NovelToon NovelToon
CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

CINTA DI UJUNG PERPISAHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Konflik etika / Cinta Murni
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: ratu_halu

Alaric Sagara, tiba tiba hidup nya berubah setelah istri yang di cintainya pergi untuk selama lamanya karena malahirkan bayi mereka ke dunia.
Kepergian sang istri menyisakan trauma mendalam di diri Aric, pria yang semula hangat telah berubah menjadi dingin melebihi dingin nya salju di kutub utara..

Faza Aqila, sepupu mendiang sang istri sekaligus teman semasa kuliah Aric dulu kini statusnya berubah menjadi istri Aric setelah 3tahun pria itu menduda. Faza telah diam diam menaruh cinta pada Aric sejak mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka dan akankah Faza mampu membuka hati Aric kembali...

Happy Reading 💜
Enjoy ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 1

"Aku tidak akan pulang, jangan menungguku!"

Ucapan Aric yang dingin bahkan tanpa menoleh ke arah nya membuat hati Faza semakin di rundung pilu. Setelah menikah lebih dari satu tahun yang lalu, sikap Aric masih saja sama, tak pernah menganggap nya ada.

Faza memandang pintu kamar yang sudah tertutup rapat, meninggalkan hening yang menyelimuti duka.

Tok..Tok..Tok..

Pintu kamar Faza di ketuk dari luar..

"Nyonya, nona kecil terus menangis, tuan meminta anda untuk datang ke kamar nona sekarang juga."

Suara di balik pintu membuyarkan lamunan Faza. Faza pun segera keluar dari kamar nya.

Dengan langkah tergesa, Faza masuk ke dalam kamar putri sambungnya yang sudah dia anggap seperti putrinya sendiri.

Putri Alena Sagara, nama gadis kecil berusia hampir 5tahunan itu.

Faza langsung mengambil Alena dari gendongan Aric. Faza merutuk diri, bisa bisanya dia tidak mendengar tangisan Alena padahal kamar mereka bersebelahan.

"Apa kau tuli hingga tidak mendengar suara tangisan Alena ?"

Kata kata sarkas sudah biasa Faza dengar dari mulut Aric, bahkan terkadang Aric melampiaskan amarahnya pada Faza jika sedikit saja Faza melakukan kesalahan.

Faza tidak menjawab, dia terlalu sibuk untuk menenangkan Alena yang sepertinya terbangun karena mimpi buruk.

"Aku mau pergi keluar kota selama dua hari, jaga Alena dan jangan membuat kesalahan!" ucap Aric memberi peringatan..

"Sayang, papa pergi dulu ya, kita bertemu 2hari lagi.." seketika suara Aric berubah lembut saat bicara dengan putri nya, berbeda sekali pada Faza..

Setelah itu Aric pun keluar dari kamar Alena.

Faza menghembuskan nafas berat, lalu kembali pada kesadaran nya..

"Sayang, kenapa kamu menangis ?" tanya Faza setelah Alena lebih tenang..

"Aku mimpi buruk, ada monster jahat yang mau memakan aku.." celoteh anak itu yang membuat Faza sedikit terhibur..

"Apa kamu lupa berdoa saat tidur tadi malam ?"

Alena menggeleng "Nggak, Alena nggak lupa berdoa. Kan tante selalu mengajarkan Alena untuk berdoa sebelum tidur.."

Tante ? Ya. Faza menyebut diri nya dengan sebutan Tante pada Alena alih alih Mama atau Bunda..

Faza tersenyum dan menjawil hidung mungil Alena, "Yasudah, nanti malam kita tidur bersama, ya, mumpung papa kamu sedang pergi dinas.."

"Hore.... Alena mau tidur sama Tante.."

Anak itu melompat kegirangan.

Berbeda dengan Aric, Alena justru sangat dekat dengan Faza. Bahkan jauh sebelum Faza menikah dengan Aric, Faza sudah lebih dulu menjadi sosok ibu bagi Alena.

Faza yang saat itu juga berduka atas meninggalnya sepupu sekaligus sahabatnya pun sering mengunjungi rumah Aric untuk membantu Aric mengurus Alena. Namun saat itu Faza tidak menyangka bahwa orang tua Aric maupun orang tua Selena mendiang istri Aric memiliki niat untuk menjodohkan Aric dan dirinya.

Hingga akhirnya pernikahan mereka pun diadakan setahun yang lalu tepat setelah 3tahun Selena pergi.

"Sekarang ayo kita mandi.." Faza mengajak Alena mandi. Seperti memiliki kedekatan batin, sejak awal Alena tak pernah menolak Faza.

Setelah selesai mandi, Faza membantu Alena memakai baju sekolah nya. Di usia Alena yang hampir menginjak 5tahun, Aric sudah memasukkan Faza ke sekolah.

Meski Faza sudah menjadi ibu pengganti untuk Alena, namun Faza tak pernah mengambil keputusan besar untuk urusan Alena. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Alena, Aric pasti langsung turun tangan sendiri.

Boleh di bilang status Faza di rumah itu bukanlah sebagai Nyonya, melainkan hanya seorang baby sitter.

"Tante, Alena nggak mau sekolah.." ucap Alena sambil tertunduk

"Kenapa, sayang ?" tanya Faza dengan lembut

"Alena mau seharian sama tante, mau main sama tante.."

Faza tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Alena, "Besok kan Sabtu, Alena libur sekolah. Bagaimana kalau kita pergi ke taman bermain ?"

Mata Alena yang semula sendu berubah cerah, "Asiikkkk, tante terbaik.. Alena sayang tante..." Alena berhambur kepelukan Faza.

Faza benar benar memberi Alena cinta yang utuh selayaknya ibu terhadap putri kandung nya. Meskipun Faza belum pernah hamil dan melahirkan, namun bagi Faza Alena adalah nafasnya, hidupnya.

Setelah mengantarkan Alena ke sekolah, seperti biasanya Faza langsung bergegas menuju galery nya. Faza adalah seorang pelukis, dia memiliki galery lukisnya sendiri.

Faza bukan terlahir dari keluarga miskin, dia adalah anak dari pasangan Seniman, Ayahnya adalah seorang Ilustrator dan memiliki perusahaan nya sendiri, sementara sang Bunda adalah seorang produser di bidang seni Pertunjukkan dalam hal ini adalah Teater.

Jiwa seni nya sudah mendarah daging. Sejak kecil Faza sudah di kenalkan dengan berbagai jenis seni. Namun ternyata ketertarikan nya lebih menonjol di bidang Seni Rupa. Di dunia seni rupa, nama Faza cukup di kenal. Beberapa kali karya Faza di pamerkan dalam acara acara amal. Dan tentu saja Faza sangat bangga atas pencapaian nya tersebut.

Sesampainya di galery, Faza langsung masuk ke ruangannya. Disinilah Faza bisa menjadi diri nya sendiri. Faza yang berbakat, Faza yang tak kenal lelah, serta Faza yang penuh Ambisi.

Faza meletakkan tasnya di atas meja. Kemudian mengambil Apron lalu memakainya. Setelah itu Faza menyiapkan cat serta kuas yang akan dia gunakan untuk melukis.

Setelah semua siap, Faza kemudian duduk berhadapan dengan kanvas. Lalu tangannya mulai bergerak membuat sketsa.

Tanpa terasa alarm di ponselnya berdering. Sudah 2 jam Faza berada di galery, waktunya dia kembali ke sekolah untuk menjemput Alena.

Faza mencuci kedua tangan nya, lalu meletakkan Apron nya kembali.

Di galery itu Faza memperkerjakan beberapa orang. Setelah memberi pengarahan, Faza pun pamit pulang. Para staf sangat menyukai Faza, mereka suka dengan kepribadian Faza yang ramah dan tidak Bossy. Bagi mereka, bekerja dengan Faza adalah sebuah keberuntungan yang tidak di sangka sangka.

Faza mengendarai mobilnya sendiri, namun jantung Faza seakan berhenti berdetak saat di lampu merah Faza melihat Aric suaminya bersama dengan seorang wanita di sebuah Coffee shop. Aric tertawa. Dia tertawa begitu lepas.

Wanita itu, dia siapa ?

Berbagai pertanyaan muncul di benak Faza. Pertama kalinya setelah kepergian Selena, Faza melihat Aric tertawa lagi. Tapi bukan dengan dia, Aric tertawa bersama wanita lain.

Cantik, meskipun jarak mereka cukup jauh namun Faza yakin wanita itu memiliki paras yang cantik.

Tiiinnnnnn!!!

Klakson panjang menyadarkan Faza, buru buru Faza menginjak pedal gas karena lampu lalu lintas sudah berubah menjadi hijau.

Mobil yang di kendarai Faza pun sudah sampai di sekolah Alena. Faza turun dan menunggu Alena keluar dari gerbang sekolah.

"Hai...." Seseorang menyapa Faza.

Faza menoleh tanpa membuka kaca mata hitamnya. Faza memperhatikan wajah seseorang itu dengan dahi berkerut..

"Kamu Faza, kan ? Fakultas seni rupa ?"

Mendengar pertanyaan itu, otomatis Faza membuka kaca matanya.

"Kamu pasti lupa, Aku Raka, sahabat Aric."

Ah, Faza baru ingat. Pria di hadapan nya adalah Rakana yang biasa di panggil Raka. Dia sahabat suaminya, satu fakultas dengan Aric semasa kuliah dulu.

"Oh, Hai Raka.. Maaf aku sempat tak mengenali mu." ucap Faza tulus.

Raka tersenyum, "Tak apa. Omong-omong bagaimana kabar mu ? Sudah lama kita tidak berjumpa.."

Faza membalas senyuman Raka, "Aku baik, seperti kelihatan nya." Jawab Faza sekenanya

"Benarkah ? Tapi aku tidak melihat itu di mata mu.."

Kedua alis Faza nyaris bertaut "Apa maksudmu ?" tanya Faza tak memahami maksud ucapan Raka

"Tante...."

Suara nyaring Alena terpaksa menghentikan percakapan Faza dan Raka. Seketika itu pula Faza merubah mimik wajahnya jadi penuh senyum.

"Hai, cantik.." Ucap Faza pada Alena sambil berjongkok mensejajarkan tubuh dengan gadis kecil itu.

"Tante, ayo pulang. Aku mau makan cemilan buatan tante.." Kata Alena yang selalu menagih camilan yang di buat Faza setiap dia pulang sekolah

Faza tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Alena, "Baiklah, hari ini tante akan membuat camilan yang berbeda dari biasanya. Ayo.." Faza mengulurkan tangan nya pada Alena, anak itu langsung bersorak gembira.

Setiap interaksi antara Faza dan Alena tidak luput dari penglihatan Raka.

"Raka, kamu kesini untuk menjemput siapa ?" tanya Faza sebelum berpamitan

"Itu..." Raka menunjuk ke arah gerbang, ada seorang anak lelaki yang berjalan ke arah mereka.

"Daren.." ucap Alena dengan suara cempreng.

"Daren ?" beo Faza

"Iya, itu teman sekelas Alena. Namanya Daren, tante.."

"Kamu sudah menikah ?" tanya Faza, "Sudah punya anak juga kenapa tidak memberi kabar ?!"

Raka tersenyum, "Daren itu...."

Belum sempat Raka menjawab, Alena sudah menarik lengan Faza,

"Tante, ayo, aku mau pulang sekarang."

Faza pun segera berpamitan pada Raka. Dan dengan langkahnya yang di tarik paksa oleh Alena, Faza tak sempat mendengar Raka bicara lagi..

"Sayang, lain kali jika tante sedang bicara dengan seseorang kamu tidak boleh seperti tadi, ya. Itu tidak sopan.." Di dalam mobil yang sudah melaju, Faza memberikan pengertian pada Alena dengan suara rendah namun penuh penekanan.

"Maaf..." Kata gadis itu sambil menunduk.

Meskipun Faza sangat menyayangi Alena, namun jika Alena berbuat salah Faza tidak segan segan untuk langsung menegurnya.

Faza mengusap kepala Alena, "Anak pintar.." ucap Faza memberi apresiasi pada Alena karena anak itu langsung meminta maaf..

Sesampainya di rumah, Faza meminta Alena untuk berganti baju. Sementara Faza sendiri langsung berjalan ke arah dapur.

Tak hanya pandai melukis, tangan Faza pun lihai dalam membuat suatu hidangan. Setiap hari nya Faza selalu memasak untuk Alena karena Alena sendiri hanya mau makan masakan Faza.

Taraaa.....

Faza menyajikan pancake dengan ice cream strawberry serta buah buahan sebagai topping nya.

"Waaahhh.."

Kedua mata Alena langsung berbinar cerah..

"Terimakasih, tante. Alena sayang tante.." Ucap gadis itu sambil memeluk Faza

Setelah itu, Faza menemani Alena makan.

Dan begitulah Faza menghabiskan hari hari nya setahun kebelakang bersama Alena..

1
Lisa
Puji Tuhan Faza ditemukan Aric..
Lisa
Aku mampir Kak
Lisa: Suka Kak 😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!