"Apa maksud dari pembicaraan kakak tadi"ucap Liana yang tiba-tiba, sebenarnya Liana sudah mendengarkan semua yang kakaknya katakan, dia tidak menyangka kalau kakaknya melakukan hal seperti itu, dia kira Evan hanya sekedar nakal saja dan tidak melebihi batas wajar tapi nyatanya tidak.
"Dek, kok kamu ada disini?"tanya Evan yang merasa kaget, Doni dan Riki memang sudah mengetahui dari awal kalau Liana adalah adik Evan.
"Aku gak nyangka, kok kakak tega banget sih, apa kakak lupa kalau kakak itu punya adik perempuan, apa Kakak tidak takut kalau perbuatan kakak berimbas pada ku juga, bagaimana perasaan Kakak kalau aku yang ada diposisi Kiran, hiks hiks hiks"ucapnya Liana panjang lebar, dia berbicara sambil terus menangis, karena tidak menyangka kakaknya telah berbuat hal yang menjijikkan
"Wah gawat nih"ucap Doni
"Dek kakak bisa jelasin sama kamu"ucap Evan
"Jelasin apa lagi kak"teriak Liana sambil terus menangis
"Aku bakal bilang sama Mama, sama Papa tentang masalah ini"ucap Liana
"Jangan dek, kakak mohon"
"Kakak harus bertanggung jawab, gimana kalau Kiran nanti hamil"ucap Liana dan dia langsung pergi kembali kerumah, Liana sengaja langsung pulang kerumah dan tidak bersekolah, dia ingin langsung memberitahukan semuanya kepada orang tuanya.
"Dek kamu mau kemana?"teriak Evan
"Lianaaa"teriaknya lagi Evan
"Aahhhkkkk, sialll"teriak Evan, posisi mereka sedang berada di taman sekolah, dan disana keadaannya sangat sepi, jadi tidak ada orang yang mendengarnya
Sedangkan Liana dia kembali lagi kerumahnya menggunakan taksi online.
"Loh Lian, sayang kamu kenapa nak?"tanya Mama Yuna, mamanya Liana dan juga Evan
"Kamu kenapa kok nangis sih, cerita sama Mama"ucap Mama Yuna
"Ma, aku kecewa banget sama kak Evan, hiks hiks hiks"ucap Liana masih terus menangis
"Kenapa memangnya, apa yang udah kakak kamu lakuin?"tanya Mama
"Dia udah melakukan hal yang seharusnya tidak dia lakukan mah hiks hiks hiks, kak Evan memp*rkosa teman ku, hiks hiks hiks hiks"ucap Liana, kini tangisnya makin menjadi jadi
"Apa?"Mama Yuna merasa kaget tapi dia berusaha tetap tenang
"Kamu gak salah ngomong kan sayang?"tanya Mama Yuna memastikan
"Nggak mah, tadi aku niatnya mau samperin kak Evan, terus aku denger kak Evan lagi ngomong sama temennya, kak Evan bilang "dia
biasanya melakukannya kepada cewek yang udah gak perawan, tapi sekarang Kiran.." kak Evan bilang kayak gitu mah"
"Kamu tenang dulu yah sayang, nanti Mama bakal omongin masalah ini sama Papa, kamu jangan nangis terus"
"Mama, mau telpon Papa dulu sebentar"
Drttt drttt drttt
"Hallo Ma, ada apa?"tanya Papa Robert
"Papa lagi sibuk gak?"
"Nggak kok Ma, kenapa memangnya?"
"Papa bisa pulang sebentar gak, Mama mau bicarain sesuatu sama Papa"
"Okeh, Kalau gitu, Papa berangkat sekarang"
Panggilan pun berakhir, setelah menunggu sekitar 30 menit akhirnya Papa Robert datang, dan Liana masih saja menangis.
"Loh, Lian, kok kamu gak sekolah nak? terus kenapa kamu nangis?"tanya Papa Robert yang baru saja tiba
"Ma, ada apa? kenapa Lian?"tanya Papa Robert
"Begini Pa......"Mama Yuna pun menceritakan semua yang Lian katakan tadi, Papa Robert sungguh tidak menyangka dengan perbuatan anak laki-laki nya itu, dia benar-benar sangat marah
"Lian kamu tidak berbohong bukan?"tanya Papa Robert
"Nggak Pa, aku denger sendiri, kak Evan bilang kayak gitu"ucapnya
"Evannnnn, benar-benar anak itu"teriak Papa Robert
"Pa, Papa tenang dulu"ucap Mama Yuna
Kini mereka bertiga sedang menunggu Evan pulang, dan ingin mendengarkan penjelasannya langsung dari Evan.
"Assalamualaikum"ucap Evan yang baru saja pulang
"Evan kesini kamu"ucap Papa Robert sedikit berteriak
"Aduh mati gue"gumamnya Evan dalam hati
Evan langsung menghampiri papa dan mama nya, sedangkan Liana sedang berada dikamarnya.
"Ada apa Ma, Pa ?"tanya Evan
"Apa benar yang Lian katakan sama Papa dan Mama, kalau kamu sudah memp*rkosa temannya?"tanya Papa Robert, Evan masih diam saja, dia bingung harus berbicara apa
"JAWAB EVAN ANTONIO"TERIAK PAPA ROBERT
"Iya Pa, semua itu benar"ucap Evan dengan tegas
"Apa yang kamu lakukan Evan, apa kamu sadar apa telah kamu lakukan, Papa benar-benar gak nyangka sama apa yang telah kamu lakukan"
"Pa aku khilaf"ucapnya dengan enteng
"Apapun alasannya kamu harus bertanggung jawab, kamu harus menikahi wanita itu"ucap Papa Robert
"Apa, nikah, aku gak mau Pa"
"Apa kamu gak mikir, bagaimana kalau wanita itu hamil, apa kamu akan membiarkan anak kamu hidup tanpa ayah, hah, jawab"
"Bener juga apa yang Papa bilang, gimana kalau nanti Kiran hamil anak gue, gini-gini juga gue gak rela kalau nanti anak gue terlantar, kenapa gue pake acara lupa juga, ngeluarinnya di dalam"
"EVAN JAWAB"teriak Papa Robert
"Okeh, aku bakal tanggung jawab, tapi aku minta, aku sama Kiran masih tetap bisa sekolah"ucapnya
"Bagus kalau kamu mau bertanggung jawab"
Sedangkan dirumah Kiran.
"Dek, kakak kamu kenapa, kok dari pulang sekolah dia dikamar terus?"tanya Bunda Lusi, kedua orang tua Kiran baru saja tiba kemarin malam
"Aku juga gak tau Bun, tadi disekolah juga kak Kiran murung terus, aku jadi khawatir deh"
Dikamar Kiran
Tring ( pesan masuk)
"Nanti malam gue bakal kerumah lo"tulisnya Evan dalam pesan tersebut, Kiran tak membalas pesannya
Tring
"Gue mau tanggung jawab, atas apa yang telah gue lakuin sama lo, gue bakal datang kerumah lo sama kedua orang tua gue"tulisnya dalam pesan
"Gue mau tanggung jawab karena gue takut lo hamil, dan gue takut anak gue terlantar nantinya"tulisnya lagi dalam pesan
Kiran melihat pesan tersebut.
"Apa benar dia mau bertanggung jawab"gumam Kiran dalam hati
Malam pun tiba, jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Evan, Liana dan juga kedua orang tuanya sedang dalam perjalanan menuju rumah Kiran.
Tok tok tok
"Dek, kamu bukain pintu gih, ada tamu kayaknya"ucap Kiran yang sedang fokus membaca novel, mereka berdua sedang berada di ruang tamu, dan Deron yang tidur di paha kakaknya
"Males ah Kak, kakak aja sana"
Tok tok tok
"Dek, cepetan kamu bukain"ucap Kiran lagi
"Aku males kak"ucapnya lagi
"Deron"teriak Kiran
"Kak Kiran"teriaknya lagi Deron tak mau kalah, sampai teriakan mereka terdengar keluar
"Apa, cepetan bukain pintunya"ucap Kiran sambil berteriak
"Kan Kakak, kakak aku, jadi kakak yang harus bukain pintunya"
"Justru karena kakak ini, kakak kamu, kamu harus nurut sama kakak"
"Nggak bisa gitu dong"
"Eh ini kenapa pada berantem, bukannya bukain pintunya, udah jangan berantem biar Bunda aja yang bukain pintunya"
"Ini nih Bun, Deron ngeselin"
Bunda Lusi pun membukakan pintunya, dan langsung mempersilahkan keluarga Evan masuk, karena bunda tahu yang datang itu adalah pemilik sekolah, Kiran dan Deron masih terus-menerus adu mulut.
"Apa liat-liat"ucap Kiran
"Siapa yang liatin kakak, ge'er banget"
"Alah ngeles mulu, kayak bajai"
"Apa"ucap Deron
"Apa"ucap Kiran tak mau kalah
"Kakak yang apa"
"Stopppp, berhenti"teriak Bunda Lusi, seketika perdebatan mereka berdua pun berakhir
"Lo, ngapain lo kesini"ucap Deron saat dia melihat Evan, Kiran langsung menutup mulut Deron dengan tangannya.
"Aku kira dia bohong, ternyata dia bener datang kerumah"gumam Kiran dalam hati
"Kak, kakak mau bunuh aku yah"ucap Deron
"sttt, diem"ucap Kiran
"Maaf sebelumnya tuan, nyonya, membuat kalian tidak nyaman, beginilah sifat mereka kalau dirumah"ucap bunda Lusi
"Silahkan duduk"bunda mempersilahkan keluarga Evan untuk duduk
"Tidak apa-apa, namanya juga adik, kakak"ucap Mama Yuna
"Kiran, kamu tolong ambilkan minum nak"titahnya Bunda
"Siap Bun"ucap Kiran
"Dek, ayo bantuin kakak"ucap Kiran
"Siap kakakku yang paling cantik sejagat raya"ucap Deron dengan candaannya, mereka berdua pun pergi menuju dapur
Terimakasih ya, yang udah mau mampir ke karya aku😊 semoga kalian suka sama ceritanya 🌹😊Jangan lupa like and vote nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Gaknada ART nya di rumah ini, ..Aku mau setelah mereka menikah Kiran cuekin Evan, Biarkan Evan yg ngejar2 Kiran, Biar tau rasa dia..
2023-08-16
1
Phoenix VR
salut jg m evan langsung mw tanggung jawab
2021-07-18
0
Sri Lestari
sebenarnya bagus tapi aku feel nya blm dapet tapi tetep lanjut baca siapa tau ada kejutan di pertengahan bab
semangat author
2021-06-12
5