Vito Bramana seorang lelaki tampan berusia 28 tahun,seorang abdi negara. Vito telah lama mengabdi pada negara dan itu adalah cita cita nya. Nindy Nugraha Seorang gadis cantik bertubuh mungil,dengan mata sipit,hidung mancung,dan bibir mungil. Nindy adalah seorang relawan,butuh perjuangan untuk bisa menjadi seorang relawan. Hingga pada akhirnya tugas mempertemukan Vito dan Nindy dan perjalanan mereka dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risti rika safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Papua
Saat ini Nindy dan rombongan sudah mendarat dengan selamat. Mereka sedang menunggu jemputan yang akan membawa mereka ke lokasi. Nindy menghirup udara segar dan membuangnya dengan perlahan.
"Mari kita mulai semua dari sini" ucap Nindy dalam hati
"Selamat siang" ucap seorang anggota TNI
"Siang pak" jawab mereka serempak
"Apa kalian adalah relawan utusan dari Indonesia"? Tanya TNI tersebut
"Benar pak" jawab Rafael
"Baiklah saya yang ditugaskan untuk menjemput kalian mari kita langsung kelokasi" ucap TNI yang bernama Emil
Mereka semua mengikuti langkah kaki Emil menuju mobilnya. Tidak ada pembicaraan semua nya terdiam entah karena lelah atau memang sedang ada yang dipikirkan.
Mereka masuk kemobil duduk dengan tenang dan mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang.
Nindy terus menatap keluar jendela melihat kota Papua. Lokasi yang akan didatangi Nindy dan temannya itu berjarak cukup jauh dari pusat perkotaan.
Setelah menempuh 3 jam perjalanan mobil yang membawa Nindy sudah sampai dilokasi. Saat mereka keluar dari mobil mata mereka langsung tertuju kepada banyaknya tenda para warga.
Para anggota TNI sudah bersiap menyambut kedatangan mereka. Rafael sebagai pemimpin memberi hormat kepada komandan TNI.
"Baiklah terimakasih atas kedatangan kalian semua kesini untuk membantu para warga disini. Perkenalkan saya Vito Bramana komandan disini. Kita tidak tau sampai kapan kita berada disini karena setiap harinya akan banyak korban yang berjatuhan karena wabah virus tersebut. Saya minta kepada kalian untuk selalu menjaga keselamatan kalian. Selama kalian disini kalian juga akan menjadi tanggung jawab kami. Jika ada hal yang mencurigakan atau ada keperluan mendesak segera beri tau kami" ucap Vito memberi sambutan kepada para relawan
"Sudah tugas kami membantu sesama manusia terimakasih atas sambutan nya komandan" ucap Rafael tegas
"Posko kalian ada disebelah kanan tidak jauh dari posko kalian ada posko kami para anggota TNI jika ada apa-apa segera datang keposko" ucap Vito
"Baik terimakasih" ucap Rafael
Mereka semua mulai membubarkan diri dan berjalan menuju posko mereka. Sebelum masuk dan istirahat sebentar Rafael memanggil mereka untuk membentuk 2 tim.
"Baiklah karna kita berjumlah 8 orang saya akan membentuk 2 tim" ucap Rafael
"Tim pertama saya sendiri sebagai ketua nya dengan anggota Aldi,Ridho dan Riko dan untuk sisa nya adalah tim kedua yang ketua nya adalah Nindy jadi jika ada apa-apa silahkan lapor kepada ketua" ucap rafael
"Baik dok" ucap mereka serempak
"Silahkan kembali ke posko kalian dan istirahatlah sebentar" ucap Rafael lalu meninggalkan posko para wanita
Nindy yang tidak merasa lelah karena dipesawat tadi ia tertidur nyenyak memilih untuk berkeliling lokasi.
"Gue keliling dulu ya" pamit Nindy kepada temannya
"Mau kemana lo gak capek nin" tanya Vero
"Engga tadi kan gue udah istirahat di pesawat kalian istirahat aja gapapa" ucap Nindy sambil tersenyum
"Ah lo jangan senyum mata lo tambah ilang" ucap Vero yang gemas dengan Nindy
Teman-temannya pun tertawa melihat tingkah gemas Vero kepada Nindy. Memang jika Nindy tertawa mata nya akan bertambah hilang hehehe.
"Ih apasih lo yaudah gue keluar dulu ya" ucap Nindy melangkah meninggalkan posko
Udara disini sangat sejuk pemandangan yang indah. Nindy berkeliling melihat lokasi para warga banyak korban yang terbaring lemah. Anak anak kecil yang tubuhnya kurus wajah pucat sungguh sangat memprihatinkan.
Nindy terdiam dengan pikiran nya sendiri. Entah harus mulai dari mana sungguh ia tidak tahu.
"Sedang apa disini" suara berat seseorang membuat Nindy terlonjat kaget
"Eh eh maaf bukan maksud saya membuat anda terkejut" ucap pria tersebut tak enak hati
"Huh untung saya tidak mempunyai riwayat jantung jadi jantung saya masih aman" ucap Nindy dengan bibir mengerucut
Vito yang melihat itu pun merasa gemas dengan gadis didepan nya ini. Wajahnya yang cantik hidung mancung pipi chubby dan mata sipit nya sungguh membuat vito bergetar.
"Maafkan saya" ucap Vito
"Tidak apa-apa" ucap Nindy
"Nama anda siapa" tanya Vito
"Tidak usah formal begitu nama aku Nindy" ucap Nindy
"Oh baiklah perkenalkan aku Vito" ucap Vito sambil mengulurkan tangan untuk berjabat
"Oh hai Vito" ucap Nindy sambil tersenyum yang mana itu membuat vito deg-degan
"Oh astaga seperti nya jantung gue udah gak aman" ucap Vito dalam hati
"Kamu sedang apa disini? Ada yang perlu dibantu"? Tanya Vito
"Tidak,tidak ada aku hanya sedang berkeliling saja melihat lokasi ini. Apa setiap harinya akan bertambah terus warga yang terkena wabah ini"? Tanya Nindy
"Iya setiap hari akan ada warga yang dibawa kesini kadang 20 orang kadang juga sampai 50 orang dalam sehari" Jawab Vito
"Apa dokter disini tidak mengetahui wabah penyakit apa yang sudah menyerang warga"? Tanya Nindy lagi
"Disini tidak ada alat yang memadai untuk melakukan pemeriksaan kami harap kedatangan kalian kesini bisa membantu menemukan wabah apa yang menyerang warga disini" ucap Vito
"Kami akan berusaha" ucap Nindy
"Komandan" teriak salah satu anggota TNI
"Ada apa"? Tanya Vito
"Lapor komandan ada warga yang kejang-kejang" ucap anggota TNI tersebut dengan napas yang tersengal
Nindy yang mendengar itu semua segera berlari dan minta ditunjukkan dimana posko warga tersebut. Nindy juga meminta tolong kepada salah satu anggota TNI untuk memanggil temannya dan membawakan peralatan yang dibutuhkan.
"Permisi" ucap Emil
"Iya ada apa pak"? Tanya Vero
"Saya diminta oleh nona Nindy untuk mengambil peralatan kesehatan dan memanggil anda semua menuju posko ada warga yang kejang-kejang" ucap Emil
"Baik kami akan segera kesana" ucap Vero dan diikuti yang lain
Aldi yang mendengar itu semua juga memanggil Rafael. Mereka semua menuju posko dimana Nindy berada. Terlihat disana Nindy sudah melakukan pertolongan pertama kepada warga tersebut. Semua itu tak luput dari tatapan Vito. Vito kagum dengan kecekatan dan ketenangan Nindy dalam memberikan pelayanan kepada para warga.
"Dokter apa kami semua bisa sembuh" ucap salah satu warga berbicara kepada Nindy
"Maaf saya bukan dokter panggil saja Nindy agar kita lebih akrab" ucap Nindy sambil tersenyum
"Kalian semua jangan berhenti berdoa kita serahkan semua kepada Allah. Kami akan berusaha sebisa mungkin untuk membantu kalian semua disini. Jangan berhenti berdoa usaha tidak akan mengkhianati hasil iringin juga dengan doa dan yang terpenting selalu semangat dan tumbuhkan tekad dalam diri kalian bahwa kalian semua pasti bisa sembuh" ucap Nindy dengan tersenyum
"Iya kami akan berdoa nona Nindy kami yakin kami pasti akan sehat" ucap warga tersebut dengan semangat
"Iya bagus harus semangat dan jangan lupa untuk makan dan minum obat yang sudah diberikan istirahat juga yang cukup banyak minum air putih juga" ucap Nindy lagi
Warga yang mendengar ucapan Nindy tadi seketika semua nya semangat tekad mereka sudah bulat mereka yakin bisa sembuh. Melihat pemandangan itu semua para anggota TNI kagum dengan Nindy yang mampu menumbuhkan rasa semangat dalam diri para warga. Para teman Nindy pun ikut kagum dengan Nindy. Nindy selalu bisa membuat orang disekitar merasa nyaman berada didekat nya.
"Sungguh kamu adalah gadis yang berhati bersih nin" ucap Vito dalam hati yang sejak tadi memandang Nindy tanpa kedip