupan Perpisahan

Masih dengan rasa kesal yang menumpuk, Nateya mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Percikan air itu menusuk kulitnya, tetapi sekaligus mampu menyegarkan pikiran.

Sungguh, ia tidak habis pikir kenapa malam terakhirnya di rumah bisa berubah menjengkelkan hanya karena ulah Elias. Untung saja, malam nanti dia tidak akan melihat wajah pria itu lagi.

Selesai mandi, Nateya segera mengenakan setelan baju berkuda yang sudah ia siapkan. Dengan langkah tergesa, ia bergegas keluar dari kamar mandi.

Ketika hendak masuk ke kamarnya kembali, Nateya menyadari pintu kamarnya dalam kondisi setengah terbuka.

Sontak, degup jantung Nateya meningkat. Jangan-jangan Elias masih ada di dalam?

Ia pun mengintip pelan dari celah pintu. Untunglah, kamar itu sudah kosong. Elias tidak tampak lagi.

“Akhirnya, dia pergi juga,” bisik Nateya lega, sambil mengelus dadanya. Ia buru-buru masuk, lalu mengunci pintu rapat-rapat.

Nateya pun duduk di depan meja rias dengan tekad bulat. Hari keberangkatan harus dimulai dengan wajah segar dan penampilan yang cantik.

Tanpa membuang waktu, ia mengeluarkan kotak riasnya dan mulai menghias wajah. Nateya mengenakan bedak tipis, sapuan blush merah muda di pipi, serta olesan lipstik merah delima untuk mempertegas bibir. Tak lupa, ia juga merapikan alisnya dan mengenakan maskara untuk membuat bulu mata lebih lentik.

Setelah itu, Nateya menyisir rambut panjangnya dengan hati-hati. Kali ini, ia memilih gaya ekor kuda yang tinggi, tetapi membiarkan dua helaian manis tergerai di sisi kanan dan kiri wajahnya.

Ketika semua selesai, pantulan cermin menampilkan sosok Seruni yang memukau, meski tubuhnya masih gempal.

“Lihat, Seruni… sebenarnya kau sangat cantik. Nanti, aku akan membuatmu lebih percaya diri. Kau hanya perlu sedikit keberanian," tutur Nateya bangga. Ia mengerlingkan mata pada bayangan di cermin, seakan memberi janji kepada jiwa Seruni yang ada dalam tubuhnya.

Dengan gerakan mantap, Nateya berdiri. Ia menarik kopernya dan melangkah menuju pintu.

Sebelum keluar, Nateya sempat menoleh sekali lagi ke dalam ruangan.

“Selamat tinggal, kamarku. Mungkin butuh waktu lama sebelum aku kembali.”

Saat hendak menuju ruang tengah, Nateya berpapasan dengan Gendis. Gadis muda itu sudah rapi dengan busana sederhana dan selendang tipis di bahu.

“Selamat pagi, Nyonya Seruni,” sapa Gendis sambil tersenyum, “di luar Mayor Ragnar sudah menunggu.”

Nateya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Baiklah. Tolong bawakan koper ini, lalu minta Mayor Ragnar memasukkannya ke bagasi. Aku akan ke kamar si kembar dulu.”

“Baik, Nyonya.” Gendis menunduk sopan dan menerima koper itu.

Dengan langkah penuh percaya diri, Nateya pun berjalan menuju kamar Julian dan Anelis. Senyumnya mengembang begitu melihat Anelis sudah cantik dalam balutan seragam sekolah. Rambut gadis itu dikepang rapi oleh Bi Warti.

Sementara, Julian tampak gagah dengan kemeja biru lengan panjang dan celana panjang biru tua. Di sudut kamar, koper milik Julian sudah siap untuk dibawa.

Bi Warti yang baru saja mendandani Anelis menoleh, dan seketika matanya membesar.

“Nyonya cantik sekali pagi ini,” gumamnya takjub. Kekaguman yang sama terlihat dari sorot mata si kembar.

Anelis menatap Nateya dengan tatapan berbinar. Jemarinya langsung menunjuk model rambut ibunya yang bergaya ekor kuda.

Nateya mengerti maksud putrinya. Ia tersenyum lembut dan membalas, “Mama akan buatkan model yang sama untuk Anelis.”

Dengan cekatan, Nateya melepas kepangan rambut Anelis. Jemarinya menata ulang rambut putrinya menjadi ekor kuda tinggi seperti dirinya, lalu membiarkan dua helai manis tergerai di sisi wajah Anelis.

Gadis kecil itu tampak sangat gembira. Senyum lebarnya mengembang, seolah lupa sejenak bahwa ia harus berpisah dengan sang ibu.

"Ayo, kita sarapan bersama. Mama akan mengantarmu dulu ke sekolah sebelum Mama pergi," ucap Nateya seraya mengelus pipi Anelis.

Namun, tiba-tiba Anelis memeluk erat tubuh Nateya. Pelukan itu penuh kerinduan, sekaligus menyiratkan rasa enggan untuk berpisah.

Nateya terdiam sesaat, lalu membelai punggung mungil itu. Dengan suara yang bergetar dan mata berkaca-kaca, ia berbisik, “Mama janji akan pulang setelah Mama langsing. Mama akan selalu menemani Anelis, jangan takut.”

Anelis mengangguk pelan, mencoba mengerti dengan wajah yang muram.

Usai momen mengharukan itu, Nateya menggandeng si kembar menuju ruang makan. Tak disangka, Elias sudah berada di sana dengan seragam militernya yang gagah. Ia berdiri tegap, tetapi sinar matanya jelas berubah saat melihat penampilan Seruni.

Nateya berpura-pura acuh. Ia hanya duduk bersama si kembar tanpa menoleh ke arah sang suami.

"Jadi… kau benar-benar sudah siap pergi?” tanya Elias memecah keheningan.

“Kau kira aku bercanda?” balas Nateya dingin.

Setelah itu, Nateya dengan santai menyantap sarapan sehatnya, tak peduli pada suasana di meja makan yang terasa kaku. Elias hanya diam, sesekali melirik dengan rahang mengeras.

Tak butuh waktu lama, Nateya menghabiskan sarapannya dan menepuk bahu Julian.

“Saatnya kita berangkat. Berpamitan dulu pada Papa.”

Julian sedikit ragu, tetapi akhirnya maju.

“Papa, aku akan menemani Mama beberapa hari ke depan,” katanya dengan nada berat hati.

Elias langsung merengkuh putranya ke dalam pelukan erat. “Jagalah Mama dengan baik. Papa pasti akan menjemputmu saat masa sekolahmu sudah tiba.”

Setelah itu, Anelis juga berpamitan pada Elias sebelum berangkat ke sekolah, mencium tangan sang ayah. Elias mengelus lembut kepala putrinya.

Berbeda dengan anak-anak, Nateya hanya melengos, melewati Elias tanpa mengucap sepatah kata pun. Ia melangkah ke teras dengan kepala tegak.

Di sana, Ragnar sudah berdiri menunggu, bersama Gendis yang setia di sampingnya. Ragnar tampak terpukau melihat penampilan Nateya pagi itu, tetapi ia cepat membungkuk dan memberi hormat.

“Waktunya berangkat, Mayor,” ujar Nateya tegas.

“Siap, Nyonya.”

Dengan sigap, Ragnar membuka pintu mobil Chevrolet Master Deluxe, kendaraan mewah yang cocok untuk perjalanan jauh.

Gendis segera membantu Anelis dan Julian masuk lebih dahulu.

Di kala Nateya bersiap menyusul, langkahnya tertahan oleh suara bariton Elias yang memanggilnya dari belakang.

“Tunggu, Seruni!”

Nateya mendengus kesal, lalu berbalik dengan wajah sinis.

“Ada apa lagi?”

Alih-alih menjawab, Elias hanya melangkah cepat menghampiri Nateya. Lalu, tanpa peringatan, pria itu menarik Nateya mendekat. Bibirnya mendaratkan kecupan singkat di dahi istrinya.

“Begini seharusnya yang dilakukan suami istri, ketika mereka akan berpisah untuk sementara,” tutur Elias penuh penekanan.

Nateya membeku di tempat. Matanya terbelalak lebar, jantungnya berdetak kencang tak karuan. Ia tidak menyangka Elias, pria yang selalu dingin dan kaku, akan menciumnya di depan Ragnar dan Gendis.

1
Maya Maya
bisa gak si Elias di bom AZ
Nurhayati
sangat bagus bisa buat belajar jg gimana cara membalas orang yg licik tapi bukan dengan kekerasan tapi dengan elegan 🙏💪💪💪
Nurhayati
kayak lagu klo sudah tiada baru terasa,rasain suami kok dinginnya kayak es batu 🤭🤣🤣🤣🙏
Nazwaputri Salmani
Setelah seruni berubah aja baru deh ngejar.. dulu kemana aja bang
Joice Meitasari
setelah seruni cantik dan pintar baru dilirik.dulu waktu seruni masih gendut,Ellias tidak mau.rasain skr emang enak diacuhkan
Hanaby 💕
Nah kan bila suda hilang baru mau hargai so rasa itu kehilangan selamanya sbb seruni suda ada yg menunggu 😁💪💪
Anonymous☠️
gemeushhh banget dah, kalau buah pir tidak sama anak gubernur ini, ngambek akuuu😭
Anonymous☠️
Ceritanya sangat seru🙏
Wulan Lan
mau nabung bab,tapi penasaran...udah dibaca nunggu update y lama🤣🤣🤣
Maya Maya
idih ngarep lu Elias 🤣
Wega Luna
Thor visual Ragnar dong ... please lah 🙏.
Yani Cuhayanih
othor sayaaaang bisa request jgn sampe si jenderal labil clbk sama buah pir..itu sangaat mengecewakan aku harap.jodohkan saja buah pir dengan buah apel merah alias aldrich 😄
Herlini
bagus banget ceritanya
Ayu Padi
keren Thor...br baca nih lngsng maraton eeeh kok cepet bngt tau² ny dah hrs nunggu tiap hari author up...sehari up lebih dari 1 bab ya Thor...rasa ny gimn gitu awal maraton baca ny tiba2 kudu santui nungguin up ny...hehee💪💪💪
lin
gak update lgi thor siangnya
lin
gak kapok kapok elias, saingan lo berat tau sialdrich tmn masa kecil seruni plus anak atasan lo, apalagi klo seruni sukses dgn profesi sbgai dokter Dirmh nya psti byk yg ngelirik, emg didunia ini hnya ada elias doang apa🤭
Ayu Padi
gak Sudi balikan ama kamu maah....SDH ada calon yg lebih segala ny dari mu...

double up dong Thor...keren sekali cerita nya ..
Nurhayati
seruni gitu lo...lanjut thor 💪💪💪
Nurhayati
makin kesini makin bagus ceritanya ,ljit thor....💪💪💪
🍁𝐘𝐖❣️💋🄷🄶🄽-🅈🅆👻ᴸᴷ
Elias, ke laut aja hi hi ... Seruni udh pny Calon Lain, yg Tangguh & pastiny Setia ❤️🤗😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!