The Poison Of Winter

Kayleigh telah sampai di istana. Dia lalu berjalan menuju ruang VIP Putra Mahkota yang terletak tepat di sebelah ballroom tempat diadakan pesta debutante. 

Ajudan Putra mahkota telah memberitahunya bahwa ada seorang wanita yang sedang menunggu di ruangan VIP. Tugas dia saat ini untuk mencoba berkenalan dan mendekati gadis itu hingga Putra Mahkota datang. 

Sebagai pemegang kekuasaan, sudah menjadi etika dimana keluarga kerajaan masuk paling akhir dalam sebuah pesta. Putra mahkota akan datang setelah semua bangsawan dipastikan hadir. Serta, Raja dan Ratu akan masuk di tengah-tengah perjamuan berlangsung.

Di depan ruang VIP dia melihat seorang ksatria yang sedang berjaga. Seragam yang dikenakannya menunjukkan seragam ksatria khas Lancaster. 

Ketika mereka berhadapan, matanya melebar sesaat dan sudut mulutnya terangkat ke atas. Ksatria itu menundukkan wajahnya dan Kayleigh menepuk pundak ksatria itu dengan bangga. 

Dia lalu memperhatikan koridor yang kosong dan menyelipkan kotak kecil ke dalam saku ksatria tersebut.

Setelah Kayleigh mengetuk pintu, perlahan pintu terbuka menampilkan sosok wanita dalam balutan gaun berwarna putih-biru.

Ketika mata mereka bertemu, keduanya terkejut dengan penampilan yang tampak tidak asing. 

"Lord Kayleigh!" 

Gadis itu melebarkan matanya, namun dia segera tersenyum kepada Kayleigh.

"..Nona Sia?" Kayleigh menjawab dengan wajah linglung. 

Dia yakin itu gadis yang dikenalnya, namun penampilannya yang berbeda membuat Kayleigh memandangnya cukup lama karena kebingungan yang melandanya.

"Ah, saya harus bertemu dengan Putra Mahkota. Tapi karena Nona Sia yang berada di sini, apakah saya salah masuk ruangan? Tunggu.. Tunggu.. "

Kayleigh terlihat sangat bingung. Namun dia segera teringat dengan ksatria keluarga Lancaster di depan ruangan ini. 

Ksatria itu adalah Aries, orang yang diperintahkan untuk menyusup ke keluarga Lancaster. Kayleigh tidak mungkin salah memasuki ruangan.

"Silakan duduk dulu, Lord. Saya akan menjelaskan kejadian sebenarnya."

Gadis itu menunjuk kursi dihadapannya. Begitu Kayleigh duduk, dia lalu menuangkan teh ke hadapan Kayleigh.

"Kamu tidak perlu melakukan itu, kita bisa memanggil pelayan." 

Kayleigh terkejut karena gadis itu menuangkan teh secara langsung tanpa memanggil seorang pelayan. Winter tertawa dan menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Kayleigh.

"Saya ingin melakukan ini untuk orang yang sudah membantu saya. Sekaligus saya ingin meminta maaf karena telah membohongi Anda sebelumnya. Nama saya sebenarnya adalah Winter Lancaster."

Mata Kayleigh membesar mendengar ucapan yang dikatakan oleh gadis itu. Dia sudah menduganya tapi otaknya masih tidak bisa mencerna kejadian ini dengan baik.

"Jadi.. Anda adalah Lady Winter?" Kayleigh kembali bertanya dengan gugup. 

Dia sangat yakin gadis dihadapannya hanyalah nona bangsawan daerah yang akan debut. Tapi bagaimana bisa gadis itu tiba-tiba berubah menjadi Lady Lancaster yang terkenal kejam?

Ya, baiklah. Yang membuat rumor Winter Lancaster kejam adalah dirinya sendiri. Tapi wanita ini adalah Lancaster?! Tidak mungkin aku salah. 

Kayleigh menarik napas dengan keras.

"Ada alasan kenapa saya harus menyembunyikan identitas saat itu. Situasi saya saat itu cukup sulit, saya tidak bermaksud membohongi Anda sejak awal.  Jadi, saya harap Lord tidak tersinggung."

Tatapan Winter terlihat tulus, tidak ada kebohongan di kedua matanya. 

Kayleigh yang masih kebingungan akhirnya mengangguk dan menenangkan dirinya. Rasionalitas kembali masuk di kepalanya.

"Tindakan Anda sudah benar, Lady. Justru tidak baik jika Anda langsung mengenalkan identitas pada orang asing yang baru Anda temui."

“Terima kasih, Kay.”

“Ya?” 

Mata Kayleigh kembali melebar saat Winter memanggilnya dengan nama kecilnya.

"Bukankah kita sudah berjanji akan menggunakan bahasa tidak formal saat bertemu lagi? Silahkan panggil aku Winter.” 

Kayleigh masih terdiam mendengar perkataan Winter, pikirannya terlihat sangat rumit.

“Ah, apakah kamu tidak mau berteman denganku lagi karena aku telah berbohong?”

“Tidak! Tentu tidak! Aku akan memanggilmu Winter mulai saat ini.”

“Benarkah?! Syukurlah kamu tidak marah. Kamu pasti tidak tau betapa senangnya aku melihat Kamu saat ini," kelegaan terlihat dari wajah Winter.

"Apakah begitu?"

"Ya, sebelumnya aku sangat gugup. Lihat, aku bahkan telah menghabiskan 3 cangkir teh saat menunggu Putra Mahkota."

"Haha, kamu terlalu jujur." Kayleigh terkekeh mendengar perkataan Winter. 

"Kamu pasti sangat gugup karena ini pesta pertama yang kamu hadiri. Terutama karena ini pesta debutan, tentu beban yang kamu terima lebih tinggi,” ujar Kayleigh lebih lanjut. 

Namun wajah Winter tiba-tiba berubah murung.

"...Sejujurnya aku lebih takut dengan reputasiku daripada acara debutan itu sendiri."

"Reputasi?"

"Aku adalah putri keluarga Lancaster yang tidak pernah hadir di acara sosial. Walaupun mereka belum melihatku, aku tau banyak rumor yang beredar tentangku. Rumor itu cukup mengerikan, bahkan terdengar sampai hingga mansion Lancaster.”

“Ah..”

“Orang-orang sudah memberikan prasangka sebelum mengecek rumor itu benar atau tidak. Apapun yang aku lakukan, rumor itu telah mengakar lebih kuat. Prasangka mereka telah membuat sosok Winter tersendiri daripada kepribadianku sebenarnya,” lanjut Winter dengan ekspresi sedih.

"......"

"Itu sebabnya aku senang bertemu denganmu, Kay. Karena Kamu adalah orang yang sudah mengenalku lebih dahulu tanpa ada prasangka apapun sebelumnya."

Kayleigh menelan ludahnya. Tenggorokannya terasa kering. Kayleigh tidak ingin mengakui bahwa gadis lembut dihadapannya ini adalah sosok asli dari Winter Lancaster.

Terutama karena dialah yang paling gencar menyebarkan rumor buruk tentang Winter selama ini melalui Zodiac. Tidak pernah terpikirkan sedikitpun sosok Winter adalah gadis seperti dihadapannya.

Tidak mungkin keluarga ular akan melahirkan seekor kelinci. Lancaster adalah keluarga ular yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. 

Dia bahkan sempat berpikir mungkin saja pertemuan mereka sebelumnya sudah direncanakan. Tapi pertemuan pertama dia dan Winter terlalu alami untuk disebut kesengajaan. Lagipula lebih masuk akal jika mereka merencanakan pertemuan dengan Putra Mahkota bukan dengannya.

Kayleigh menekan kuat tangannya, pikirannya tidak boleh goyah. Walaupun Winter terlihat terbuka dengannya, Ini baru pertemuan ketiga mereka. 

Sekalipun sosok di hadapannya adalah karakter asli Winter, dia tetap bagian dari keluarga Lancaster. Keluarga yang harus dia hancurkan seluruhnya. Tidak ada negosiasi apapun tentang hal ini.

Satu-satunya cara adalah mengikuti rencana awal yang sudah disepakatinya dengan Putra Mahkota. Kayleigh meneguhkan hatinya. Dia lalu memasang senyum andalannya dan mulai memainkan perannya.

"Aku sangat mengerti perasaanmu. Kamu bisa mengandalkanku, Winter. Jika ada masalah, kamu bisa mencariku. Aku akan memastikan selalu membantumu."

"Terima kasih, Kay."

Winter tersenyum dengan manis ke arahnya. Kayleigh lalu membalas senyumannya dengan lembut. Namun perutnya terasa bergejolak setiap melihat senyuman Winter.

"Apakah aku terlambat?" 

Suara barito rendah terdengar dari arah pintu yang telah terbuka. 

...-BERSAMBUNG-...