Lanjutan dari novel Iblis penyerap darah, untuk baca season 2 gak wajib baca season 1,tapi kalau mau baca itu lebih bagus.
Kaisar Mo Tian adalah tirani hidup. Dikenal sebagai Iblis Darah Abadi, ia memimpin Kekaisaran dengan tangan besi dan kegilaan yang disengaja. Bagi Mo Tian, kesetiaan adalah segalanya; pengkhianatan dibalas dengan pembantaian brutal—seperti yang dialami para pemberontak Sekte Tinju Api, yang dihancurkan tanpa sisa olehnya dan Liu Bai, sang Tangan Kanan yang setia namun penuh kepedulian.
Di mata rakyatnya, Mo Tian adalah monster yang mendamaikan dunia melalui terror. Namun, di balik dominasinya yang kejam, bersembunyi luka lama dan kilasan ingatan misterius tentang seseorang Seorang wanita cantik misterius yang mampu memicu kegelisahan tak terkendali.
Siapakah dia? Apakah dia adalah kunci untuk menenangkan Iblis Darah, atau justru pedang bermata dua yang akan menghancurkan Takhta Abadi yang telah ia bangun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Pertarungan layaknya permainan
Ketiga Master mendarat dengan hentakan kasar di salah satu puing-puing bangunan yang menjulang tinggi—sepotong menara marmer yang tersisa seperti monumen kehancuran. Mereka bertiga berdiri di sana dengan postur yang tegang, penuh antisipasi waspada yang bercampur dengan teror.
Di atas mereka, Sang Kaisar Mo Tian melayang dengan tenang, menunggangi Harimau Putihnya, Bao. Tatapannya sedikit miring dan dingin, memandang mereka seolah mereka hanyalah jamur beracun di tanah.
Master Rou Shi, pemimpin Sekte Pedang, mengangkat wajahnya yang keriput, bertatapan langsung dengan Kaisar. Dia melihat mata Kaisar semakin memerah, warnanya pekat seperti lahar, dan pupil matanya seolah berputar layaknya cakram iblis yang menghitung waktu kematian.
"Kaisar Darah! Sial! Kenapa dia bisa berada di sini? Seharusnya dia sedang sibuk di ibu kota bersama Tangan Kanannya, Liu Bai!" Master Rou Shi menggeretakkan giginya, tidak menyangka rencana yang ia anggap sempurna ternyata hanya sebuah puzzle rusak yang tidak dapat tersambung, menjebak mereka dalam kehancuran.
Master Tang Cha, pemimpin Klan Tang, adalah yang paling terpukul. Tubuhnya mulai tremor dan bergetar hebat, seperti daun kering di tengah badai. "K-Kaisar! T-tidak! Tidak! Aku tidak ingin mati! Kau harus bertanggung jawab, Master Rou Shi! Ini semua salahmu!" Dia merasakan aura mengintimidasi Kaisar sudah mulai menusuk-nusuk mentalnya, menghancurkan kewarasannya, seolah jutaan jarum es menyentuh jiwanya.
Master Zi, dari Sekte Tinju Api, menepis ketakutannya dengan paksa. Dia menepuk punggung Master Tang Cha dengan genggaman keras, berusaha menenangkan. "Tenangkan dirimu, Master Tang Cha! Kita harus tetap tenang. Lagi pula, dia hanya datang sendirian—masih ada kemungkinan kita menang, kita bertiga!"
Master Tang Cha menatap Master Zi, matanya penuh air mata keputusasaan. "K-kau yakin?! D-Dia adalah Iblis Darah yang menghancurkan era! Apa kau tidak ingat saat dia membunuh dan membantai sekte, klan, dan Kekaisaran yang berdiri kokoh saat itu? Dia bukanlah lawan yang dapat kita kalahkan!" Master Tang Cha semakin merinding ketika kilasan memori pembantaian masa lalu terlintas di benaknya.
Master Rou Shi berdecak kesal, membuang ludah ke samping reruntuhan melihat rekannya ketakutan seperti pecundang. "Tck! Jika ingin kabur, maka kabur saja, bajingan pengecut! Selamatkan saja dirimu sendiri. Jangan kotori kesucian pertarungan ini!" Master Rou Shi mengusir Master Tang Cha dengan hinaan yang menusuk.
"K-kau... Kau benar!" Master Tang Cha justru membenarkan ucapan itu, seperti orang yang baru tersadar. "Aku memang harus kabur dan bersembunyi!" Tanpa peduli pada kehormatan, Master Tang Cha berbalik dan melesat cepat, menggunakan teknik langkah qi Klan Tang yang gesit, meninggalkan mereka berdua.
"Dasar pengecut! Seharusnya sedari awal aku tidak mengajaknya dalam rencana ini." Master Rou Shi menghembuskan napas keras, kekesalannya terhadap sifat buruk Master Tang Cha terukir jelas di wajahnya.
Kaisar yang berada di atas langit mengamati kepergian Tang Cha tanpa emosi, seperti melihat serangga yang lari. Tatapannya tetap tajam dan menusuk. "Akhirnya semut-semut hina keluar juga dari sarangnya!" Kaisar meletakkan Pedang Ye Sha di pundaknya, gerakan yang begitu santai namun mematikan. "Jika kalian berani bertindak, maka kalian juga harus berani menanggung konsekuensinya."
Mendengar perkataan Kaisar yang menggema dan mematikan, Master Rou Shi menggeretakkan gigi, urat lehernya menegang. "Berisik kau, sialan! Kau pikir aku takut denganmu? Akan kupastikan kau mati di tanganku, Kaisar!" Master Rou Shi mengangkat Pedang Besarnya, bilah pedang itu memancarkan qi abu-abu dingin.
Dia mengarahkan pedangnya itu ke arah Kaisar yang berada di atasnya. Kaisar menatap dengan jijik dan meremehkan. "Berani sekali kalian! Jika itu keinginan terakhirmu, maka akan Aku kabulkan!" Kaisar menutup rapat mulutnya, aura bicaranya berhenti, digantikan oleh aura kehancuran murni.
Dia mengacungkan Pedang Ye Sha ke arah Musuhnya, gerakannya lambat, namun menciptakan gelombang energi yang membelah angin itu sendiri.
Kemudian, hal yang mengerikan terjadi: Pedang Iblis Ye Sha berdenyut, berubah bentuk secara drastis. Bentuknya membesar secara abnormal, bilahnya bengkok dan bergerigi, diselimuti oleh qi merah pekat, dan yang paling menjijikkan adalah permukaan pedang itu berkedip, dipenuhi tekstur yang menyerupai usus dan organ-organ yang bergerak-gerak halus, seolah pedang itu hidup dan lapar.
Master Zi juga menyiapkan kuda-kuda bertarungnya, kakinya menapak kuat di reruntuhan dan mengepalkan tangan, lalu mengalirkan energi qi api yang membakar ke dalam tinjunya. Energi api mengerikan menyelimuti tangannya. Energi qi yang berada di dantian (sumber energi) meluap dan menyebar ke seluruh meridiannya dengan tekanan tinggi.
Tubuh mereka berdua diperkuat dan diselimuti energi api oranye dari Master Zi dan qi putih-abu-abu dari Master Rou Shi yang besar. Mereka kemudian menerjang maju ke arah Kaisar dengan teriakan perang, melompat dari reruntuhan.
Sebagai kultivator Pemutus Jiwa, mereka masih belum mampu untuk terbang bebas, sehingga lompatan mereka adalah kekuatan terbesar mereka. Mereka berdua menyerang dari arah yang berbeda. Master Rou Shi memutar pedangnya seperti tarian presisi yang mematikan, menciptakan badai bilah yang bertujuan merobek qi pelindung Kaisar.
Sementara Master Zi melakukan beberapa gerakan bela diri, gerakannya eksplosif, sehingga membentuk bayangan api yang berkobar, setiap tinjunya mengandung kekuatan untuk menghancurkan batu gunung.
"Mati kau, Kaisar!" Teriakan penuh kebencian dan keputusasaan terdengar sembari mereka menyerang.
Sedangkan Kaisar Mo Tian yang melihat kedua serangan itu tersenyum sinis, senyum yang sama sekali tidak lucu, tetapi dingin dan mengancam. Ia mengejek dan diam, menunggu serangan mereka tiba, Pedang Ye Sha yang menjijikkan itu siap menyambut darah mereka untuk di lahap.
