Bening menatap pekatnya malam yang mengelilingi mansion milik kakeknya. Rumah ini sangat besar, ada banyak orang di dalamnya, terdengar suara mereka yang berbicara dan sesekali gelak tawa yang memecah kesunyian.
Bening turun setelah dipanggil oleh kakeknya.
Semua orang terdiam ketika melihat Bening datang. Kakek duduk di kursi kebesarannya. Tante Bianca duduk disebelah kiri kakek dan Om Arnold dan keluarganya duduk di sebelah kanan kakek.
Bening lalu duduk di sebelah Bianca.
"Aku memanggilmu kemarin dan kau baru datang." kata Kakek memulai pembicaraan.
"Maaf...ada masalah darurat di kantor sehingga aku terlambat datang kemari." jawab Bening.
"Aku sudah mendengar tentang masalah di mall yang kau urus itu. Dan karena itu aku memanggilmu kemari. Tapi nanti kita membicarakannya setelah makan malam usai." kata Kakek
"Bagaimana kabarmu di sana dear, aku dengar kau sudah menikah dengan seseorang," tanya Dewita istri dari om Arnold.
"Kabarku baik baik saja tante, dan mengenai kabar pernikahanku itu benar adanya, kakek yang menyuruhku menikahinya."
"Mengapa kau tidak membawanya turut serta, aku ingin sekali melihat menantu keponakan." ujar tante Dewita lagi.
"Dia sibuk dengan pekerjaannya tante," jawab Bening berbohong.
"Membersihkan rumah.ha..ha....aku dengar kau menikahi seorang pelayan rumah. Ck...ayah kau sungguh keterlaluan sekali pada cucumu itu."
"Aku memilihkan orang terbaik untuk cucuku.."jawab kakek Bening tenang. " Sebaiknya kita lanjutkan makannya, perbincangan akan diteruskan setelah makan selesai nanti."
"Baik ayah..." jawab Dewinta. Bening hanya bisa menghela nafas lega lepas dari pertanyaan menyudutkan dari tantenya itu.
Setelah makan malam selesai Bening lalu pergi ke ruang kerja milik kakeknya.
"Bening ...tunggu dulu aku membawa sebuah hadiah dari Paris...lihatlah..." kata Dewinta. Yah walaupun Dewinta bermulut comberan tapi dia adalah satu satunya anggota keluarga ini yang memperhatikannya.
Bening membuka kotak itu. Sebuah jam tangan mewah berwarna putih. Dia lalu memeluk tantenya itu.
"Terima kasih tante...kau selalu baik padaku..."
"Kau satu satunya keponakan yang kumiliki, tentu saja aku akan memperhatikanmu. Kau sama seperti Cello dan Anggun bagiku." kata Dewinta.
"Kau tahu aku sedih sekali mendengar kau menikahi seorang pelayan, bagaimana bisa ayh melakukan ini semua padamu." kata Dewinta lagi.
"Yah mungkin benar yang kakek katakan, dia mungkin yang terbaik untukku," jawab Bening sedih.
"Kau tahu besok keluarga Malik akan mengadakan pesta Besar untuk menyambut kedatangan menantu baru mereka..Kita sekeluarga diundang ke pesta itu. Aku harap kau akan ikut bersama kami," kata Dewinta.
"Keluarga Malik,"
"Ya rajanya perusahaan properti di negeri ini.Andai saja kau belum menikah aku akan menjodohkanmu dengan anak kedua dari keluarga Malik. Wirya Malik...dia sudah matang namun belum menikah juga. Sungguh sangat di sayangkan."
"Anggun cocok untuknya tante..." jawab Bening.
" Apakah Anggun akan mau jika aku jodohkan dengan pria itu ya...? Aku akan menanyakannya nanti di telephon."
Setelah perbincangan itu Bening pergi ke ruangan kakeknya.
"Kakek.." kata Bening pelan.
"Duduklah...." kata Kakeknya menyuruh duduk di kursi depan meja kakek.
Bening lalu meletakkan pantatnya dikursi itu. Dia menghela nafas berat siap untuk diintrogasi oleh kakeknya itu.
"Kenapa Bayu tidak kau bawa kemari?"
Bening bingung untuk memberikan alasan yang tepat.
"Kau tahu jika dia itu suamimu, bersikaplah layaknya seorang istri, belajarlah menghormati orang apalagi dia itu suamimu."
"Ya maafkan Bening kakek..." jawab Bening.
"Mulai besok kau akan pindah ke apartemen di rasuna Said. Aku sudah menyiapkannya untukmu dan Bayu. Kalian akan tinggal disana mulai besok. Bayu sendiri sudah berada disana saat ini. Kau bisa ke sana besok pagi. Dan soal pekerjaan di tempat lamamu, akan diurus oleh orangku...sebagai seorang pimpinan kau terlalu lemah untuk bersikap tegas pada karyawanmu sehingga kau mudah sekali diperdaya oleh bawahanmu."
"Kek ...kau selalu tidak pernah membuatku untuk memilih, kau langsung melakukan sesuatu tanpa bertanya dulu apakah itu akan membuatku bahagia atau tidak?"
"Kau jangan bersikap seperti ibumu, dia tidak mematuhi perintahku dan menikahi seorang polisi rendahan, lalu pergi dari rumah ini. Dan akhirnya dia mati karena pendarahan yang dialami setelah melahirkan dirimu."
Jika sudah begini Bening hanya menunduk sedih. Lalu jika ayahnya polisi rendahan bagaimana dengan Bayu...dia hanya pengangguran saja. Nampaknya kali ini dia juga harus menyerah pada nasib.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi harinya Bening segera datang ke unit apartemen yang akan ditinggalinya. Dia mulai membuka pintu dengan kartu akses yang dimilikinya.
Pintu terbuka, sebuah penthouse yang indah. Batin Bening dia takjub oleh arsitektur dan barang barang yang ditata apik dirumah itu. Sebuah balkon besar ada di sebelah ruang tamu itu dipisahkan oleh tembok dan pintu yang terbuat dari kaca. Tirai berayun ayun terkena tiupan angin dari balkon.
Kakeknya sangat baik sekali memberikan apartemen mewah ini untuknya.
"Kau sudah datang..." kata Bayu dari arah dapur.
"Kau menyukainya..."
"Ini sangat indah jauh dari bayanganku," jawab Bening. " Aku tidak tahu jika kakek mempunyai apartemen seindah ini, dimana kamarku" tanya Bening.
"Di lantai atas...tapi...."kata Bayu ragu untuk meneruskannya.
"Kau bawa barangku...kita akan melihat kamarku..."potong Bening cepat dia sangat antusias melihat kamarnya.
Bayu segera mengambil koper milik Bening dan mengikuti Bening yang terlebih dahulu pergi ke atas.
"Ini indah sekali Bayu...." teriak Bening senang. Bayu yang baru masuk melihat Bening yang sibuk melihat lihat isi kamarnya.
"Bahkan kakek sudah memenuhi semua lemariku.." kata Bening dari walk in closet.
"Dan ini lemari pria apakah ini semua juga milikmu Bayu..." teriak Bening.
Bayu segera masuk ke dalam ruangan itu," kakek yang mengisinya untukku aku sendiri bingung untuk apa dia menberikan jas jas itu untukku sedangkan aku saja hanya dirumah."
"Artinya kau akan tinggal satu kamar denganku..." tanya Bening. Bayu menganggukkan kepalanya.
"Shits...apakah tidak ada kamar lain untuk kau tinggali,"
"Kakek hanya menyiapkan satu kamar untuk kita tidur bersama."
"Kakek terlalu cerdik untuk dibohongi," kata Bening.
"Kau yang terlalu polos untuk dibohongi" jawab Bayu didalam hatinya.
"Aku sudah bahagia dengan apartemen ini malah titah kakek merusak kebahagiaanku saat ini. Akh...ya sudah lah...kau bisa tidur diluar atau tidur di sofa."
"Tidak ada sofa..." kata Bayu sembari menyeringai kecil.
"Kita bisa mengambiknya dari ruang tamu..." kata Bening "atau kita bisa memesannya" lanjutnya lagi.
"Itu akan merubah tatanan dalam kamar ini, dan apakah nantinya kakekmu tidak akan curiga?" tanya Bayu.
"Kau benar...ya sudahlah...akh ...aku pusing dengan semua ini..." teriak Bening frustasi karena harus satu kamar dengan Bayu.
"Kata kakek dia berharap kita dapat memulai awal yang baru untuk hubungan kita ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
good job thor lanjutkan
2023-05-21
0
botak
bner Skali kek,bljarlah menghormati orang lain jngan memndng rendah,...kan dia udah sering dihina n direndahkan ma keluarganya sndri knpa g punya hati,oh lupa dia Bru umur 22thun yg mnja yg sekolah to g belajar jd bgtu yaa kek...uuuhh sayang skaliii
2022-10-13
0
Haidar Eka Fitriani
maaf thor,,hanya sekedar saran,,,untuk selanjutnya tolonglah jangan menyebut kata rendahan untuk sebuah profesi,,,bagaimanapun juga polisi adalah sebuah profesi yg tidak sepatutnya dikatakan rendahan,,,apapun profesinya seharusnya kita hargai,,,entah dalam kenyataan atau dalam sebuah novel,,,terima kasih 🙏🙏🙏
2021-06-07
0