NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Anak Haram

Istri Kontrak Sang Anak Haram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: NABABY

Kiara terpaksa menikahi Orion karena satu tujuan yaitu untuk balas dendam. Dirinya merasa dipermainkan oleh Leonard Arven Hadinata, anak sulung sebuah keluarga konglomerat Hadinata. Kiara dan Leo sudah menjalin hubungan cukup lama dan dijanjikan akan dinikahi suatu hari nanti. Namun sang pria justru menghilang tanpa satu alasan. Kiara hingga merasa sedih dan kecewa.

Kiara melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan Orion Alaric Hadinata, sang putra tidak sah alias anak haram Hadinata. Dari Aditya Pramana Hadinata, sang kepala keluarga dengan seorang wanita yang tak diketahui siapapun. Sekaligus adik tiri dari sang putra sah yaitu Leonard.

Orion menyetujui pernikahan itu karena ia juga ingin menghancurkan keluarga yang selama ini merawatnya dari kecil. Juga untuk mencari tau dimana keberadaan ibu kandungnya sekarang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NABABY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Namaku Kiara

"Jadi kau adalah Kiara?" Orion menyandarkan tubuhnya di kursi sambil menatap lekat wanita di depannya itu.

Kiara mengangguk. Tatapannya penuh percaya diri dan tersirat tekad yang bulat. Orion menghela nafas panjang lalu melonggarkan dasinya.

"Aku tidak menyangka kak Leo meninggalkan seorang wanita yang cantik sepertimu. Kukira dia pria yang baik, ternyata kelakuannya sama seperti ayahnya." Orion kembali menyesap wine yang telah dipesannya dari tadi.

"Aku tau ini mendadak. Tapi aku tak menyangka kau mau menemuiku setelah insiden di kantor kemarin." Kiara merutuki kebodohannya saat mengingat ia berteriak memanggil Orion yang sudah mencoba mengusirnya dengan cara halus di kantor tempo hari lalu.

Orion terkekeh pelan. Menurutnya sendiri peristiwa itu cukup lucu. Untuk dikatakan sebagai kejadian yang memalukan.

"Jadi, apa yang sebenarnya kau inginkan dariku nona Kiara yang menawan?" Alis mata Orion terangkat setengah dengan tatapan tengilnya, seraya meminum wine dan tersenyum.

Kiara menghela nafas sejenak. Lalu berucap, "Menikahlah denganku Orion Alaric Hadinata." Ucapnya tegas.

Orion lantas tersedak dan menyemburkan winenya begitu saja sesaat setelah mendengarkan ucapan gadis itu. Kiara mendadak panik dan memberikan tissue untuk pria malang tersebut.

"Kau tidak apa-apa?" Ia menyodorkan beberapa lembar tissue pada Orion.

Orion langsung mengambil tissue tersebut. Untuk mengelap dagu dan juga kemejanya yang basah.

"Me...nikah?" Ujarnya masih tak percaya.

Lagi-lagi Kiara mengangguk. Wajahnya masih tetap yakin dengan tekadnya. Orion kembali menghela nafas. Kali ini lebih panjang dari biasanya.

"Kenapa harus aku?"

"Karena anda adalah anggota keluarga Hadinata." Jawab Kiara singkat namun tegas.

Orion menggoyangkan gelas winenya. Ia melihat air anggur keunguan itu bergerak mengikuti alur gerakan tangannya. Ia menatap gadis itu kembali. Kini sorotan mata Orion berbeda. lebih tajam, tegas, dan terlihat ada kemarahan.

"Aku bukan anggota keluarga Hadinata. Aku hanyalah anak haram dari keluarga itu." Suaranya begitu pelan. Menyiratkan rasa lelah dan kecewa saat mendengar nama keluarga yang selama ini melekat padanya.

"Saya tau. Leo pernah bercerita soal anda."

Orion menyeringai. Rasa kesal kembali muncul begitu saja. Apa yang ia harapkan dari seorang Leo selain menjelekkan nama Orion pada semua orang yang pernah dia temui.

"Saya ingin melihat respon apa yang akan Leo berikan pada saat dia tau jika saya menikahi adik tirinya." Tangan Kiara mengepal. Ia masih merasa marah dan kecewa dengan kepergian mendadak Leonard.

"Baiklah, tapi ijinkan saya untuk memikirkannya secara matang. Karena ini adalah soal pernikahan. Yang artinya kita harus seumur hidup bersama." Jelas Orion. Lagi-lagi menyesap wine.

"Baik, saya mengerti" Kiara mengangguk memaklumi apa yang baru saja Orion ucapkan.

Pertemuan malam itu cukup panjang. Dengan langkah pelan, Orion mengucap kata perpisahan dan harapan untuk bertemu kembali dengan Kiara. Dan tepat di jam sepuluh malam mereka berpisah. Orion memasuki mobilnya dalam keadaan sedikit mabuk.

"Kau tidak lebih hanya seorang putra pengganti Orion. Akulah orang yang akan mewarisi seluruh bisnis Hadinata. Bukan kau!" Ucapan Leonard masih begitu jelas dalam pikirannya. Lagi dan lagi, ia hanya bisa menahan amarah dan tak mampu ia keluarkan.

"Kiara. Jadi dia gadis yang bisa membuat hubungan ayah dan kakak hampir rusak" Gumamnya.

Orion terus menyusuri jalanan lengang ibu kota dengan mobil mewahnya. Ia mulai memasuki kawasan perumahan elit area Menteng dan memarkirkan mobilnya pada suatu rumah cukup besar. Seorang pelayan langsung membukakan pintu mobil dan memberikan kunci agar mobil itu dipindahkan ke garasi. Sebelum masuk, ia menatap kediaman utama Hadinata. Ia menghela nafas, lalu melangkahkan kakinya dengan tegap. Pintu terbuka, suasana begitu sepi.

Apa yang ia harapkan, selama ini tak ada menyambut Orion si anak haram dalam rumah ini. Ia menunduk sejenak lalu melangkahkan kaki untuk menuju kamarnya.

"Kakak!" Suara wanita mengisi seluruh ruang tamu yang besar itu.

"Celine? Kau belum tidur?" Seketika Orion langsung tersenyum saat melihat gadis kecil yang tengah berlari kearahnya.

"Belum. Aku sedang menunggu kakak. Lihat, aku ulangan hari ini dapat nilai sempurna loh." Celine dengan bangga menunjukan kertas hasil ulangannya pada Orion sambil cengengesan.

Orion mengambil kertas tersebut dan melihatnya sebentar. Senyumnya kembali merekah. Ia kemudian menepuk-nepuk kepala gadis itu dengan pelan.

"Adik kakak memang hebat. Apa kau sudah memberitahu ayah dan ibu soal ini?"

Celine menggeleng.

"Ayah dan ibu tidak mungkin mau melihat hasilku yang seperti ini. Kakak tau kan, di rumah ini hanya kakak yang bisa menghargai setiap kerja kerasku" Suara Celine lebih pelan.

Orion paham. Di rumah ini, setiap pencapaian kecil tidak akan dianggap. Karena Hadinata adalah keluarga yang hanya mengakui sesuatu hal yang besar. Orion menepuk pundak Celine, memberinya senyuman sekali lagi.

"Kakak, sangat bangga padamu adik. Sekarang tidurlah. Besok kita buat hal yang lebih membanggakan dari hari ini. Okay?"

Celine mengangguk lalu membalas senyuman kakaknya.

"Iya. Selamat malam kak Orion." Celine berlalu sambil melambaikan tangannya dan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Ruangan kembali sepi. Kini hanya tersisa dirinya sendiri. Ia langsung menuju kamarnya untuk beristirahat.

"Kiara, nama yang bagus. Tak masalah jika aku punya istri sepertinya. Lagipula wajahnya cukup cantik." Gumam Orion saat memasuki kamar.

......................

Kiara berdiri di meja kasir sambil terus memperhatikan ponselnya. Sudah dua hari semenjak pertemuannya dengan Orion malam itu, namun tak ada jawaban dari pria tersebut.

"Hah...!!!" Kiara mengacak-acak rambutnya karena begitu frustasi.

Dikejauhan, Kieran dan Kenan. Dua pelayan termasuk pegawai Kiara terus memperhatikan bosnya.

"Kurasa dia sedang banyak pikiran." Ucap Kenan sambil memainkan lap di tangannya.

"Apa dia ditinggalkan oleh seorang pria lagi?"

Kenan dan Kieran langsung berpandangan.

"Heh... Tidak mungkin" Ucap mereka serentak.

"Jangan-jangan, kedai bos akan bangkrut!" Mendadak wajah Kieran menjadi panik.

Seketika, nampan langsung menumbuk kedua kepala mereka. Asha, memelototi dari belakang.

"Berhenti bicara omong kosong dan lanjutlah bekerja!" Bentakan Asha mampu membubarkan kedua pelayan kembar nan tampan itu. Hingga mereka kocar-kacir menuju station mereka masing-masing.

Asha melihat Kiara yang masih gundah. Ia menjadi kepikiran dengan omongan Kieran kalau kedai ini akan bangkrut. Bagaimana tidak, semakin hari kedai ini semakin sepi. Jadi ada kemungkinan Kiara akan mengalami gulung tikar dikarenakan sedikitnya pembeli.

Ting... Ting...

Bel pintu berbunyi. Semuanya melihat konsumen yang baru saja datang hari ini. Setelan jas kualitas tinggi, sepatu pantofel, dan dandanan kelas atas begitu terlihat jelas.

"Orion?!" Kiara langsung berlari menuju pria itu.

Orion yang mengenakan setelan jas dan rambut tertata rapi langsung tersenyum melihat Kiara.

"Kenapa kau ada di sini?"

"Tentu untuk bertemu denganmu. Bisakah aku memesan makanan, dan membicarakan tentang perjanjian yang kau ajukan tempo hari lalu?" Orion begitu tinggi jika dia sedang berdiri di depannya.

Asha dan si kembar diam-diam mengintip dan menguping. Kiara yang mengetahui hal tersebut menepuk jidat. Ia tak mau para karyawannya mengetahui soal kesepakatan yang tengah ia ajukan pada pria di depannya ini.

"Kita bisa bicara di tempat lain. Aku tak mau mereka mengetahuinya." Kiara menatap tajam pada ketiga anak itu.

Orion mengikuti pandangan Kiara. Ia mengerti, lalu tersenyum.

"Baiklah. Mari kita bicara di tempat lain."

"Asha! Aku keluar sebentar. Tolong jaga kedai ini dulu." Kiara langsung keluar tanpa menunggu jawaban dari Asha.

Dan kini, Kiara telah pergi bersama pria misterius itu.

"Apakah dia pacar baru bos?" Kieran menyempil diantara Asha dan Kenan.

"Sepertinya." Jawab Kenan

"Tidak bisakah kalian berhenti menggosip!" Asha mengayunkan nampan pada mereka hingga mereka berlari menghindar.

"Asha galak!" Teriak Kieran berlari menuju dapur. Asha pun langsung mencoba mengejarnya, namun terhenti saat seorang konsumen datang untuk memesan.

1
Eka Rahma
nungguin aku thorr
NABABY: iya...
total 1 replies
Eka Rahma
semangat
Eka Rahma
lanjut thor
Eka Rahma
lanjut thor💪
NABABY: siap kakak
total 1 replies
Hoa thiên lý
Nggak sabar lanjutinya.
Celty Sturluson
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
NABABY: Bentar kak ya, hari ini aku usahain.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!