NovelToon NovelToon
AMBISI SANG ANTAGONIS

AMBISI SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Pelakor / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Angst
Popularitas:127k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Di malam pertunangannya, Sahira memergoki pria yang baru saja menyematkan cincin pada jari manisnya, sedang bercumbu dengan saudara angkatnya.

Melihat fakta menyakitkan itu, tak lantas membuat Sahira meneteskan airmata apalagi menyerang dua insan yang sedang bermesraan di area basement gedung perhotelan.

Sebaliknya, senyum culas tersungging dibibir nya. Ini adalah permulaan menuju pembalasan sesungguhnya yang telah ia rancang belasan tahun lamanya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Benarkah sosok Sahira hanyalah wanita lugu, penakut, mudah ditipu, ditindas oleh keluarga angkatnya? Atau, sifatnya itu cuma kedok semata ...?

"Aku Bersumpah! Akan menuntut balas sampai mereka bersujud memohon ampun! Lebih memilih mati daripada hidup seperti di neraka!" ~ Sahira ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASA : 22

Flashback.

“Oh ini … anak pungut yang katanya cerdas itu.” Arimbi menatap jijik pada gadis remaja berkuncir satu berseragam putih biru, sama sepertinya. Dia dorong bahu ringkih itu sampai mundur dua langkah. “Boleh juga tenagamu, sepertinya tahan banting.”

“Kau lihat sendiri bukan? Gayanya sangat arogan!” Jenny bersedekap tangan, memanasi sepupunya.

Arimbi maju, menjambak rambut panjang coklat kehitaman. “Siapa namamu?!”

“Sahira,” jawabnya tegas, sama sekali tidak terlihat raut kesakitan, kesedihan, dia tetap berdiri kokoh dengan pancaran mata tenang.

“Nama itu terlalu bagus untuk mu anak pungut! Lebih cocok Benalu. Kehadiranmu dalam keluarga ku bagaikan parasit menjijikan!”

Bugh!

Suara punggung membentur dinding tembok gudang sekolah, terdengar nyaring.

“Kau ingat ini Benalu! Aku Arimbi, anak kandung Sigit Wiguna dan juga Widya Mandala. Jangan pernah sekali-kali kau berharap bisa mengambil hati kedua orang tuaku, terlebih bermimpi diadopsi secara resmi!” kemudian dia berlalu.

Ini pertemuan pertama Arimbi dengan gadis remaja bernama Sahira, sosok yang sebelumnya telah sering disebut dalam obrolan keluarga.

Sahira masih bergeming, menatap datar punggung remaja yang umurnya beberapa bulan di bawahnya, ia tersenyum sinis, menepuk-nepuk layaknya menyingkirkan debu pada bagian yang tadi di sentuh oleh Arimbi.

Semenjak itu, acap kali Arimbi mengerjai Sahira. Dia bersama sang sepupu begitu kompak mempermalukan gadis yang terkenal pendiam, penyendiri, irit bicara, tak pernah berkumpul dengan para siswi apalagi siswa.

***

Pada suatu ketika di toilet khusus wanita, tepatnya hari Senin, saat upacara bendera mau di mulai.

Byur!

Arimbi menyiram Sahira menggunakan air bekas pel lantai, tubuh gadis berekspresi tenang itu langsung basah kuyup dan berbau karbol.

“Ha ha ha … ihh bau nya, aku seperti mencium timbunan sampah!” Ejeknya sambil menjepit hidungnya sendiri.

Lagi-lagi Sahira hanya diam, tidak menanggapi apalagi membalas.

Perundungan itu terus berlanjut. Arimbi terobsesi ingin melihat seorang Sahira menangis, memohon, meminta dikasihani.

Namun, hasilnya nihil. Sampai mereka lulus SMP, Sahira tetap tegar. Tak pernah mengiba, mengadu, menangis. Dia menerima segala perlakuan tak manusiawi itu dalam diam.

Saat aksi bullying yang dilakukan oleh anak pemilik yayasan mulai terendus publik, pihak sekolah langsung bertindak agar tetap menyabet terakreditasi A.

Di ruangan kepala sekolah.

“Saya mengetahui semua tindakan tak mengenakan yang dilakukan oleh Arimbi, putri saya. Sangat wajar bila dia mengganggumu, dikarenakan dirinya masih belum terima, kami memberikan beasiswa dan menanggung seluruh biaya hidup mu, termasuk membayar asrama.” Widya Mandala bersedekap tangan, menatap mengancam netra gadis yang memandang tenang.

“Ambillah barang di atas meja itu! Anggap sebagai bentuk tanggung jawab kami atas ulah Arimbi,” Sigit Wiguna ikut menimpali.

Tidak ada ucapan terima kasih, Sahira memungut paperbag yang dia sendiri sudah tahu isinya apa. Ini bukan kali pertama, setiap Arimbi melakukan perundungan, maka orang tuanya akan memberi hadiah tutup mulut.

Tas, sepatu, pakaian, aksesoris, peralatan tulis, itulah nilai tukar agar Sahira tetap bungkam.

Pintu ruangan sudah Sahira tutup, tapi dia masih berdiri di sana, mendengar percakapan suami istri pemilik sekolah lumayan elite.

“Kau yakin kalau dia normal? Sedari tiga tahun yang lalu saat pertama kali kita memutuskan untuk menjadikan dia anak angkat secara lisan, mimik wajahnya tak pernah berubah, tanpa ekspresi, datar.” Widya mengerutkan kening, berusaha mengingat di setiap pertemuannya, Sahira selalu menampilkan wajah tenang.

“Tak perlu dipikirkan! Yang terpenting kita memiliki alat berguna untuk memajukan restoran warisan orang tua kita!” Sigit memilih abai, baginya lebih penting memikirkan mengembangkan usaha kuliner daripada menerka raut wajah gadis remaja.

Tiada hari yang dilalui Sahira tanpa tekanan, perundungan, caci makian. Hanya pada waktu jam sekolah usai dan saatnya libur tiba, dirinya terbebas dari Arimbi dan juga Jenny. Dikarenakan Sahira tinggal di asrama.

Sosok Sahira tetap menjadi misteri bagi Arimbi, rasa penasarannya semakin menggebu-gebu. Dia yang terbiasa dimanja, diperlakukan bak putri raja, segala keinginan dituruti, menjadi bertambah berani ingin mencelakai adik angkatnya.

Meskipun orang tuanya telah memberikan pengertian, bila mereka sengaja membiayai pendidikan Sahira dikarenakan gadis itu memiliki bakat luar biasa dalam mengolah makanan, tetap saja dirinya tak puas.

Kendatipun sering memanfaatkan kepintaran Sahira dibidang akademik, Arimbi masih saja memendam benci. Dia benci pada tatapan mata tenang itu, dia muak tubuh ringkih itu tetap berdiri kokoh, tak pernah melawan dan membalas.

Arimbi ingin, Sahira frustasi. Bukannya semakin cemerlang, tiga tahun berturut-turut selalu menyabet juara kelas serta umum.

Hingga masa putih-biru, berganti putih abu-abu pun, Sahira masih secerdas itu. Ditambah dia sudah mulai dipekerjakan di restoran cabang orang tuanya kala libur sekolah.

Sampai di mana, Arimbi melakukan hal gila, membayar preman jalanan untuk melecehkan Sahira.

.

.

Pada pukul sembilan malam, terlihat Sahira menyusuri jalanan sepi lalu lalang kendaraan. Dia hendak pulang ke asrama setelah dua hari bekerja dan menginap di restoran cabang milik Wiguna dan Tama.

Seseorang beraroma keringat campur nikotin, menarik tangannya saat ia hendak menyeberang. Membekap mulut dan menyeretnya ke sudut tembok temaram bawah jembatan layang. Tas bahu Sahira terjatuh.

Ada tiga pemuda berwajah sangar, telinga memiliki banyak tindikan, tato memenuhi tangan dan leher, berkumpul menunggu mangsa.

Untuk pertama kalinya terlihat netra Sahira bergetar takut, dia melawan, tapi hal itu tidak imbang dikarenakan empat lawan satu.

“Bila kalian tak ingin menyesal, pergilah sekarang juga!” Sahira mundur, posisinya terjebak dan sama sekali tidak menguntungkan, dia dikepung.

“Ha ha ha … ternyata kau punya tetek juga nya, kukira rata.” Salah satu dari mereka menjilati bibir menatap lapar pada bra berwarna putih. Kemeja Sahira telah robek ditarik paksa.

“Sini manis, puaskan kami!” tanpa ragu dirinya maju, menarik lepas kemeja si gadis, sehingga hanya tersisa bra dan celana jeans, kemudian terdengar tawa membahana.

Sahira mendorong sosok yang mencoba menjilat leher dan meremas buah dadanya, sampai badannya terhuyung.

“Kuat juga ya tenagamu! Ayo kita nikmati bersama-sama!”

Salah seorang dari mereka sangat gesit menarik tungkai Sahira sampai dia terjatuh di atas tanah berdebu, satunya lagi merentangkan kedua tangan gadis yang mulai kehilangan tenaga.

Demi mempertahankan kehormatannya, Sahira bergerak brutal, menggigit, menendang, mencakar, lalu kembali berdiri dan mundur menjauhi.

“Wow ….” Pemuda yang tadi membekap Sahira, bersiul sambil membuka ikat pinggang. “Aku suka gadis binal!”

Belum sempat dirinya menurunkan celana, tiba-tiba kepalanya sudah dihantam balok kayu dari arah belakang oleh orang berpakaian serba hitam.

Bugh!

Ketiga preman lainnya sangat terkejut, saat bersiap mau melarikan diri, terlebih dahulu mereka tumbang setelah di setrum empat orang berbaju hitam.

“Pergilah! Aku ingin sendirian!” Sahira mengusir, dia menutup wajahnya dengan kedua tangan bergetar hebat.

Keempat orang tersebut sejenak bergeming, salah satu dari mereka melepaskan kemeja, tanpa kata mendekati dan menutupi bahu terbuka Sahira, lalu melangkah pergi dengan memanggul para pria keparat yang jelas orang bayaran.

“Arimbi! Suatu saat nanti, kau akan merangkak, bersujud meminta pengampunan. Akan ku hancurkan kau tanpa sisa! Merampas semua hal berharga dalam hidupmu!” Sahira menggeram, meremas kemeja polos kebesaran.

Ini pertama kalinya, seorang Sahira meraung setelah sekian lama menjalani kehidupan bagaikan mayat, bernyawa tapi seperti tak memiliki jiwa.

Tak lama setelah kejadian itu, Arimbi dikirim ke luar negeri. Sigit Wiguna takut bila putri semata wayangnya berbuat lebih nekat lagi.

Flashback selesai.

***

Ponsel Sahira berdering, tanpa melihat si pemanggil langsung saja ia tekan layar hijau.

"Pulanglah, tak baik berhenti ditempat sepi seperti itu! Atau mau dihampiri, Sayang ...?"

.

.

Bersambung.

1
Mommy'ySnowy 💕
resto itu milik sahira sprtinya...🤔kejadian mustika oleng apa ada dlm skenario? sahira mnyerahkn diri pda org2 yg mmbwanya prgi dr taxi?
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒓𝒆𝒔𝒕𝒐𝒓𝒂𝒏 𝑵𝒖𝒔𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑺𝒂𝒉𝒊𝒓𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒉𝒊𝒓𝒂 𝒋𝒈 𝒕𝒉 𝒓𝒆𝒏𝒄𝒂𝒏𝒂 𝑨𝒓𝒊𝒎𝒃𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒕𝒆𝒌"𝒏𝒚𝒂 😏😏
🌷💚SITI.R💚🌷
apa itu suruhany si wira ya
smg sahira selanat
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan² restoran punya sahira yg diam² membuka restoran miliknya
🌷💚SITI.R💚🌷
msh penuh rahasia cerita thoriq jg sahira..
bunda fafa
kenapa jg si rubah kecil tdk mengantarkan mustika pulang dl, tdk mungkin kl si rubah tdk membaca strategi kuda nil dkk deh.. malah si rubah sengaja membiarkan pengawalnya pergi mengantarkan mustika.. kasihan nasib pengawal pribadi thariq kl sampai rubah kenapa2 bakal hbs dia di hukum bg haji 2 bln
bunda fafa
akankah rencana kuda nil & friends untuk melecehkan rubah kecil berhasil?? kita tunggu next chapter dgn sabar 😁
bunda fafa
sepertinya si rubah kecil itu pemilik resto nusantara deh.. trs knp dengan si mustika?? apakah sengaja ditaruh sesuatu di makanan & minuman nya? jd banyak bngt praduga dan pertanyaan yg muncul dah kak othor 🤧
bunda fafa
si kuda nil mulai beraksi.. hati2 rubah kecil km tdk boleh lengah.. tp seharusnya rubah sdh selangkah lebih maju dan punya trik sendiri untuk mengecoh atau memukul telak musuhnya..
Yuli Purwati
Thor......kau sukses bikin dag dig dug.semoga Sahira selamat.
Yuli Purwati
sejak Nemu tulisan resto Nusantara akupun sudah curiga kalau owner nya itu kakak ipar kau Tika😌 tapi ya ntahlah,masih di awal cerita jadi ya banyak misteri yang tersedia.😁
Mawar Hitam
Ihh Arimbi cs dan Wira mulai nakal.Nanto dijsentil.loj sama kak Tariq..
Secret Admire
semangat kak cublik sayang 🥰😘
Secret Admire
suka sama karakter masing-masing tokoh 🥳 semuanya punya sisi cerdik dan licik😁
Secret Admire
Ayo Sahira kamu pasti bisa melawan preman pasar itu😁
Secret Admire
kira kira Mustika kenapa ya? kenapa Sahira tidak pulang bareng aja anter Mustika?🤔
Sri Mulyani
itu pasti ulah mantan tunangan sahira sama Arimbi,,, waspada sahira kamuu pasti bisa menghadapi mereka jangan kalah kak cublik titip sahira jangan sampai crlaka ya 😁😁😁
Yanti Gunawan
aneh si bukanya ikut nganter adek iparnya ih
Si Topik
tebakan ku.. Thariq ini kek nya tau sih, mustahil ga tau tapi pura2 saja mengikuti permainan Sahira.. mana dia dah ada rasa lagi, mo di apa apa in Sahira juga ga ada masalah 😅

moga kali ini tebakan ku bener kak wkwkwk 🤣
Si Topik
siit iti iki tirpidiyi kirni mibik Thiriq, sihinggi diminfiitkin prii liin..

dah bang, tak usah banyak basa basi.. langsung saja kasih ikat pinggang kasih sayang ke Arimbing 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!