NovelToon NovelToon
Rindu Di Bawah Atap Yang Berbeda

Rindu Di Bawah Atap Yang Berbeda

Status: tamat
Genre:Keluarga / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Terlarang / Romansa / Cintapertama / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Berawal dari sebuah gulir tak sengaja di layar ponsel, takdir mempertemukan dua jiwa dari dua dunia yang berbeda. Akbar, seorang pemuda Minang berusia 24 tahun dari Padang, menemukan ketenangan dalam hidupnya yang teratur hingga sebuah senyuman tulus dari foto Erencya, seorang siswi SMA keturunan Tionghoa-Buddha berusia 18 tahun dari Jambi, menghentikan dunianya.

Terpisahkan jarak ratusan kilometer, cinta mereka bersemi di dunia maya. Melalui pesan-pesan larut malam dan panggilan video yang hangat, mereka menemukan belahan jiwa. Sebuah cinta yang murni, polos, dan tak pernah mempersoalkan perbedaan keyakinan yang membentang di antara mereka. Bagi Akbar dan Erencya, cinta adalah bahasa universal yang mereka pahami dengan hati.

Namun, saat cinta itu mulai beranjak ke dunia nyata, mereka dihadapkan pada tembok tertinggi dan terkokoh: restu keluarga. Tradisi dan keyakinan yang telah mengakar kuat menjadi jurang pemisah yang menyakitkan. Keluarga Erencya memberikan sebuah pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Tombol "Ikuti" telah ia tekan. Sebuah tindakan digital yang terasa begitu nyata, seolah ada seutas benang tak kasat mata yang kini terhubung dari kamarnya di Padang ke tempat gadis itu berada. Jantung Akbar berdebar sedikit lebih kencang dari biasanya. Ia merasa seperti seorang remaja, bukan pria 24 tahun yang seharusnya lebih tenang dalam menghadapi situasi seperti ini.

"Apa yang baru saja kulakukan?" bisiknya pada diri sendiri, di antara deru kipas angin.

Ia kembali membuka profil Erencya, kali ini menelaahnya lebih dalam. Ia membaca beberapa keterangan foto yang ditulis gadis itu. Kalimat-kalimatnya ceria dan sedikit jenaka. Terlihat jelas ia adalah seseorang yang menikmati hidupnya, dikelilingi teman-teman dan keluarga yang hangat. Semakin banyak yang Akbar lihat, semakin kuat pula dorongan aneh di dalam dadanya. Sebuah keinginan untuk mengenal sosok di balik senyuman itu.

Pandangannya lalu tertuju pada tombol "Pesan". Tombol itu seolah memanggilnya, sebuah gerbang menuju percakapan yang mungkin saja tidak akan pernah ada. Selama beberapa menit, ia hanya menatapnya. Keraguan berperang dengan keinginan. Apa yang harus ia katakan pada seorang gadis asing yang usianya terpaut enam tahun, tinggal di pulau seberang, dan berasal dari dunia yang sama sekali berbeda?

Jemarinya akhirnya bergerak, membuka kolom percakapan yang masih kosong dan dingin. Keyboard virtual muncul, menunggu perintahnya.

Pikirannya buntu.

Hai. Terlalu singkat.

Salam kenal, kamu cantik. Terlalu gombal dan murahan.

Akbar menarik napas dalam-dalam. Jadilah dirimu sendiri, Bar. Tulus dan apa adanya. Jemarinya mulai mengetik sebuah kalimat yang terasa paling mewakili dirinya.

“Assalamualaikum. Maaf, profil kamu lewat di explore saya. Salam kenal dari Padang.”

Ia berhenti, menatap kembali kalimat itu. Assalamualaikum. Itu adalah sapaan damainya, identitasnya sebagai seorang Muslim. Namun, keraguan menyergapnya. Akankah gadis itu merasa aneh? Akankah sapaan itu justru menciptakan dinding pertama di antara mereka bahkan sebelum percakapan dimulai?

Dengan cepat, ia menghapus kalimat itu. Ia mencoba lagi dengan versi yang lebih netral.

“Malam. Maaf, profil kamu lewat di explore. Fotonya bagus. Salam kenal dari Padang.”

Ia membacanya lagi. Entah kenapa, kalimat itu terasa hambar dan tanpa jiwa. Bukan dirinya. Rasanya seperti ia sedang menyembunyikan sebagian dari dirinya.

Dengan sebuah helaan napas pasrah, ia menghapus draf kedua itu dan mengetik ulang kalimat pertamanya. Biarlah. Inilah dirinya. Jika sapaan yang membawa doa kedamaian ini saja sudah menjadi penghalang, maka apalah artinya melanjutkan kepura-puraan?

“Assalamualaikum. Maaf, profil kamu lewat di explore saya. Salam kenal dari Padang.”

Ia memejamkan mata sejenak, mengumpulkan keberanian, lalu dengan satu ketukan cepat, ibu jarinya menekan ikon kirim.

Pesan itu melesat pergi. Centang satu berwarna abu-abu muncul di sudutnya. Terkirim.

Akbar sontak meletakkan ponselnya di atas kasur dengan layar menghadap ke bawah, seolah benda itu adalah benda panas yang bisa meledak kapan saja. Ia mencoba mengalihkan perhatiannya kembali ke laptop, ke skripsinya yang terbengkalai. Tapi sia-sia. Huruf-huruf di layar seakan menari-nari tanpa makna. Pikirannya tidak lagi di Padang, melainkan melayang jauh ke Jambi, bertanya-tanya apakah pesannya akan dibaca, dan jika iya, akankah ada balasan?

Satu menit. Lima menit. Sepuluh menit.

Ia tidak tahan lagi. Dengan gerakan ragu, ia meraih kembali ponselnya. Layar itu menyala, dan hatinya sedikit mencelos. Pesan itu masih sama. Centang satu. Terkirim. Belum diterima. Mungkin gadis itu sudah tidur.

Dan di tengah malam Padang yang hening, dengan hanya denting jam dinding sebagai penanda waktu, Akbar menunggu sebuah jawaban dari seberang pulau. Sebuah jawaban yang tidak ia tahu akan menjadi awal dari segalanya.

1
👣Sandaria🦋
jadi akhirnya Akbar login atau logout, Kak?🤔
kisah perjuangan cinta yg mesti aku hargai sebagai pembaca, Kak. meski dari tengah sampai akhir aku merasa authornya kehilangan "sentuhan" pada ceritanya. mungkin gegara mengubah ending dengan bermanuver terlalu tajam😂
Sang_Imajinasi: udah ada kok cuma belum dirilis mungkin akhir bulan ini rilis novel roman dengan banyak bab maybe 500 bab
total 8 replies
👣Sandaria🦋
selalu aneh dengar ucapan hati-hati di jalan bagi orang yg naik pesawat. macam dia aja yg nerbangin pesawat. harusnya kan "tolong bilangin ke pilotnya hati-hati di udara, jangan ngebut!"🙄🤣
👣Sandaria🦋
baca bagian ini, Bang@𝒯ℳ ada begitu banyak "kekayaan" di dunia ini, tidak hanya melulu soal uang. mungkin disayangi aku yg imut ini salah satunya🤔😂
👣Sandaria🦋: aku barusan tamat baca ini novel, Bang. cari tempat mojok lain lah. atau berantem lagi di novel Om Tua😆
total 8 replies
👣Sandaria🦋
asiik bener nama timnya 👍😂
👣Sandaria🦋
aku dulu pernah naik ini di pasar malam, Kak. pas di atas ketinggian itu terjadi ciuman ke-29 ku. kalau gak salah ingat 🤔😂
👣Sandaria🦋
yg bertemu diam-diam selama seminggu itu di bulan Juni, Kak. yg terjadi di bulan Desember mah nerakaa😆
👣Sandaria🦋
kadang aku ragu Erencya ini di cerita aslinya beneran masih SMA, Kak? tua kali pemikirannya. minimal anak kuliahan tingkat akhir lah😆
👣Sandaria🦋
kok mereka belum menyinggung keimanan ya, Kak?🤔
👣Sandaria🦋
jadi udah di tahap "pulang" aja nih. enggak datang lagi? jauh kali lompatan si Akbar😆
👣Sandaria🦋
untung gak kayak adegan Armageddon😅
👣Sandaria🦋
mengapa Akbar gak jalur darat aja ke Jambi nya, Kak? mungkin biar kelihatan dramatis ya efeknya kek di pilem pilem?😆
👣Sandaria🦋
kayak kita nih Bang@𝒯ℳ cinta yg kuat itu tumbuh di tengah percakapan percakapan saling maki, saling bully dan saling merendahkan diri🤦 sampai-sampai mengalahkan romansa cinta Ucup dan Anny😂🤣
👣Sandaria🦋: aduh Abang. pengen terjun ke laut aja nih aku, biar digulung ombak sekalian☺️😂
jadi pengen nge tag Bang Salman, Bang Zen dan Bang Asta. kali aja mereka rela muntahh berjamaah, Bang🤣🤣
total 2 replies
👣Sandaria🦋
kalau Erencya juga membangun jembatan dari sisi seberang, pasti sebentar lagi jembatannya nyambung itu. entah kalau ada preman preman yg nyolong bata dan besinya🤦
👣Sandaria🦋
jangan terlalu terbuai gombalan kalian. karena "semua akan preeet pada waktunya" begitulah kata-kata warga net yg berpikir logis🤣
👣Sandaria🦋
aku tidak menyangka perkara membangun jembatan ini bisa membuatku melankolis begini, Kak😭😂
👣Sandaria🦋
sebegini beratnya perjuangan cinta, siapa yg akan berani membakar jembatannya? bahkan authornya saja tidak berani😭😂
Sang_Imajinasi: baca nya sambil play musik tanpa cinta, sama seamin tapi tak seiman kak
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kalau guru sejarah ku seperti Akbar. mungkin aku masih ingat siapa nama guru sejarah ku dulu. lebih parahnya aku saja lupa ada pelajaran sejarah😆
👣Sandaria🦋
memang begitu gaya dosen penguji sejak zaman purba 😂
👣Sandaria🦋
ini bener lagi. kalau udah mendekati waktu eksekusi, jangan ngapa-ngapain lagi. tunggu aja dor nya😆
👣Sandaria🦋
memang betul ini, kadang mules😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!