CALON SUAMI YANG DI TUKAR

kembali lagi.

"ayo Sayang, Kamu sudah siap..?" tanyanya. Desi keluar dengan tas yang berisi bekal makanan untuk mereka di kebun.

"sudah Mas!! sebentar, aku kunci pintunya dulu ya.." dan sekarang mereka berdua sudah memiliki mobil pick up baru, yang memang sangat bermanfaat untuk mereka yang berprofesi sebagai petani ini.

Dengan cepat, Desi pun langsung mengunci pintu rumah dengan kuat. Kebetulan, rumah mereka memang tidak ada pagar. hanya ada pondasi yang menandai batas tanah saja. setelah itu dia pun langsung bergegas masuk naik ke dalam mobil. di mana suaminya juga sudah menunggu di sana.

"sudah sayang.. nggak ada lagi kan ?" tanya Devan.

"sudah.. ayo kita berangkat.." setelah membaca doa, mereka berdua pun langsung berangkat menuju kebun anggur.

Desi terlihat sangat antusias dan terlihat tidak sabaran ingin cepat sampai di sana. dia penasaran seperti apa model dari kebun itu. Apakah sama dengan apa yang dipikirkannya. Di mana buah anggur itu bergelantungan dan dengan mudah dapat dipetik.

******

sementara di posisi lain. ternyata di belakang mobil pick up Desi dan Devan, ada mobil Marco yang tampak memandang kepergian mereka sejak tadi. tapi karena arah mereka berseberangan, Marko tak dapat menyusul mereka dan tahu kemana Mereka pergi. tapi melihat pakaian yang dikenakan, dia tahu kalau keduanya pasti ingin pergi ke kebun.

Marco yang menyadari hal itu entah kenapa jadi kesal sendiri. dia memukul setir mobil dan mendesah berat. waktu itu, setelah Dita datang ke rumah ini dan memamerkan mobil mewahnya, dua hari kemudian Marco menyusulnya. dan Marco hanya menginap satu malam saja. itu pun karena ia diberikan obat tidur oleh istrinya.

"andai saja aku tidak salah menikahi orang. andai saja aku mampu mempertahankanmu. pasti kamu tidak perlu repot-repot pergi ke ladang seperti itu. di ladang itu panas dan tidak ada kehidupan." gumamnya dengan sedikit frustasi.

sudah hampir 2 bulan pernikahan ini, tapi dia masih belum melakukan apapun. dia masih sibuk dalam pusaran penyesalan karena begitu lemahnya cintanya kepada Desi. dia terlalu takut kepada kedua orang tuanya, takut kalau dirinya akan dilengserkan sebagai pewaris dari kekayaan kedua orang tuanya ini.

Karena itulah, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"maafkan aku Des.. aku janji, setelah aku berhasil mendapatkan apa yang aku mau dan menjadi pewaris tetap, aku pasti akan merebutmu dari suamimu. tidak peduli kapanpun, dan bagaimanapun hidupmu, aku tetap masih mau kamu." ucapnya.

setelah itu dia pun langsung bergegas menjalankan mobilnya, untuk pergi menuju kantornya. sementara di dalam rumah, Dita masih terlelap dalam tidurnya. Ya seperti biasa kalau dia pulang ke rumah kedua orang tuanya, dia pasti akan bermalas-malasan. berbeda dengan berada di rumah mertuanya, dia akan pusing sendiri mendengar mertuanya mengomelinya.

Ibu Manda yang sibuk di dapur itu setelah mendengar suara mobil langsung mengintip keluar. dan ia melihat menantu kayanya itu pergi meninggalkan halaman rumah. dia yang melihat itu langsung menjadi panik dan mencari anaknya.

"Dita ini gimana sih!! bukannya nahan suaminya untuk sarapan dulu, dia malah membiarkan suaminya pergi begitu saja. kalau begini, kapan kamu bisa menarik perhatian suamimu!!" serunya sambil berjalan pergi mencari putrinya yang ternyata masih betah berada di atas tempat tidur.

Ibu Manda yang melihat hal itu langsung menjadi frustasi.

"astaga Dita!! Apa yang kamu lakukan.!! cepat bangun!! ini sudah siang.!!" seru Nyonya Manda dengan suara yang menggelegar, dan sukses membuat Dita terbangun.

"ada apaan sih Bu!! pagi-pagi sudah teriak-teriak aja.!!" ucapnya dengan kesal. Ibu Manda terlihat jauh lebih kesal daripada putrinya ini.

"Kamu ini gimana sih jadi seorang istri!! seharusnya kamu perhatikan suamimu. kamu lihat, pagi-pagi suamimu itu sudah berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu. kalau seperti ini terus, kapan kamu bisa mendapatkan perhatiannya hah!! dasar anak bodoh!!" Dita langsung beranjak tatkala mendengar penuturan ibunya itu.

"Mas Marco sudah berangkat bu?" tanyanya yang langsung beranjak turun dari tempat tidurnya.

"menurutmu!!" Dita pun langsung menepuk jidatnya tatkala melihat mobil mewah yang pernah dipamerkan kepada Desi tadi hilang di bawa suaminya.

"astaga!! nyesel banget aku nikah sama Mas Marco. dia sama sekali tidak peduliin Aku dan peduliin perasaan aku. apa yang aku minta selalu tidak bisa dikabulkan olehnya. padahal dia kaya dan banyak uang." omelnya tidak terima ketika mobil mewah itu diambil oleh suaminya. ya salah sendiri, lagi pula itu adalah mobil suaminya kenapa malah dibawa-bawa sampai ke sini.

apalagi Marco memang pulang pergi menggunakan mobil itu. karena mobil tersebut adalah mobil kesayangannya.

"astaga kamu bodohnya!! seharusnya kamu berusaha untuk menenangkan hati suamimu. kenyangkan perutnya, beri perhatian kepadanya, kalau seperti ini, dia mana mau bersamamu yang tidak bisa apa-apa.!!" seru Ibu Manda yang telah berubah menjadi marah.

"Ibu kenapa marah-marah pada Dita sih!! ini suka-suka Dita lah. lagian ngapain aku harus masak, sementara makanan bisa dipesan dari luar. ngapain repot-repot memberikan perhatian, sementara dia selalu sibuk di luar sana. aku juga punya urusan sendiri Bu..!!" seru Dita tidak terima disalahkan oleh sang ibu.

"Ibu tahu anakku sayang..!! tapi sekarang kamu itu sudah menikah, dan kehidupan kamu itu sudah berbeda. segala aktivitas yang pernah kamu lakukan di luar sana saat kamu masih lajang, jangan kamu kerjakan lagi sekarang. karena fokus kamu sekarang itu adalah memperhatikan suami dan mengurus suamimu. kalau kamu cuek seperti ini, dan tidak berusaha untuk memenangkan perasaannya, kamu bisa saja sewaktu-waktu akan diceraikan. kamu tahu sendiri dan kamu pernah cerita mertuamu sangat tegas dan ketat. jadi cobalah untuk berubah.. karena Ibu tidak selalu ada di sampingmu untuk mengawasimu." tutur Ibu Manda panjang lebar. Dita pun langsung mendudukkan tubuhnya dengan kasar di atas tempat tidurnya itu.

"kamu kalau dikasih tahu itu jangan ngeyel. lihat kehidupan Desi sekarang. kalau kamu ingin membuat Desi iri kepadamu, kamu harus bisa membuat suamimu itu bisa memanjakanmu. Kamu nggak lihat mbak mu Desi, dia dimanjakan oleh Devan. bahkan semua kebutuhannya dipenuhi oleh Devan. ya walaupun Devan tidak kaya, tapi ibu bisa lihat kalau dia mencintai Desi." ucap Ibu Manda yang tiba-tiba malah memuji dan membandingkan Dita dengan anak sulungnya. Dita yang mendengar perbandingan itu langsung menatap nyalang ke arah sang ibu.

"ngapain Ibu banding-bandingkan aku dengan Mbak Desi!! Mbak Desi itu memang mendapatkan perhatian suaminya, tapi suaminya itu bukan orang kaya. nggak sama seperti aku bu.!!" Ibu Manda yang tidak tahu harus mengatakan apalagi hanya bisa menghela nafasnya kasar. sementara Pak Karto yang mendengar perdebatan itu di luar hanya tersenyum simpul saja.

"inilah akibat kamu terlalu memanjakan Dita. sekarang rasakan sendiri." gumam Pak Karto yang tentunya hanya dia yang bisa mendengar gumaman itu.