Ratusan tahun setelah kemenangan Kaisar Xiao Chen, di sebuah dunia fana yang terpencil, sebuah legenda baru mulai bersemi dari benih yang telah ia tanam.
Xuan Ye adalah seorang yatim piatu, dibuang saat lahir dan dianggap "sampah" karena tidak memiliki akar spiritual. Dia tumbuh di bawah hinaan dan penindasan, tidak menyadari bahwa di dalam darahnya tertidur dua garis keturunan agung: kekuatan ilusi Mata Ungu dari Keluarga Xuan kuno, dan darah Phoenix dari ibunya, seorang bidadari suci dari Aliran Suci. Ibunya, yang dibutakan oleh harga diri sektenya, telah membuangnya karena dianggap sebagai aib dan berbohong pada suaminya bahwa putra mereka telah meninggal.
Di titik terendahnya, Xuan Ye secara "tidak sengaja" menemukan sebuah warisan jiwa yang ditinggalkan oleh Kaisar Xiao Chen. Kesempatan ini membangkitkan Mata Ungu Ilusi miliknya dan memberinya teknik kultivasi jiwa dasar, memberinya kunci untuk memulai perjalanannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Dasar Jurang Awan
Setelah jatuh selama apa yang terasa seperti keabadian, Xuan Ye akhirnya berhasil mengendalikan kejatuhannya. Dengan menggunakan "Langkah Angin" dan dinding-dinding tebing yang licin, dia mendarat dengan relatif aman di dasar jurang yang tak berdasar itu.
Dia tidak disambut oleh kegelapan total. Sebaliknya, dunia di sekelilingnya diterangi oleh cahaya hijau yang redup dan menakutkan. Jamur-jamur raksasa yang bercahaya tumbuh di mana-mana, dan kristal-kristal aneh yang tertanam di dinding gua memancarkan cahaya yang sama. Udara di sini terasa lembap dan dingin, tetapi anehnya, sangat kaya dengan energi spiritual murni yang memiliki atribut Yin yang kuat.
Saat dia menghirup udara ini, Cacing Sutra Es Pembeku Jiwa di dalam tubuhnya, mulai bergerak dengan gembira. Makhluk purba itu dengan rakus menyerap energi Yin di sekitarnya, dan sebagai balasannya, aliran energi es yang dingin dan murni mulai menyebar ke seluruh meridian Xuan Ye, menyembuhkan luka-lukanya dan memperkuat jiwanya.
"Tempat ini..." bisik Xuan Ye pada dirinya sendiri. "...bukanlah sebuah kuburan. Ini adalah sebuah surga kultivasi."
Didorong oleh rasa ingin tahu, dia mulai berjalan, mengikuti sumber cahaya hijau yang paling terang. Dia tiba di sebuah gua bawah tanah yang sangat besar. Pemandangan di dalamnya membuatnya menahan napas.
Di tengah gua, tergeletak kerangka kolosal dari seekor ular naga purba yang panjangnya mencapai ribuan meter. Dan di tengah-tengah sangkar tulang rusuknya, ada sebuah mata air kecil yang memancarkan cahaya hijau cemerlang yang menjadi sumber dari semua cahaya dan energi di tempat ini. Mata Air Racun Giok.
Tetapi tempat seperti ini tidak pernah tidak dijaga.
Saat Xuan Ye melangkah mendekat, kabut hijau mulai berkumpul di atas mata air itu. Kabut itu memadat, membentuk wujud hantu seekor ular naga raksasa yang transparan. Mata hantu itu menatapnya dengan niat membunuh yang dingin. Itu adalah Roh Sisa Beracun dari binatang purba yang telah mati di sini, dan auranya berada di puncak Ranah Core Formation, dua ranah besar penuh di atas Xuan Ye.
Roh Sisa itu tidak membuang waktu. Ia membuka mulut spektralnya dan menembakkan seberkas energi racun jiwa yang korosif.
Xuan Ye mencoba menghindar, tetapi serangan itu terlalu cepat. Saat energi racun itu akan menghantam jiwanya, sebuah kekuatan lain meledak dari dalam dirinya.
"SKREEEE!"
Sebuah pekikan mental yang sangat dingin terdengar. Cacing Sutra Es Pembeku Jiwa, merasakan ancaman dan juga kehadiran "makanan" yang lezat, akhirnya menunjukkan kekuatannya. Gelombang energi es yang begitu dingin hingga bisa membekukan jiwa itu sendiri meledak keluar dari tubuh Xuan Ye, berbenturan dengan energi racun yang datang.
Es melawan Racun. Dua jenis kekuatan Yin ekstrem saling berhadapan.
Xuan Ye kini menjadi medan perang. Dia bisa merasakan dua kekuatan mengerikan itu berperang di dalam lautan kesadarannya, mengancam akan merobek jiwanya berkeping-keping.
Dia mengertakkan gigi, menahan rasa sakit yang luar biasa. Dia mengaktifkan Mata Ungu Ilusi-nya, bukan untuk menciptakan ilusi, tetapi untuk "melihat" ke dalam jiwanya sendiri. Dia melihat badai es dan racun yang mengamuk. Dengan menggunakan Sutra Kultivasi Jiwa Awal sebagai panduan, dia tidak mencoba menghentikan pertarungan itu. Sebaliknya, dia dengan berani mencoba untuk memandu dan menyeimbangkan kedua kekuatan itu.
Roh Sisa Beracun itu meraung marah, tidak menyangka mangsanya yang lemah memiliki pelindung yang begitu kuat. Cacing Sutra Es itu memekik dengan keserakahan, melihat roh sisa itu sebagai suplemen terbaik.
Akhirnya, Cacing Sutra Es, yang merupakan makhluk purba dari tingkat yang lebih tinggi, menang. Ia membuka mulut ilusinya dan mulai melahap Roh Sisa Beracun yang jauh lebih besar darinya.
Xuan Ye menatap pemandangan di dalam lautan kesadarannya dengan syok. Harta karun yang ia curi kini sedang melahap penjaga dari kesempatan barunya.