NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti Sang Pewaris

Ibu Pengganti Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Dark Romance
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Cerita ini untuk pembaca dewasa. Baca dengan bijak❗


Cherry Gabriella mengambil satu keputusan nekat yang mengubah seluruh hidupnya, menjadi ibu pengganti bagi pewaris berhati dingin, Trevor Spencer.

Namun, ketika bayi mungilnya lahir, Cherry tak sanggup menyerahkan darah dagingnya, meski harus diburu oleh pria yang bisa membeli segalanya… bahkan nyawanya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Trevor Spencer melirik ke arah tempat tidur bayi tempat Arnold terbaring. Cherry segera bergeser, menutupi anaknya dengan tubuhnya.

“Aku datang untuk anakku. Bukankah itu sudah jelas?” tanyanya dengan nada sarkastik.

“Anakmu? Tidak ada anakmu di sini. Pergilah!” usir Cherry tegas.

“Kau tahu persis apa yang kumaksud, perempuan. Serahkan anakku sebelum aku mengambilnya dengan tanganku sendiri,” ancamnya dingin.

“Sudah kubilang tidak ada anakmu di sini! Orang sepertimu, antek setan, tidak pantas dikaruniai anak. Pergi! Kau tidak akan mendapat apa-apa di sini!” Cherry membentak dengan marah.

Trevor memberi isyarat, dan beberapa anak buahnya segera maju. Mereka mencengkeram kedua lengan Cherry, menyeretnya menjauh dari Arnold. Cherry memberontak sekuat tenaga, tapi tubuh kekar mereka terlalu kuat.

Trevor mendekati Arnold, lalu menggendongnya. Ia menatap Cherry, sementara Cherry menatap balik penuh kebencian. Kalau pria itu berani menyakiti anaknya, Cherry bersumpah akan membunuhnya dengan cara paling brutal.

“Sudahkah kau melihat wajah polos ini? Kemiripan kami terlalu jelas. Bagaimana bisa kau bilang dia bukan anakku?” tanyanya tenang.

“Tidak semua kemiripan berarti ada hubungan darah. Bisa saja hanya kebetulan,” bantah Cherry.

“Omong kosong. Kau sudah menerima uangnya. Apa lagi yang kau persoalkan?” ucap Trevor dingin.

Cherry menarik napas panjang. “Aku akan kembalikan uangmu. Tolong… kembalikan anakku,” pintanya memohon.

“Kita pergi,” perintah Trevor.

“Tidak! Tolong! Kembalikan anakku!” jerit Cherry dengan air mata deras.

“Kita sudah punya kesepakatan. Kau menerima uang, jadi aku mengambil anakku,” ujarnya datar.

“Akan kukembalikan semuanya. Biarkan kami hidup dengan tenang,” Cherry meratap.

“Anak ini pewarisku. Apa kau lupa?”

“Kau bisa mencari ibu pengganti lain dan menjadikan anak itu pewarismu. Tapi jangan dia. Jangan anakku. Biarkan dia hidup normal. Dia masih polos, belum mengerti apa-apa tentang dunia ini. Jangan bawa dia ke dalam kehidupanmu yang penuh kekacauan,” Cherry memohon putus asa.

Trevor menatap Arnold yang sedang mengisap jarinya. Begitu polos, begitu suci. Untunglah bayi itu tak tahu apa-apa.

Dunia Cherry runtuh ketika Trevor berbalik, melangkah keluar rumah sambil menggendong Arnold. Cherry menjerit histeris.

Jangan… jangan ambil anakku!

Salah satu anak buah menyuntikkan cairan ke tubuh Cherry. Seketika tubuhnya lemas. Mereka melepaskannya dan pergi menyusul bos mereka. Cherry jatuh tersungkur di lantai, berusaha melawan kantuk yang menekan matanya.

Anakku… akan kuambil kau kembali, bisiknya sebelum kesadarannya menghilang.

**

Cherry mendapati dirinya di sebuah tempat serba putih. Ia tersentak, mengingat Arnold. Panik, ia menoleh ke segala arah.

Tak jauh dari sana, seorang anak laki-laki sedang bermain. Cherry segera menghampirinya.

“Dek, apa kau lihat bayi? Kecil… segini?” tanyanya sambil memberi isyarat dengan tangannya.

“Ayah bilang aku tidak boleh bicara dengan orang asing,” jawab anak itu.

Cherry menatapnya. Ada sesuatu yang familiar, mata biru, alis tebal, hidung mancung, bibir merah. Hatinya berbisik: ia mengenal anak ini.

“A-Arnold? Nak? Ini kau?” Cherry memeluknya dengan gemetar.

Namun anak itu mendorongnya menjauh. “Jangan sentuh aku!” bentaknya.

“Sayang, ini Mama…” Cherry berusaha lembut.

“Aku tidak punya mama! Ibuku sudah mati. Dia mengkhianatiku saat aku masih bayi. Aku benci dia!” balas anak itu kesal.

“Arnold!”

Suara berat itu membuat Cherry menoleh. Trevor berdiri di sana.

“Papa!” Arnold berlari ke arahnya.

Cherry terperanjat. Ia segera mengejar, berteriak histeris. “Arnold! Jangan! Jangan pergi! Kembalikan anakku, dasar iblis!”

Tapi keduanya perlahan menghilang dari pandangannya.

Cherry hampir berteriak ketika tiba-tiba tubuhnya disiram air. Ia tersentak. Ternyata ia masih di rumahnya sendiri. Tangannya terikat pada tiang.

Beberapa orang asing berdiri mengelilinginya. Cherry tak mengenal satu pun. Apa mereka anak buah Trevor? Tapi untuk apa mereka di sini kalau Trevor sudah membawa Arnold?

“Aku tidak percaya Trevor Spencer mau dengan perempuan ini. Umurnya baru dua puluhan,” ujar salah seorang pria.

“Trevor tak peduli siapa yang ia tiduri, asal bisa punya pewaris,” sahut yang lain.

“Kalian siapa?” tanya Cherry dingin.

“Di mana bayinya?” balas seseorang, mengabaikan pertanyaannya.

“Kalian siapa?!” Cherry mengulang.

“Jawab saja,” perintah pria yang tampak seperti pemimpin mereka.

Bayi? Jadi mereka juga mencari Arnold? hati Cherry berdesir. Berarti mereka bukan anak buah Trevor.

“Kenapa aku harus memberitahu kalian?” tantangnya.

“Dasar perempuan tak tahu diri!” salah satu dari mereka menamparnya keras. Pipinya perih, terasa hangat oleh darah.

“Sepertinya Trevor sudah mendahului kita, Bos,” lapor seseorang.

“Kita harus mendapatkan bayi itu. Dan membunuhnya,” ucap sang bos datar.

Cherry terbelalak. “Apa?! Kalian mau membunuh anakku?!”

“Ya. Dan kalau kau tak diam, kau yang kubunuh duluan,” ancamnya.

“Kalian tidak akan berhasil. Aku tidak akan membiarkan kalian,” Cherry bersikeras.

“Dan apa yang bisa kau lakukan? Anak kecil sepertimu sebaiknya kembali ke kampus, bukan ikut campur urusan besar,” sindirnya.

“Jangan pernah sakiti anakku. Kalau kalian melakukannya, aku sendiri yang akan menyeret kalian ke neraka!” Cherry mengancam penuh kebencian.

Mereka terbahak.

“Hahaha… anak muda sekarang lucu sekali. Tidurlah, kau tak ada gunanya lagi,” ucap sang bos, lalu menghantamkan gagang pistol ke kepalanya.

“Aargh!” Cherry menjerit kesakitan.

“Ayo pergi,” perintah sang bos.

Mereka pun meninggalkannya terikat sendirian.

Cherry meronta, berusaha melepaskan diri. Setelah sekian lama, ia akhirnya berhasil. Ia berdiri terhuyung, lalu melangkah keluar.

Ia hanya punya satu tujuan: merebut kembali Arnold.

Ingatlah, nak… Mama tidak akan pernah mengkhianatimu. Jangan pernah membenci Mama. Aku akan berjuang. Tunggu aku.

1
Lauren Florin Lesusien
thur buat ini si cerry badas dikit trs peka dan ditak naik bin oon umur udh 24 trs udh punya anak udh tinggal bareng ama bapak dari anaknya trs tinggal diindonesia masak ga ngerti terlalu naif thur dari awal baca sampai ini episode hubungan nya dngan bapak anaknya ga ada kemajuan 🤬🤬
Mia Camelia
lanjut thor🥰
Anonymous
/Shame//Joyful//Shame//Joyful/
Anonymous
/Joyful//Shame//Toasted/
Anonymous
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Anonymous
🩷🩷🩷
Anonymous
oke
Anjani
/Casual//Casual/
halizerena
/Drool//Drool//Drool/
indhpermatas
/Facepalm//Facepalm/
Ayu Lestari
/Smirk//Smirk//Smirk/
azaliannya
/Smile//Smile//Smile//Smile/
DindaStory
oke sih
RaniBaca
ok
Miu Miu 🍄🐰
lanjut kak ♥️
Anonymous
lanjut 😍
Lina ayuu
oke
Silvi
👍👍👍👍
Sania Anugrah
oke
dayana
yey berhasil kabur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!