NovelToon NovelToon
Gara-gara Buket Bunga

Gara-gara Buket Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Disarankan membaca Harumi dan After office terlebih dahulu, agar paham alur dan tokoh cerita.


Buket bunga yang tak sengaja Ari tangkap di pernikahan Mia, dia berikan begitu saja pada perempuan ber-dress batik tak jauh darinya. Hal kecil itu tak menyangka akan berpengaruh pada hidupnya tiga tahun kemudian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepindahan

Seorang gadis baru saja turun dari kereta dengan membawa koper besar dan ransel di punggungnya.

Dia bergabung dengan para penumpang kereta yang hendak menaiki tangga, menuju pintu keluar stasiun.

"Kenapa aku malah turun di sini? Harusnya kan di stasiun Pasar Senen aja. Duh ... Lali aku!" Monolognya.

Dia Sandi, gadis asal Malang yang meminta dipindahkan ke kantor pusat untuk menggantikan mantan rekan kerjanya.

Alasan tentang kepindahannya ke ibu kota, selain gaji dan bonus lebih tinggi. Sandi ingin mencoba merasakan tinggal di ibu kota, yang katanya lebih kejam dari ibu tiri. Juga satu alasan yang membuatnya menjauh dari kota kelahirannya.

Waktu baru menunjukkan pukul lima pagi, Sandi memutuskan untuk memesan taksi online menuju gedung kantornya.

Semoga saja dirinya tidak kesasar atau bertemu dengan orang jahat. Ini kali kedua dirinya menjejakkan kaki di ibu kota.

Sandi sempat kesulitan menemui taksi online yang dia pesan. Begitu bertemu driver, sang driver mengatakan Sandi salah menentukan titik penjemputan. "Namanya juga baru."

Lalu lintas terlihat lengang, tidak seperti yang dia lihat di televisi. Mungkin karena hari masih pagi dan belum banyak aktivitas warga ibu kota.

Sandi datang cukup mepet, belum ada persiapan sama sekali. Dia baru diberitahu soal kepindahannya, Jumat siang.

Seharusnya Sandi pindah seminggu lagi, tapi karena staf yang akan dia gantikan mendadak mengalami pecah ketuban di kantor. Akhirnya mau tidak mau Sandi harus berangkat secepatnya untuk menggantikan pekerjaan.

Hanya butuh waktu tak sampai tiga puluh menit, taksi yang Sandi tumpangi tiba di gedung kantor. Dia menatap kagum gedung tinggi itu begitu turun dari taksi.

Ketika Sandi menghadiri pernikahan mantan rekan kerjanya di sini beberapa tahun lalu. Dia dan rekan-rekannya yang lain, hanya lewat saja tanpa mampir.

Sandi biasa bekerja menjadi staf keuangan pabrik, dengan kata lain tempat kerjanya hanya dua lantai saja. Sisanya tentu tempat produksi.

Dia menyapa pihak keamanan, dan memperkenalkan diri sebagai staf pindahan dari pabrik yang ada di Surabaya.

Pihak sekuriti sempat meragukannya, tapi kemudian Sandi menunjukkan surat perintah kepindahannya yang ditanda-tangani oleh pimpinan pabrik berikut cap-nya.

Sandi juga melakukan panggilan video pada manager keuangan perusahaan, untuk meyakinkan jika dirinya benar-benar staf keuangan yang baru.

Karena masih bingung harus apa, Sandi memilih menunggu di lobi kantor. Sambil menunggu salah satu seniornya datang.

"San ... Sandi ..."

Suara lembut seseorang membangunkan tidurnya. Sandi mengucek matanya, dan meregangkan tubuhnya. "Mbak Indah ..." Seorang perempuan berpakaian formal duduk di sebelahnya.

"Hai ..." Indah melambaikan tangannya. "Sorry ganggu tidur kamu, pasti kecapean ya? Tapi ini udah jam tujuh, naik ke atas yuk!" Ajaknya.

"Ah ... Iya mbak!"

Indah bangkit berdiri, "belum sarapan ya?"

"Belum mbak!" Sandi menggendong ranselnya dan mengikuti langkah perempuan itu.

Dia mendengar penjelasan mengenai seluk beluk ruangan di gedung selama keduanya berada di elevator. Termasuk aturan yang berlaku.

"Harusnya ini tugas Pak Ringgo atau Bu Yuli, tapi karena beliau sedang berada di luar kota. Jadi saya yang ambil alih soal penjelasan ini." Ujar Indah.

Mereka keluar dari elevator, Indah menunjukan letak pantry yang bersebelahan dengan toilet di sebelah kanan dan lorong sebelah kiri berisi ruang arsip.

Ada dua divisi yang ada di lantai ini, yaitu divisi pemasaran dan keuangan.

"Kalau kamu mau mandi, silahkan. Mumpung masih sepi," Indah menunjukkan letak tempat duduknya. "Oh ya, entar mungkin ketemu sama office girl namanya Mak Jum. Kamu bisa minta tolong kalau mau beli makan di luar. Tapi kalau misal kamu mau makan di kantin, kamu bisa turun ke bawah. Nanti saya minta ke bagian HR buat bikinin kartunya." Terangnya.

"Mandi dulu aja, mbak! Malu, takut bau." Sandi tertawa canggung.

"Ya udah sana."

Begitu sampai ruangan, Sandi membuka kopernya guna mengambil baju formal yang hendak dia kenakan.

"Saya lupa satu aturan yang harus kamu patuhi, jangan pake rok. Misal mau pakai, harus yang panjang sampai mata kaki dan nggak boleh ketat." Indah mengingatkan peraturan yang berlaku.

Sandi mengembalikan lagi, rok selutut yang tadi dipegangnya. Dia lupa Mia pernah mengatakan soal aturan berbeda yang berlaku di kantor pusat.

Sebelum beranjak, Sandi memberikan bungkusan untuk Indah. "Karena mendadak, aku belum sempat belanja banyak oleh-oleh. Maaf ya mbak!" dia merasa segan. Apalagi dia sempat mendengar dari mantan staf yang pernah dimutasi, jika Indah dikenal judes.

Indah tersenyum, "wah ... Terima kasih ya ..."

"Sama-sama, mbak! Aku mandi dulu ya!"

"Hmmm ..." Indah sedang membuka bungkusan yang diberikan padanya.

Sandi mempercepat mandinya, dia tak mau dicap lambat di hari pertamanya bekerja. Hari ini dia mengenakan kemeja polos berwarna biru muda dan celana formal hitam. Sandi hanya memakai pelembab wajah dan bibir. Tak lupa menyemprotkan parfum beraroma lembut. Dan terakhir melengkapi dengan flatshoes berwarna hitam.

Sandi menghela napas, dia berharap hari pertama dan seterusnya. Berjalan dengan baik dan tak ada kendala berarti. Sandi memberikan afirmasi positif untuk dirinya sendiri. "Aku pasti bisa." Dia menepuk dadanya pelan.

Baru saja keluar dari toilet, dia berpapasan dengan staf berseragam biru tua. Sandi tersenyum.

"Mbak Sandi, ya?"

"Iya ..." Sandi melihat ke arah name tag yang menggantung di depan dada lawan bicara. Mungkin ini yang tadi dimaksud seniornya sebagai office girl bernama 'Mak Jum'.

"Saya biasa dipanggil Mak Jum, kalau butuh bantuan apapun, Mbak Sandi bisa hubungi saya. Nomornya di dekat pesawat telepon di meja Mbak Sandi." Perempuan bertubuh sedikit gempal itu menerangkan.

"Baik, Mak! Terima kasih." Sandi menundukkan kepalanya. Dia kembali ke ruang tempatnya bekerja, hanya ada Indah di sana.  Wajar saja, katanya jam kerja dimulai pukul sembilan.

"Kamu kerjanya nanti aja, sekarang sarapan dulu yuk!" Indah bangkit dari duduknya. "Saya antar ke kantin."

Sandi menurut, dia mengikuti perempuan yang mengaku sudah memiliki dua anak perempuan dan laki-laki.

"Karena dadakan, apa kamu sudah punya tempat tinggal?" Tanya Indah ketika mereka sedang menunggu di depan elevator.

Sandi menggeleng, "belum mbak!"

"Di sini nggak ada mes kayak di Surabaya. Kamu harus cari kosan di dekat sini, biar nggak perlu ongkos. Tapi ya gitu, lumayan harga sewa bulanan nya."

"Mbak Indah ada rekomendasi, nggak?" Tanya Sandi ragu.

Indah menggeleng, "rumah saya agak jauh dari sini. Coba kamu tanya Mak Jum." Dia menunjuk ke arah office girl yang sedang mengepel lorong tepat di depan ruangan divisi pemasaran. "Mak Jum ..."

Yang dipanggil, langsung menghampiri. "Iya Mbak Indah, ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya.

"Di dekat rumah Mak Jum, ada kosan kosong nggak?" Tanya Indah

"Emang buat siapa, mbak?" Mak Jum bertanya balik.

"Ini Sandi belum dapat tempat tinggal, kalau bisa sore ini udah dapat."

"Oh, saya coba telepon orang rumah dulu. Hari Minggu kemarin pas saya ke pasar, saya lihat ada kosan kosong nggak jauh dari rumah."

"Nanti kalau ada, kabari ya Mak!"

"Baik Mbak!"

Dalam hati Sandi berdoa, agar dia bisa langsung mendapatkan tempat tinggal. Semua serba mendadak, jadi dia sama sekali tak ada persiapan yang matang. Termasuk soal tempat tinggal.

1
bunny kookie
top deh pokoknya 👍🏻💜💜
nabila anjani: Ka up lagi dong
Mareeta: tapi yang subscribe cuma 5 orang 😔
jelek kali ya cerita ini?
total 2 replies
nabila anjani
Kak up lagi dong
Mareeta: udah aku up lagi ya
total 1 replies
bunny kookie
up lagi gak kak 😂
Mareeta: aku usahakan pagi ya kak
total 1 replies
bunny kookie
lanjut kak ☺
bunny kookie
nyampek sini aku kak thor ☺
Mareeta: terima kasih 😍 aku ingat dirimu pembaca setia karyaku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!