NovelToon NovelToon
WHO¿

WHO¿

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Anak Genius / Identitas Tersembunyi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:372
Nilai: 5
Nama Author: jewu nuna

Misteri kematian Revano yang tidak pernah meninggalkan jejak, membuat gadis penderita ASPD tertantang menguak kebenaran yang selama bertahun-tahun ditutupi sebagai kasus bunuh diri.

Samudra High School dan pertemuannya bersama Khalil, menyeret pria itu pada isi pikiran yang rumit. Perjalanan melawan ego, pergolakan batin, pertaruhan nyawa. Pada ruang gelap kebenaran, apakah penyamarannya akan terungkap sebelum misinya selesai?

Siapa dalang dibalik kematian Revano, pantaskah seseorang mencurigai satu sama lain atas tuduhan tidak berdasar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duapuluh Empat

Aletha termenung. Entah kebingungan atau rasa hampa, tapi baginya kesepian yang sekarang adalah saat dimana dia merasa kehilangan segalanya. Entah Revano, kedua orang tuanya, bahkan Khalil yang awalnya hanya dia anggap sebagai benalu.

Gadis itu menghela napas panjang. Menatap pagar balkon kamarnya yang berembun, menampilkan gumpalan air tak berekspresi, tapi dia sudah tahu bahwa suhu dingin menyelimuti.

“Kehilangan apa?”

Avrem hanya berdiri diambang pintu balkon. Melihat kedatangan anak perempuannya sudah sangat amat ketara. Pembawaan dan gaya Aletha menatappun, sudah jadi bukti bahwa dia kehilangan sesuatu yang bahkan tidak ada direncana awalnya.

Kata apa yang tepat? Atau kalimat apa yang bisa dia gunakan untuk berbicara dengan sang ayah. Aletha hanya diam, masih fokus dengan dedaunan yang jadi atensi berikutnya. Mengabaikan ruang bicara yang Avrem buat demi menghibur kesepian Aletha, yang tidak dia bicarakan walau sungguh ketara.

“Athena, ayah yakin kamu tidak akan berhenti sebelum kamu menemukan apa yang kamu cari. Ayah tidak menyuruhmu menyerah tapi ambil ruang untuk beristirahatlah”

“Tidak mungkin”

Avrem kali ini mendekat, menyelipkan kedua telapak pada saku celana.

“Aku sudah kehilangan semuanya sejak dulu, apa yang Ayah maksud?”

“Kamu menemukan suatu yang lain, lantas kehilangannya. Sesuatu yang tanpa kamu sadari membuat hatimu senang karena keberadaannya. Athena, sangat naif jika kamu tidak bisa menelaah isi hatimu sendiri, padahal hidupmu didedikasikan untuk mengerti maksud orang lain”

Bicara soal kehilangan, sekali lagi, dia kehilangan dirinya sendiri. Bahkan jauh sebelum dia merubah identitasnya, Aletha sudah kehilangan segalanya. Aletha membunuh Athena yang malang. Memangkas habis kebahagiaan dan hati nurani. Lantas bertemu dengan dirinya saat bersama orang lain, apakah sekali lagi bisa dibilang naif padahal sejak awal memang dia sudah mengubur jauh jasad Athena ke dalam inti bumi.

“Apakah bisa disebut kehilangan, padahal aku tidak pernah memilikinya?”

“Dewasa”

Aletha menoleh, menatap bagaimana senyum terukir sangat indah dibibir Avrem. Senyum yang sudah lama sekali tidak dia lihat, bahkan mungkin Kasandra juga tidak lagi bisa menikamati manis itu.

“Jatuh cintalah seperti manusia seusiamu, berpikirlah dua kali lebih dewasa dari mereka, dan kamu akan tahu bahwa kriteria itu memang benar ada, Athena”

“Aku tidak benar-benar menemukan diriku, lantas kenapa aku harus ada pada situasi ini ketika aku memilih untuk tidak”

“Kamu benar, hidup ini memang pilihan, tapi kamu melupakan sesuatu, kalau hidup hanya soal ketidaksengajaan. Saat kamu memilih untuk jatuh cinta padahal orang itu tidak membalasnya, tapi saat kamu tidak peduli, kesengajaan itu terjadi”

Aletha merenung. Membayangkan bagaimana perasaan tersirat dihatinya yang kadang dia sangkal. Kehadiran Khalil yang mengubah warna dihidupnya. Saat warna lain yang semula dia anggap hanya lalu saja, sekarang sekiranya sepersekian detik, dia menikmati warna itu. Kehadiran Khalil membuat Aletha memandang warna sebagai bagian dari perjalanan hidupnya. Senyum yang tidak dia inginkan, semenjak ada Khali, jadi hal yang ingin dia tuntut setiap hari.

Khalil Gibran, pria menyebalkan yang tiba-tiba hadir untuk jadi polisi tidur di perjalanannya berubah jadi lampu merah. Menyuruhnya berhenti untuk mengamati dunia yang sedang berjalan. Saat sebelumnya dia mengabaikan sinar hijau pada plang, lantas mengabaikan jagat raya, dan asik dengan permainan dikepalanya sendiri.

Khalil, yang selalu jadi jeda paling melegakan saat masalah terus bermunculan. Khalil yang selalu ada ketika dia butuh didengarkan, walau sekali lagi selalu menyangkal, keberadaan pria itu baginya hanyalah seekor lebah. Tapi dia lupa satu hal, bahwa dirinya adalah bunga bernektar yang jadi tempat hinggap lebah. Membantunya penyerbukan saat sang lebah mendapat nektar sebagai makanan.

To Be Continue...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!