Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.
Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali bertemu
"Bagaimana bisa kamu kecolongan Arsa?," tanya Dave dengan tatapan dinginnya menatap Arsa yang saat ini mendapatkan perawatan dari Dokter keluarga.
"Mungkin sudah takdirku Uncle," jawab Arsa dengan tatapan tidak kalah dinginnya. Ia menggenggam syal milik perempuan yang sudah menyelamatkannya itu. Ia paling benci yang namanya hutang budi tapi kali ini ia sudah berhutang budi pada perempuan itu.
Dave menghembuskan nafas beratnya, ia tahu luka yang didapat Arsa tidak lah seberapa namun yang menjadi pikirannya, Arsa yang biasanya memiliki perhitungan yang detail dan insting yang kuat terhadap musuh kenapa bisa terluka. Lalu kemana putranya yaitu Devano yang selalu berada di sisi Arsa tidak terlihat batang hidungnya.
"Kak kita menang dan ini mereka yang kemarin berusaha mencelakai Kakak perempuan kami," ucap Devano menyeret satu persatu anak buah Franco ke hadapan Arsa.
Devano, Ibra dan Lucky putranya Mack tersenyum puas dengan hasil peperangan malam ini meski mereka juga mendapat beberapa luka di bagian tubuh mereka namun tidak separah Arsa. Hanya mereka bertiga yang bergabung dengan Black Serpent, Daffa dan Daffi tidak diizinkan Arsa untuk bergabung karena ia ingin kedua adik laki-lakinya itu tetap berada di jalan yang benar.
"Cukup!," ucap Arsa pada Dokter yang membalut lukanya setelah menyuntikkan obat penawar racun. Ia berdiri dari duduknya menatap tajam satu persatu anak buah Franco yang berhasil diseret Devano ke sini. Darahnya mendidih, andai kemarin Lucky tidak menyelamatkan Queen maka sudah dipastikan saudarinya itu merenggang nyawa ditangan Franco.
Arsa menarik rambut salah satu anak buah Franco ke belakang. Darahnya mendidih, Queen adalah princess di keluarga Iskandar dan ia begitu memanjakan sang adik. Tapi mereka malah berusaha untuk melenyapkannya.
"Argh...," erang pria itu saat Arsa membenturkan kepalanya ke lantai.
"Sekap mereka Devano!. Aku ingin tahu bagaimana reaksi Dark light kalau anak buahnya pada kita," ucap Arsa mematahkan kepala pria itu hingga erangan keras terdengar di markas itu.
Lucky dan Ibra bergidik ngeri melihat apa yang dilakukan Arsa. Ia tahu Kakaknya itu kejam tanpa belas kasihan jika keluarganya diusik. Sudah dipastikan pria itu tewas.
"Persiapkan dirimu Lucky, peperangan yang sebenarnya akan dimulai setelah ini. Pria itu adalah kaki tangan Dark light. Dan Kakakmu sudah menghabisinya," bisik Ibra menepuk pundak Lucky dengan pelan.
"Huf... perang lagi?," gumam Lucky. Meski diantara mereka ialah yang paling muda akan tetapi darah mafia mengalir ditubuhnya.
"Kau takut Luck?. Jika iya kembalilah ke Thailand!, jadilah anak kucing yang manis di sana," ujar Dave menatap penuh selidik pada Lucky.
"Tentu saja tidak Uncle. Aku di kirim Daddy ke sini untuk bergabung dengan Black Serpent," jawab Lucky dengan cepat. Dave adalah panutannya, sejak kecil ia sudah berkeinginan seperti Dave.
"Bagus. Jangan kecewakan Daddy mu," ucap Dave.
"Iya Uncle," angguk Lucky.
Sementara Arsa, ia pergi ke kamarnya dan sebelum itu ia menyambar syal yang tadi ia genggam. Ia harus menghadiri zoom meeting dengan para jajaran perusahaan. Ia saat ini tidak hanya menjadi pimpinan mafia tapi juga CEO dari perusahaan milik Daddynya yang kini di wariskan padanya. Tidak hanya perusahaan Daddynya, ia juga memimpin sekaligus perusahaan mendiang Opanya.
Arsa memasuki kamarnya yang luas lalu menuju kamar mandi. Ia memilih tinggal di markas ketimbang di rumah keduanya orangtuanya. Ia tidak ingin Mommy nya tahu pekerjaannya ini. Selama ini ia juga menyembunyikan tentang keluarganya dan ia juga tidak memakai marga Iskandar dibelakang namanya. Semuanya ia lakukan demi keselamatan keluarganya. Entah kenapa kali ini kecolongan dan Dark light mengetahui tentang adiknya.
Saat Arsa keluar dari kamar mandi, ia mendapati ponselnya berdering. Tampak panggilan masuk dari adiknya. Ia langsung mengangkat panggilan sang adik takutnya terjual sesuatu di kediaman orangtuanya.
"Kak...Mommy meminta Kakak untuk pulang," ucap Queen saat panggilan telepon terhubung.
"Baiklah," jawab Arsa.
"Sekarang Kak," ucap Queen lagi.
"Maaf, Kakak tidak bisa," jawab Arsa. Ia sebentar lagi harus melakukan zoom meeting.
"Tapi Kak, Mommy--
"Besok pagi" sela Arsa.
"Janji ya Kak," ucap Queen.
"Ya," jawab Arsa.
"Bye Kak," ucap Queen.
"Hem"
Tut.
***
Arsa tampak sudah rapi dengan pakaian kerjanya namun sesuai janjinya pada sang adik, pagi ia akan ke kediaman orangtuanya. Sudah dua minggu ia tidak mengunjungi Mommy nya karena kesibukannya.
Arsa keluar dari kamarnya, ia mendapati para anak buahnya seperti biasa sibuk menyiapkan pengiriman persenjataan ke negara tetangga. Jangan kira bisnis nya ini legal, ia menekuni bisnis ilegal ini sudah sejak berusia 21 tahun dan sudah sembilan tahun ia menjalani bisnis ini. Dan untuk yang lainnya di kelola oleh Uncle Dave nya. Ada beberapa macam bisnis ilegalnya yang lainnya termasuk barang haram.
"Kak...aku membutuhkan tanda tanganmu," ucap Ibra menghadang langkah Arsa. Memang bisnisnya ini ia serahkan pada Ibra untuk mengelolanya.
Arsa langsung membubuhkan tandatangannya tanpa membacanya terlebih dahulu karena ia yakin jika Ibra tidak akan pernah mengkhianatinya.
"Terimakasih Kak, selamat bekerja," sambung Ibra hanya diangguki oleh Arsa.
Arsa melanjutkan langkahnya keluar dari markas, sebenarnya pekerjaannya di perusahaan cukup banyak tapi ia harus menemui Mommy nya terlebih dahulu jika tidak wanita yang sudah melahirkannya itu akan mendatanginya ke kantor lalu menceramahinya panjang lebar.
"Selamat pagi Tuan," sapa sopir pribadi Arsa lalu membukakan pintu mobil untuk Arsa.
Seperti biasa, Arsa hanya mengangguk saja. Ia paling irit bicara dan hanya bicara seperlunya saja. Tanpa suara ia langsung memasuki mobil dan duduk dibalik kemudi.
"Kita ke rumah dulu," ucap Arsa pada sang sopir saat pria itu duduk dibalik kemudi.
"Baik Tuan," angguk sang sopir dengan patuh.
Arsa duduk dengan wajah tenang dan dinginnya di kursi penumpang. Namun bayangan perempuan yang menolongnya semalam terus menghantuinya bahkan semalam ia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena setiap kali ia memejamkan matanya wajah sendu perempuan itu terus membayanginya.
Untuk pertama kalinya ia memandangi perempuan selain Mommy dan adiknya. Selama ini ia tidak pernah peduli dengan sekitarnya. Bahkan ia tidak tertarik sedikitpun secantik apapun wanita yang berusaha mencari perhatiannya.
Sesampainya di kediaman kedua orangtuanya, Arsa langsung turun dari mobil setelah sopir membukakan pintu mobil untuknya. Ia memasuki kediaman orangtuanya dengan langkah tegapnya.
"Tuan muda, anda sudah ditunggu Nyonya di meja makan," ucap pelayan yang menunggu kedatangan Arsa.
Arsa hanya mengangguk kecil lalu berjalan menuju ruang makan. Tatapannya semakin tajam saat melihat pria asing yang tidak ia kenali sebelumnya duduk di meja makan berbincang hangat dengan Mommy nya.
"Arsa....kamu sudah datang?. Ayo duduk!. Mommy sudah memasakkan makanan kesukaan kamu," ucap Kinar menyambut kepulangan sang putra dengan senyuman lebarnya.
Arsa mengangguk kecil lalu duduk di dekat Daddynya yang tampak diam saja sejak tadi."Siapa dia Dad?," tanya Arsa pada Daddy nya dengan ekspresi dinginnya menunjuk pria yang duduk di sebelah adiknya menggunakan isyarat matanya.
"Kak--
Arsa mengangkat tangannya mengisyaratkan agar adiknya itu diam. Ia bertanya pada Daddynya bukan pada adiknya
"Calon suami adikmu Arsa," jawab Zaki tetap dengan ekspresi datarnya.
Arsa menyembunyikan keterkejutannya, selama ini yang ia tahu Queen tidak pernah dekat dengan pria manapun. Ia selalu meletakkan bodyguard untuk menjaga adiknya itu.
"Kak, kenalkan ini Daren. Kekasih aku," ucap Queen memperkenalkan pria yang duduk di sebelahnya.
Arsa hanya diam saja menatap penuh selidik pria yang diperkenalkan adiknya itu. Ia tahu sudah saatnya Queen berumahtangga tapi ia ingin adiknya mendapatkan pria yang tepat.
"Nyonya...ini Jus jeruknya," ucap pelayan pada Kinar dengan membawa segelas jus jeruk ditangannya.
"Terimakasih ya Mahira, tolong letakkan di depan anak saya," jawab Kinar menunjuk Arsa.
Arsa merasa tidak asing dengan suara itu menoleh pada pelayan itu. Ia tampak terkejut saat melihat perempuan itu yang meletakkan jus jeruk didepannya.
...****************...
klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi