NovelToon NovelToon
Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Sebatas Pendamping (Derita Yang Tak Berujung)

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pengganti / Obsesi
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Pahit nya kehidupan yang membelengguku seolah enggan sirna dimana keindahan yang dulu pernah singgah menemani hari-hari ku terhempas sudah kalah mendapati takdir yang begitu kejam merenggut semua yang ku miliki satu persatu sirna, kebahagiaan bersama keluarga lenyap, tapi aku harus bertahan demi seseorang yang sangat berarti untuk ku, meski jalan yang ku lalui lebih sulit lagi ketika menjadi seorang istri seorang yang begitu membenci diri ini. Tak ada kasih sayang bahkan hari-hari terisi dengan luka dan lara yang seolah tak berujung. Ya, sadar diri ini hanya lah sebatas pendamping yang tak pernah di anggap. Tapi aku harus ikhlas menjalani semua ini. Meski aku tak tahu sampai kapan aku berharap..
Adakah kebahagiaan lagi untuk ku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marry Me And Be My Slave

Tok.. Tok.. Tok..

Ku coba mengetuk pintu dimana ruangan CEO berada, tadi Bu Hana bilang jika aku di suruh menemui Pemilik Pabrik ini yaitu Pak Prayoga nama nya. Kata Bu Hana beliau orang nya baik. Dan semoga saja beliau bersedia meminjamkan uang untuk ku.

"Masuk!" seruan dari dalam. Aku pun membuka pintu meski tangan ini bergetar tapi aku harus bisa, semua demi anak ku.

"Permisi tuan" ucap ku seraya melangkah masuk. Terlihat pak Prayoga fokus pada layar komputer nya sehingga wajah nya tidak begitu kelihatan.

"Duduklah!" serunya tanpa beralih pada layar komputer yang ada di depan nya. Aku pun duduk, meski jujur aku merasa ragu.

Hening, tak ada satu kata pun yang terucap, aku yang masih takut dan ragu untuk berkata apa tujuan ku sedangkan dia masih fokus pada pekerjaan nya. Sampai sepuluh menit berlalu.

"Apa tujuan mu?" dia yang mulai bertanya. Aku pun memberanikan diri untuk mendongak.

Deg!

"KA-MU" kata ku tercekat. Dia menyeringai seraya menatap ku dengan tatapan tajam.

"Hallo,, lama tak jumpa" kata nya dengan tajam. Aku sebisa ku mengendalikan diri ku.

"Kak Yoga" lirih ku. Ya, aku mengenal dia dulu dia adalah kakak kelas ku waktu kuliah.

"Hem,, Pantaskah kamu panggil nama atasan mu begitu?" cibir nya.

"Maaf pak" lirih ku menunduk. Terlihat sekilas dari ujung mata ku dia memperhatikan ku dengan pandangan yang sulit ku artikan.

"Katakan apa tujuan mu!" sarkas nya kemuadian. Aku mencoba mengangkat wajah ku lalu menatap nya.

"Saya mohon pak, bisa kah anda meminjamkan saya uang" lirih ku.

"Ck! lucu sekali, seorang Alana anak dari pengusaha kaya meminta bantuan pada seorang gelandangan seperti ku" sarkas nya begitu menusuk. Aku menunduk sebisa ku menahan butir air mata ku yang melupuk agak tidak menetes.

"Tolong saya bantu saya pak, saya bersedia melakukan apa saja, saya sangat butuh uang itu pak!" mohon ku, biar saja ku jatuh kan harga diriku tapi anak ku lebih penting. Jika pun aku harus disuruh bekerja seumur hidup tak di bayar pun aku rela asalkan anak ku tetap hidup.

"Ck!" dia hanya becedak serta tersenyum miris di iringi dengan tatapan menghunus.

"Kau yakin dengan ucapan mu?" tanya nya pada ku kemudian. Aku pun hanya bisa mengangguk.

"Fine, But there are a condition" lanjut nya aku pun segera menatap penuh tanya.

"Apa?"

"Marry me, and be my slave!"

Deg!

Kedua tangan ini ku cengkram erat, bagaimana bisa dia menginginkan aku menikah dan jadi budak nya.

'Ya Rabb, cobaan apa lagi ini?' batin ku begitu perih.

"Why?" tanya nya dengan enteng.

Aku masih terdiam untuk berfikir lebih jernih lagi, jika aku menolak harus ku dapatkan dari mana lagi uang untuk anak ku, aku tak boleh egois anak ku harus sembuh biar pun aku yang lara, dengan berat hati akhirnya aku mengangguk. Jujur aku sangat berat apalagi aku masih begitu mencintai suamiku.

"Sebegitu hina nya kau sampai menjual dirimu" cibir nya begitu menusuk. Aku terbelalak, tapi aku sadar memang perkataan nya benar adanya. Tapi sebisa ku coba menepis perasaan ku.

"Bisakah saya meminta uang nya sekarang" tanya ku. Dia terlihat menghela nafas kasar.

"Berapa yang kamu butuhkan?" tanya nya datar.

"Dua ratus juta" kata ku biarlah aku mempermalukan diri ini yang terpenting saat ini adalah anak ku. Dia terlihat menulis di atas cek lalu di sodorkan pada ku.

"Bawah ini, dan besok kau harus tepati janji mu!" tekan nya. Aku pun mengangguk.

"Jangan coba untuk berlari! karena dengan muda aku bisa menemukan mu!" ancam nya begitu menghunus.

"Anda tenang saja pak, aku bukan lah seorang munafik" balas ku. Dia pun mengibaskan tangan nya untuk menyuruhku pergi dari hadapan nya.

Tak butuh waktu lama aku segera berangkat ke rumah sakit, hari ini aku izin tidak masuk kerja dulu.

"Dok," sapa ku pada dokter Riki yang keluar dari bangsal anak ku.

"Bu, kondisi anak ibu semakin lemah" lirih dokter Riki pada ku.

"Dok, tolong lakukan operasi dan selamatkan anak saya dok, saya sudah bawah uang nya" ujar ku. Dokter Riki menatap sendu ke arah ku. Lalu dia mengangguk.

"Baik, suster siapkan berkas nya biar Bu Yumna bisa tanda tangani dan kita siapkan semua" seru dokter pada perawat.

"Baik dok" jawab perawat.

Dengan langkah gontai aku menghampiri anak ku yang terbaring lemah di atas brankar.

"Nak, yang kuat ya sayang" lirih ku menggenggam tangan mungil anak ku yang masih berusia 3 tahun sudah menderita dengan penyakit kelainan jantung sejak lahir.

"Permisi Bu, anda harus menandatangi ini!" kata perawat menghampiri ku seraya menyodorkan kertas agar ku tandatangani. Aku pun menerima dan membumbui tandatangan di atas kertas itu. Tak lama beberapa perawat datang dan membawa anak ku menuju ruang operasi.

"Ya Rabb, hamba mohon selamatkan anak hamba sembuhkan lah sakit yang di derita nya. Laa illaaha Illaa anta subkhaanaka Inni Kuntu minaddholimin"

Dua jam sudah aku menunggu di depan ruang operasi anak ku, dokter masih belum ada yang keluar dari dalam, membuat hati dan pikiran ku sangat takut dan harap-harap penuh kecemasan. Air mata ini seakan tak bisa surut terus menetes meski tangan ini selalu menyeka dengan penuh ketakutan dan harapan.

Ceklek..

Pintu terbuka segera aku berdiri dan bertanya pada dokter Riki yang keluar.

"Dok, bagaimana kondisi anak saya?" tanya ku penuh rasa khawatir. Dokter Riki mengulas senyum.

"Alhamdulillah operasi nya berhasil, kita tunggu anak ibu siuman" kata dokter Riki

"Alhamdulillah,," ucap syukur ku panjatkan.

"Boleh saya masuk?" tanya ku.

"Biar di pindahkan dulu" jawab dokter, aku pun mengangguk.

Saat malam tiba, ku tatap wajah anak ku yang terbaring lemah tanpa dosa. Ku genggam erat tangan mungil lalu ku cium penuh kasih.

"Nak, cepat sadar sayang dan kita main bersama, sudah lama kita gak jenguk ayah dan kakek. Mereka pasti nungguin kita sayang" lirih ku.

"Sayang, apa pun yang terjadi nanti, ibu selalu sayang pada Emir" ungkap ku tercekat.

Aku menarik nafas panjang. Besok adalah hari paling begitu berat yang harus ku jalani, dimana aku harus menepati janji ku, melepas masa janda ku dan menikah dengan seorang yang mungkin membenci ku.

"Mas, maafkan aku, hiks,, hiks" ku seka air mataku.

"Jujur sampai kapan pun aku akan tetap mencintai mu mas, aku terpaksa melakukan semua ini"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!