NovelToon NovelToon
Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Santriwati Tengil Untuk Gus Zindan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Riyaya Ntaap

menceritakan kisah cinta antara seorang santriwati dengan seorang Gus yang berawal dari permusuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riyaya Ntaap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

gosip baru

**

Jam istirahat telah tiba, seluruh santri tampak berhamburan keluar dari kelas untuk melakukan aktivitas selanjutnya. Ada yang sibuk menghafal karena kebetulan nanti malam jadwalnya setoran hafalan, ada pula yang hanya duduk membentuk sebuah lingkaran hanya untuk menyebar gosip.

Salah satunya adalah diva dan teman-temannya. Mereka duduk membentuk lingkaran bukan untuk menghafal, melainkan untuk bergosip, apa saja yang sekiranya sedang menjadi topik trending di kalangan santri.

" Tau ga siii, katanya Gus Alip.... Adiknya Gus Zindan tuh punya pacar, dan pacarnya tuh salah satu santriwati di pesantren ini, tapi ga tau deh, siapa orangnya. "

" Yang pasti cantik " celetuk Kayla, ia mengangkat bahunya acuh tak acuh sembari mengunyah jajanan yang Minggu lalu di bawa oleh ibunya diva sebagai stok camilan untuk diva.

" Yaiyalah, sekelas Gus Alip mana mungkin seleranya kayak kita gini. " Sahut sisi, dengan pena yang terjepit di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.

" Kita? Kamu aja kali, si. Kami mah cantik " Dila menyeringai, usai mengatakan hal demikian.

Diva hanya diam menyimak teman temannya bercerita, ia tampak tidak minat sama sekali dengan gosip hari ini. Baik Gus Zindan maupun Gus Alip, tidaklah penting baginya, dengan siapapun mereka memiliki hubungan spesial, tidak ada untungnya bagi diva.

" Coba bayangkan, plot twist nya pacar Gus Alip itu salah satu di antara kita, tapi emang sengaja backstreet. " Ujar sisi Tampa memperdulikan perkataan Dila tadi yang menurutnya tidak penting untuk di bahas, temanya saat ini adalah Gus Alip, maka sisi tidak ingin topiknya berpindah ke lain arah.

Tiba tiba saja ketiga gadis itu menatap ke arah diva, membuat diva yang sedang asik mengorek upilnya, lantas kebingungan di tatapi oleh ketiga temannya.

" Apaan? Ngapa liatin aing? Mau upil? " Tawarnya dengan wajah isengnya.

Ketiga temannya langsung menyilangkan kedua tangan dan menggelengkan kepala.

" Astaga div, jorok banget sih! " Ketus Dila, dengan tatapan jijiknya.

Tidak di dalam kamar asrama, di kelas, bahkan di tempat terbuka seperti ini, diva selalu mengupil. Ia tidak pernah sekalipun terlihat menjaga image dimana pun tempatnya dan di hadapan siapapun.

Tingkah diva yang blak-blakan ini seperti menunjukkan dengan tegas bahwa tidak ada satupun orang di kalangan pondok pesantren ini yang menarik perhatiannya. Ia seperti tidak minat pada pria yang ada di pesantren tersebut.

" Jorok apaan? Ini tuh namanya lagi bersih bersih. " Jawabnya dengan enteng.

Dila memutar bola matanya dengan malas, selalu saja seperti itu jawaban dari diva ketika di tegur agar tidak mengupil di sembarang tempat.

" Okee, balik ke topik awal!! " Sisi langsung angkat bicara dengan tegas. Entahlah, sepertinya di antara teman temannya, hanya dialah yang begitu excited membahas gosip ini.

" Ayo kita buka bukaan aja disini, siapa di antara kita yang punya hubungan sama Gus Alip? " Ujar sisi lagi, setelah berhasil membuat teman temannya terdiam dan berfokus padanya.

Ketiga temannya justru dengan kompak langsung menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa tidak ada satupun di antara mereka yang memiliki hubungan dengan Gus Alip.

Tubuh sisi seketika melemas, namun hanya sebentar saja karena setelah itu ia justru tampak menyeringai tipis.

" Yang jelas bukan aku. Aku mah sudah ada ayang bubub lingga " dengan songongnya diva menyahuti.

" Yang jelas bukan aku juga, aku ga suka Gus gusan, banyak aturan kalo nikah sama Gus gusan. Kan katanya kalo nikah sama yang paham agama, anaknya pasti bakalan banyak. Contohnya tetangga di samping rumahku. " Ujar Dila dengan tampang santainya pula, menimpali perkataan diva sebelumnya.

Sisi mengangguk anggukan kepalanya, ia langsung percaya pada kedua temannya itu. Selanjutnya ia beralih menatap Kayla yang hanya diam saja.

Mata sisi mulai menyipit, mencurigai Kayla yang tetap tampak tenang dan tak kunjung memberikan klarifikasi atau alasan apapun itu yang menunjukan bahwa bukan dia wanita yang memiliki hubungan dengan Gus Alip.

" Kay " panggilnya

Diva dan Dila sama sama menatap Kayla, mereka berdua juga tampak fokus menatap Kayla.

" Jangan tanya aku, udah jelas aku ga minat cinta cintaan. Kan aku udah bilang, semua cinta itu akan prettt pada waktunya. " Celetuknya, wajahnya tampak begitu datar.

Mendengar perkataan Kayla, sisi langsung menghela nafasnya lega. Ia kembali tampak bersemangat dan begitu senang, sehingga membuat teman temannya menatapnya dengan curiga.

" Kalo di antara kalian ga ada yang jadi pacarnya Gus Alip, yaudah aku aja. "

" Idih " refleks Dila begitu saja.

" Mengakui Tampa di akui itu sakit loh, si. "

" Bodo amat! Selagi pacar kandungnya belum muncul, aku mah bisa ngakui kalo Gus Alip pacarku. " Celetuknya dengan songongnya, ketiga temannya hanya geleng geleng kepala saja.

**

" Engga umi, gosip itu bohong. Mana mungkin Alip punya pacar. "

Di sisi lain, di sebuah ruangan terdapat beberapa orang yang sedang menyidang satu orang. Orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Gus Alip.

Ternyata berita gosip tersebut sudah menyebar dan terdengar sampai ke telinga kyai habib, hingga Gus Alip kini di sidang oleh anggota keluarganya.

" Kalau kamu memang ga punya pacar, kenapa bisa timbul rumor seperti itu? " Tanya kyai habib dengan tegasnya.

Di umurnya yang sudah begitu tua, ia tetap saja bisa tampil tegas, walaupun penyakitnya sering kumat hanya karena sering marah pada Gus Zindan yang terus saja berusaha menolak dengan keras perjodohan darinya.

" Ya Alip juga ga tau, Kek. Ngapain juga Alip pacar pacaran, buang buang waktu dan ngabisin tenaga aja. " Jawabnya, sedari tadi Alip terus berusaha untuk menjelaskan pada keluarganya bahwa rumor yang tersebar itu hoax, tidak jelas dan tidak benar adanya.

Namun tentu saja kyai habib tidak langsung mempercayai hal itu, bagaimana pun juga api tidak akan hidup jika tidak di sulut.

Gus Zindan duduk santai di sofa, dengan kaki kanan yang di letakkan di atas kaki kiri. Tubuhnya pun tampak menyandar di sandaran sofa.

" Kalian berdua ini ada saja tingkahnya! Yang satu terus menerus menolak untuk di jodohkan, yang satunya lagi ada rumor pacaran sama santriwati di pondok pesantren sendiri!! Bisa cepat meninggal kakek lama lama!! " Kyai habib menatap tajam kedua cucunya.

Sang istri langsung berusaha menenangkan sang suami dengan memegangi punggung tangannya, seraya mengelusnya dengan lembut.

" Ya lagian jaman udah semaju ini masih aja ada sistem perjodohan. Bukannya Zindan ga menghargai kakek ataupun ga menghormati kakek, tapi stop normalisasikan perjodohan. Zindan punya hak untuk memilih. " Jawab Zindan, begitu dirinya di sindir.

Zindan memang terkesan melawan dan kasar, tapi ia memang sudah benar benar merasa muak di jodoh jodohkan. Akibat dari adanya rumor perjodohan ini, ia jadi tidak bisa mengejar cintanya.

Selain itu, akibat perjodohan ini, wanita yang ia cintai harus di banding bandingkan hanya karena wanita itu adalah seorang wanita biasa, sederhana, bukan dari kalangan paham agama.

" Kakek juga ga akan melarang kamu untuk memilih! Tapi pastikan keluarga kita setara sama keluarga perempuan itu. Mau taruh dimana muka keluarga kita kalok istri kamu itu perempuan biasa biasa aja, yang keluarganya ga jelas! "

" Harus banget setara? Kita mati juga di masukan ke dalam tanah, Kek. Ga ada bedanya sama yang lainnya. Jadi apa bedanya antara keluarga kita sama keluarga sederhana lain? Kakek boleh bicarain tentang kesetaraan asal ketika meninggal nanti kakek di kuburnya ga di tanah, tapi di tumpukan emas! "

Usai berkata demikian, Gus Zindan langsung pergi begitu saja meninggalkan keluarganya serta suasana yang masih berada dalam ketegangan. Kyai habib bahkan tampak begitu emosi, bahkan emosinya nyaris meledak.

Gus Zindan tau bahwa cara bicaranya sudah begitu salah, karena lawannya adalah seseorang yang lebih tua darinya, orang yang seharusnya ia patuhi dan berbicara dengan nada sopan.

Tapi Gus Zindan sudah begitu emosi, semua yang ada di kepalanya ia keluarkan karena sudah menahannya begitu lama. Jengah! Tentu saja itu yang ia rasakan.

Andai bisa memilih ulang, maka ia pun tidak ingin terlahir dari keluarga yang bernasab seperti ini, karena membuatnya begitu tercekik pada aturan aturan yang ada seperti menikah dengan lawan jenis yang senasab.

Gus Zindan tau bahwa cinta itu bisa tumbuh perlahan lahan seiring waktu berjalan, tapi Gus Zindan tidak bisa menjamin bahwa ia bisa jatuh cinta mengikuti alur waktu dan meyakinkan diri dengan alasan semua akan bisa ketika terbiasa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!