"Dek, kamu anterin minumannya gih"ucap Kiran
"Temenin"ucap Deron
"Manja banget sih, kamu aja sendiri"
"Kak, si Evan br*ngsek itu mau ngapain yah kesini? sama orang tuanya lagi"
"Gak tau, kamu tanya aja sama orangnya, udah cepetan kamu anterin minumannya"
"Iya iya, punya kakak bawel banget sih"
"Eh bentar, ngomong-ngomong tadi siang kakak kenapa sih, kok murung terus?"tanya Deron yang penasaran
"Nggak papa, udah cepetan anterin ini, jangan nanya lagi"
"Iya"
Sedangkan di ruang tamu, kedua orang tua Kiran sudah berada disana dan sedang mengobrol.
"Mohon maaf tuan, sebenarnya apa yang membuat tuan datang ke rumah saya, apa Kiran atau Deron membuat masalah?"tanya Papa Deri
"Tidak, mereka tidak membuat masalah, hanya saja ada sesuatu hal yang menyangkut Kiran anak anda"
"Maaf, permisi, silahkan diminum dulu"ucap Deron
"Terimakasih"ucap Mama Yuna
"Sebelumnya saya benar-benar minta maaf atas kesalahan yang anak saya buat..."ucap Papa Robert
"Maksudnya, saya tidak mengerti?"tanya Bunda Lusi
"Ada apa ini, apa si Evan br*ngsek ini, mau tobat makannya datang kesini untuk minta maaf"gumamnya Deron dalam hati
"Anak saya Evan, telah melakukan hal yang tidak pantas pada Putri anda, dan kami akan bertanggung jawab atas semuanya"ucap Papa Robert
"Hal yang tidak pantas, maksud anda?"tanya Bunda Lusi yang sudah berkaca-kaca
Kiran yang masih berada di dapur, masih bisa mendengar pembicaraan mereka, Kiran mulai meneteskan air matanya
"Hmmm, anak saya sudah melecehkan anak anda, meskipun Kiran belum tentu hamil tapi kami akan tetap bertanggung jawab"ucap Papa Robert
"Apa, kenapa kamu melakukan itu kepada putri saya"teriak Bunda Lusi pada Evan, Evan hanya bisa diam saja
"Bun tenang"ucap ayah Deri berusaha menenangkan bunda
Deron yang emosi mendengar bahwa kakaknya disetubuhi oleh Evan, diapun langsung melayangkan pukulan pada Evan.
"DASAR BRENGSEK, APA YANG LO LAKUIN SAMA KAKAK GUE"TERIAK DERON YANG SUDAH SANGAT MARAH
Bukk bukk bukk
Deron terus memukul Evan, tapi entah kenapa Evan tidak membalas pukulan dari Deron.
Kiran yang melihat adiknya sedang tersulut emosi, langsung berlari menghampiri adiknya, agar adiknya bisa tenang.
"DERON ALAMSYAH"TERIAK KIRAN SAMBIL TERISAK MENANGIS
Deron langsung berhenti dan melihat kearah kakaknya.
"Kak"ucap Deron, diapun menangis dan langsung memeluk kakaknya
Bunda Lusi sudah tidak bisa membendung air matanya lagi, dia kini sudah menangis di pelukan ayah Deri.
"Kenapa Kakak gak bilang sama aku"ucap Deron sambil memegang bahu kakaknya
"Kak, jawab, kak, kenapa"ucap Deron
"Deron, Kakak gak papa kok, kamu jangan marah yah"ucap Kiran berusaha tenang meskipun terlihat bahwa dia berbicara sambil menangis
"Kak, cukup kak" Deron pun langsung memeluk kakaknya kembali, mereka berpelukan sambil menangis
Setelah suasana mulai tenang dan kondusif, merekapun melanjutkan pembicaraan mereka.
"Bu saya benar-benar minta maaf, atas semuanya"ucap Mama Yuna pada Bunda Lusi.
"Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena ini sudah terjadi"ucap Bunda Lusi.
"Jadi mau bagaimana kedepannya?"tanya ayah Deri.
"Saya akan bertanggung jawab, saya akan menikahi Kiran"ucap Evan tanpa rasa gugup, meskipun wajahnya sudah bonyok karena dipukuli oleh Deron.
"Gue gak setuju lo nikah sama kakak gue, br*ngsek"ucap Deron yang masih emosi.
"Yang bakal nikah itu gue sama Kiran, lo gak usah ikut campur"ucap Evan kesal, saat Deron akan berbicara lagi dia langsung dicegah oleh ayah Deri.
"Lalu bagaimana dengan sekolah Kiran?"tanya bunda
"Kalian tenang saja, masalah sekolah, Kiran dan Evan, masih bisa tetap sekolah meskipun sudah menikah, kita akan melangsungkan acara pernikahan secara sederhana dulu dan hanya anggota keluarga saja yang akan datang, baru setelah mereka lulus kita bisa mengadakan pesta resepsi"jelasnya Papa Robert
"Baiklah, kami juga sebagai orang tua tidak bisa berbuat apa-apa, ini semua sudah terjadi, kami hanya berharap nak Evan bisa menjaga Kiran, seperti kami menjaganya"
"Kapan acara pernikahannya, akan dilaksanakan?"tanya bunda
"Minggu depan, bagaimana?"tanya papa Robert
"Kiran, bagaimana?"tanya ayah Deri
"Hah, terserah ayah aja"ucap Kiran
"Baiklah, saya setuju"ucap ayah Deri
"Terimakasih, dan maaf"ucap Papa Robert
Setelah membahas masalah yang terjadi pada Evan dan Kiran, kini keluarga Evan berpamitan untuk pulang.
"Bunda, Ayah, maafin Kiran, hiks hiks hiks"ucap Kiran sambil menangis
"Udah gak papa, ini bukan salah kamu kok, kamu jangan nangis lagi yah"ucap bunda Lusi mencoba menenangkan Kiran
"Iya nak, kamu gak usah nangis terus, ayah sama bunda gak marah sama kamu kok"ucap ayah Deri
"Sebaiknya, kamu istirahat yah, biar bunda anter kekamar"ucap bunda Lusi, Kiran mengangguk
Sedangkan Evan, dia sudah sampai dirumahnya dan sedang berada dikamarnya, sejenak dia memikirkan Kiran dan juga Liana, Evan pun keluar dari kamarnya.
Tok tok tok
"Dek, kakak boleh masuk gak?"tanya Evan
"Masuk aja kak"ucap Liana, Evan pun masuk kedalam kamar Liana, dilihatnya Liana sedang duduk di tepi kasur sambil bersandar, Evan pun ikut duduk dikasur Liana
"Dek, kamu masih marah sama kakak?'tanya Evan
"Masih, sedikit"ucap Liana
"Maafin Kakak dek plissss"ucap Evan
Iya deh, aku maafin kakak"ucap Liana
"Makasih, ya udah, kakak kekamar dulu yah, kamu istirahat yah"
"Iya"Ervin pun kembali ke dalam kamarnya
Keesokan harinya Kiran tetap berangkat kesekolah bersama Deron, di antarkan oleh ayahnya.
"Dek, maafin kakak yah"ucap Kiran pada Deron saat mereka sedang berjalan menuju kelas
"Harusnya aku yang minta maaf sama kakak, aku gak bisa jagain kakak"ucap Deron
"Nggak kok, kamu udah jagain kakak, kamu kan adik kakak yang paling kuat"ucap Kiran sambil tersenyum
"Dalam keadaan seperti ini pun kakak masih bisa tersenyum, aku harap kakak bisa selalu bahagia"ucap Deron dalam hati
"Kakak masuk kelas duluan yah dek"ucap Kiran
"Iya kak, dahhh"ucap Deron sambil melambaikan tangannya
"Awwww"ucap Kiran saat dia bertabrakan dengan Evan
"Kalau jalan pake ma..."ucapan Kiran tak dilanjutkan karena ternyata yang bertabrakan dengannya adalah Evan
"Maaf"ucap Evan secara tiba-tiba
"Hah?"Kiran merasa bingung
"Gue minta maaf, lo punya telinga gak sih?"
"Iya"
"Ya udah, sana masuk kelas, mau ngapain lagi"ucap Evan masih dengan ekspresi dingin
Kiran pun langsung masuk kedalam kelasnya.
Terimakasih ya, yang udah mau mampir ke karya aku😊 semoga kalian suka sama ceritanya 🌹😊Jangan lupa like and vote nya.
jaga kesehatan terus semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Endang Pipit
bagus banget ceritanya thorr...lnjutttt
2021-10-07
1
suha suharni
dinovel aja cerita,x pengen bertanggung jawab atas apa yang SDH diperbuat tp klo kisah nyata sih banyakan dah perkosa org langsung lari g punya etika tuk bertanggung jawab.
2021-06-18
3
。•Jaenni Kim・。
ceritanya seru, semangat ya thorr salam dari Ken & Kinan
2021-06-11
3