"Apa ini?" tanya pria itu dengan tatapan tajam.
"Ini adalah surat terakhir yang tuan besar tulis untuk anda tuan.Terdapat pesan jika anda harus pergi ke negara Indonesia untuk mencari keberadaan nyonya Amelia."
"Kamu menyuruh aku mencari keberadaan wanita itu?"tanya pria itu dengan nada sinis.
"Itu pesan terakhir tuan besar untuk anda tuan."pria itu melihat foto yang nampak sudah usang.
Pria itu langsung membaca surat itu dan baru mengetahui kebenaran yang selama ini yang disembunyikan selama bertahun-tahun dari dirinya.
Apakah dia akan melakukan itu dan mencari kebenaran itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArsyaNendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemui orang tersayang
Setelah menempuh perjalanan setengah jam akhirnya tuan Sean sampai di lokasi bandara.
Sean segera memasuki pesawat jet pribadinya bersamaan Arlan yang akan menemani tuannya.
"Bagaimana dengan mereka yang di sana,apa mereka sudah siap?" tanya Sean pada asisten pribadinya.
"Sudah tuan,tadi pagi saya sudah menghubungi mereka dan respon mereka cepat menanggapinya.Bahkan saya sudah menyiapkan apartemen yang akan tuan tempati." jawab Arlan yang sudah mempersiapkan semuanya.
"Bagus,kamu suruh mereka untuk mencari alamat wanita itu.Setelah semua selesai aku akan kembali pulang." jawab Sean yang pergi hanya ingin menemui wanita itu.
Arlan pun membalas dengan anggukkan."Maaf tuan,apa anda tidak langsung saja mengurus perusahaan yang ada sana.Menurut informasi yang saya dengar, perusahaan sedang ada masalah." Mendengar apa yang Arlan katakan seketika ekspresi dari Sean langsung berubah.
"Apa ada seseorang yang sengaja ingin membuat masalah denganku?" tanya Sean yang sudah mulai kesal mendengar berita itu.
"Saya pun belum mengetahuinya tuan,tapi seperti ada seseorang yang sengaja berbuat licik pada anda tuan." jawab Arlan yang sekedar menebak.
"Baiklah, aku akan turun langsung. Menyelesaikannya." jawab Sean yang turun langsung menyelesaikan permasalah di perusahaan miliknya.
Arlan pun hanya terdiam setelah mendengar jawaban dari tuannya.
Beberapa jam kemudian
Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan mereka, Sean langsung keluar dari pesawat jet pribadinya.Dari luar terlihat mobil yang nantinya mereka.
Terlihat ada seorang pria yang mempersilahkan tuannya untuk masuk kedalam mobil,bersamaan Arlan mengikuti tuannya dari belakang.
Tujuan mereka langsung menuju Apartemen yang sudah Arlan pesankan untuk dirinya.Akhirnya mereka sampai di lokasi itu,Sean pun akhirnya mendapatkan Apartemen mewah yang sudah Arlan disiapkan untuk dirinya bahkan Arlan mempersiapkan beberapa cemilan untuk tuannya.
"Bagaimana tuan?" tanya Arlan pada tuannya.
"Bagus." Sean berjalan kearah kamarnya,yang terlihat begitu rapi.
"Kalau begitu saya permisi dulu tuan,jika tuan butuh sesuatu silakan hubungi saya." ucap Arlan pada tuannya.
"Iya." jawab singkat Sean yang saat itu posisi dia berdiri didepan jendela kaca dikamar miliknya.
"Besok awal pencarianku,semoga saja apa tujuanku datang kesini tak pernah sia-sia." batin Sean yang tak ingin gagal untuk sekian kalinya.
Pagi hari
Sepertinya pagi biasanya,tuan Sean sudah sibuk didepan laptop miliknya.Beberapa laporan yang dikirim lewat alamat email dia baca bahkan sesekali dia cek ulang.
"Tuan." sapa Arlan pada tuan Sean yang saat itu sedang sibuk dengan pekerjaannya.
"Ada apa?" tanya Sean pada asistennya.
"Sarapan pagi sudah siap tuan." jawab Arlan yang sudah mempersiapkan kebutuhan tuannya.
Tanpa banyak tanya Sean langsung menghentikan pekerjaannya dan langsung sarapan pagi.
"Kapan kita akan berangkat?" tanya Sean pada asistennya.
"2 jam lagi tuan,orang suruhan kita sudah berada di lokasi." Mendengar jawaban itu tuan Sean membalasnya dengan anggukkan.
Setelah selesai sarapan pagi dia pun melanjutkan pekerjaannya sembari menunggu waktu 2 jam lagi untuk mereka pergi menemui seseorang.
2 jam kemudian
Akhirnya Sean siap berangkat menuju lokasi yang akan dituju,tidak lupa ia membawa sesuatu untuk dia berikan langsung pada seseorang yang ingin dia temui.
Selama diperjalanan Sean hanya terdiam seolah mengingat masa kecil saat dia berpisah dengan mamanya.
"Apa masih jauh?" tanya Sean pada asistennya yang sadari tadi mereka belum sampai di lokasi yang akan mereka kunjungi.
"Sebentar lagi tuan, kebetulan lokasi tempat tinggal nyonya Amelia ada dipinggiran kota.Mungkin waktu jarak tempuh kita kesana sedikit lama tuan." Mendengar jawaban itu, dia hanya terdiam dan dia mencoba sedikit bersabar.
Setelah penantian lamanya akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka.
Terlihat rumah kecil yang begitu asri dengan banyaknya tanaman hijau disekitar depan rumah.
"Kamu yakin ini rumahnya?" tanya Sean yang tak percaya ini tempat tinggal seseorang yang dia cari.
"Saya yakin tuan,apalagi alamat ini sama dengan alamat yang tuan berikan pada saya." jawab Arlan yang sudah mencocokan dari awal.
Akhirnya Sean keluar dari mobil dengan tangan kanannya memegang sebuah amplop ukuran besar,sontak saja beberapa orang di sana semakin dibuat penasaran dengan kedatangan seorang bule tampan.
"Lihat itu,ada bule tampan." ucap salah satu ibu-ibu yang saat itu sedang berkumpul,mereka pun datang menghampiri bule tampan itu.
Arlan pun langsung dibuat kaget dengan kedatangan ibu-ibu yang mendatangi mereka.
"Benar-benar tampan ya." ucap salah satu ibu-ibu itu,Arlan yang melihatnya dibuat kebingungan dengan reflek Arlan memberikan kode pada tuannya untuk segera masuk kedalam.
Sean langsung berjalan menuju rumah itu.Perlahan-lahan Sean mengetuk pintu itu,hingga dari dalam terdengar suara seorang wanita yang berteriak.
"Iya sebentar." jawab wanita yang terdengar keras berteriak.
Setelah pintu terbuka reaksi wanita itu langsung kaget melihat ada dua pria bule berdiri didepan pintu."Kalian siapa?" tanya wanita itu pada mereka.
"Apa ini kediaman nyonya Amelia?" tanya Arlan pada wanita itu.
"Benar,maaf anda siapa?" tanya wanita itu yang penasaran dengan mereka berdua.
"Bisa kami bertemu dengan nyonya Amelia?" tanya lagi Arlan yang masih berusaha bertemu dengan nyonya Amelia.
"Siapa Ziva?" Terdengar suara memanggil wanita itu, munculah seorang wanita yang saat itu memakai celemek.
Wanita itu terdiam Melihat kedua orang pria bule itu."Kalian siapa?" tanya wanita itu yang tatapannya mengarah kedua pria itu.
"Nyonya Amelia, perkenalkan nama saya Arlan.Maaf jika kami mengganggu anda nyonya." ucap Arlan yang secara langsung mengenal diri,tapi wanita itu menatap wajah pria yang ada disamping Arlan.
"Kenapa wajah pria itu persis dengan." batin nyonya Amelia yang terlihat penasaran dengan pria didepannya itu.
"Ini aku Sean." Mendengar nama itu,mata nyonya Amelia berkaca-kaca melihat sosok yang selama ini dia rindukan.
"Anakku." ucap nyonya Amelia yang langsung lari memeluk erat putranya yang selam ini dia rindukan.
"Sean." ucap lirih nyonya Amelia yang tak bisa membendung kesedihan melihat putranya kini sudah dewasa.
"Mama." ucap Sean dengan suara lirihnya.
"Sean." Nyonya Amelia memeluk erat putranya dan sesekali dia memegang pipi putranya dengan ekspresi menangis didepan putranya.
"Anak mama sudah besar,maafkan mama yang harus meninggalkanmu sayang." ucapan permintaan maaf seorang ibu pada anaknya.
"Sean paham ma,Sean pun tahu masalah apa yang sedang mama hadapi." Balas Sean yang sebenarnya tahu betul apa yang sebenarnya terjadi pada mamanya.
Mereka semua pun masuk kedalam rumah dan nyonya Amelia tak lepas duduk disamping putranya.
"Sean" ucap Nyonya Amelia dengan senyumannya, tangan Nyonya Amelia terus menggenggam erat tangan putranya.