"Tumben kamu kepo maksimal pada Anin. Kamu naksir dia ya..?" tanya Gerald
"Bukan, aku hanya memastikan apakah Anin asisten Felysia itu adalah orang yang sama dengan pemenang kompetisi kemaren." Kilah Darel.
"Nah, sekarang jawabannya iya, dia orang yang sama. Terus mau di apakan?"
"Ya cuma mau tau aja."
"Tapi... ya, ga mungkin juga sih kamu naksir sama asisten doang. Secara Felysia itu cinta pertama mu... iya kan Dar?"
Darel mengernyitkan dahinya. Dan mengangguk pelan kepalanya.
"Felysia!!! Felysia adalah orang yang berjasa dalam hidupku. Jika tidak pernah ia tolak, mungkin aku ga sesukses sekarang Ge. Penolakannya sangat membakar semangatku."
"Dan dia juga yang berhasil membuat mu jadi pria dingin dan tidak mau membuka hati untuk wanita lagi."
Pletak... jari Darel berhasil menjitak pada dahi Gerald asisten sekaligus sahabatnya itu. "Jangan sok tau kamu, urus aja cewek-cewek mu yang bejibun itu." Ujarnya sambil berdiri meninggalkan Cafe AA tempat Gerald bertemu dengan Anin tadi.
Di apartemen Felysia.
"Fe, ini perjanjian kontraknya. Coba kamu cek lagi. Apakah kamu menyetujuinya ?" ucap Anin begitu ia telah berhadapan dengan Felysia.
"Kamu kan udah baca, aku percaya kalau kamu pasti lebih teliti dari aku."
"Justru itu aku mau bilang, di sini kamu di kontrak selama 1 tahun."
"Wah, aku tidak bisa Anin. Aku benar benar mau berhenti sampai akhir tahun ini saja."
"Nah, 5 bulan lagi tahun ini berakhir. Apa kita perlu melakukan revisi untuk kontrak ini, agar aku segera hubungi Gerald."
"Biar nanti aku saja yang bicara sama Darel. Supaya ada alasan untuk aku menghubungi dia ." Ucap Felysia dengan senyuman merekah pada bibirnya.
Pikirannya melayang dan mata nya tampak berbinar saat sekedar membayangkan hari - harinya akan banyak ia lewati bersama Darel kembali.
Anin, terlihat mulai sibuk membuka kulkas untuk memeriksa bahan makanan di dalamnya. Ia ingin memasak untuk makan malamnya bersama Felysia. Sayup-sayup terdengar Felysia tengah berbicara di sambungan telepon dengan suara yang di buatnya se manja mungkin. Seolah sedang merayu.
Baru saja Anin mencuci perabotan yang akan ia gunakan untuk memasak.
Felysia berkata : "Anin, kamu pulang saja. Aku akan makan malam bersama Darel untuk membahas perjanjian kontrak itu."
"Oh, baiklah. Kalau begitu aku akan pulang."
"Kalau kamu pulang, aku berangkat dengan siapa? Pulanglah sebentar untuk mandi, kemudian sebelum pukul 7 kamu jemput aku. Nanti Darel datang juga dengan asistennya, jadi kamu bisa ngobrol dengannya agar kamu tidak bosan." Perintah Felysia.
"Ok, baiklah. Aku akan menyiapkan makanan untuk makan malam ayah terlebih dahulu dan pamit padanya"
"Iya, jangan telat ya Anin." Pesan Felysia.
"Siap bos cantik ku." Jawab Anin melangkah keluar dengan terburu buru. Waktu masih menunjukkan hampir pukul 5 sore. Anin harus gerak cepat. 30 menit adalah waktu yang ia butuhkan untuk bolak balik rumahnya dan appartemen Felysia.
Alhamdulilah, ayah sudah mandi sore sendiri. Jadi Anin hanya perlu memasak sebentar untuk ayahnya. Untuk sayur dan ikan, Anin selalu membuat stok yang sudah ia berikan bumbu, sebelumnya. Jadi tidak perlu waktu lama baginya untuk memasak.
"Ayah, Anin sudah mulai bekerja pada Felysia lagi. Jadi, Anin sepertinya jarang di rumah lagi ya ayah." Ujarnya sambil mematutkan dirinya di depan cermin.
"Iya, ayah mengerti Anin. Hati-hati di jalan ya Nak."
"Iya, pasti ayah." Jawab Anin.
"Oh iya, Anin. Tadi kakakmu Jovandra menelpon katanya minggu depan dia akan pulang. Dia ingin memperkenalkan calon istrinya pada kita. Dan merundingkan acara pernikahannya." Ujar ayah.
"Alhamdullilah, jika kak Jovan telah menemukan calon istrinya. Maaf ayah, Anin berangkat dulu ya, nanti lagi kita lanjutkan bicara tentang kak Jovan."
Pamit Anin pada Ayahnya.
"Wow.... cantik sekali penampilan bosku malam ini. Kita makan di mana siih?" tanya Anin saat melihat penampilan Felysia yang di balut busana formal nan mahal itu.
"Di restoran bintang 5 lah Nin. CEO Nin, yang ngajak kita makan ini adalah seorang CEO, masa aku pakai busana biasa?"
Anin hanya tertunduk melihat penampilan sederhananya. Hem lengan panjang polos berwarna cream, dengan luaran Overall rok panjang berbahan levis, di tambah sebuah waist bag cream terlihat menyilang di depan dadanya juga tak ketinggalan snikers andalan yang selalu dia pakai di kakinya memberi kesan casual dan lebih muda.
"Kenapa kamu pake baju begitu, kaya ABG aja." Ucap Felysia.
"Biar imut." Jawab Anin santai
"Kamu ganti deh, gaun ku kan banyak tuh."
"Ga usah, aku percaya diri kok dengan pakaian ini. Kan kamu Bosku, masa aku juga pakai gaun."
"Ya sudahlah, terserah kamu. Ga mungkin juga Darel melirik kamu, kan kamu cuma asistenku, ha..ha..ha..." Ujar Felysia sombong.
Membutuhkan waktu 20 menit untuk mereka sampai di tempat yang Darel janjikan.
Tampak dua lelaki tampan sudah duduk menunggu kedatangan mereka di sebuah meja makan, di ruang VIP Restoran itu.
"Oh, lelaki sempurna itu. Akhirnya aku bertemu bahkan akan makan semeja denganmu. Ya... kamu adalah Darel Emilio Aswindra adik bu Melisa Kurnia. Lelaki misterius yang beberapa kali ku temui di butik. Kamu juga yang udah kasih bonus buatku kemaren." Anin berbicara sendiri dengan hatinya.
"Maaf jika membuat kalian menunggu kami." Ucap Felysia seraya bercipika cipiki dengan Darel. Membuat Darel agak terkejut di buatnya. Dan segera merenggangkan badannya dari Felysia sambil melihat ke arah Anin. Dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman pada Anin.
"Darel." Ucapnya memperkenalkan dirinya pada Anin.
"Anin." Jawab Anin menyambut uluran tangan iti dengan senyuman yang sangat manis.
"Hai Gerald." Sapa Anin akrab pada Gerald.
Kemudian ke empat orang itu sudah tenggelam pada obrolan yang menarik. Mulai dari membahas kontrak yang harus mereka sepakati sampai menu makanan yang mereka pesan.
Makan malam berakhir, dengan persetujuan pembaruan kontrak itu. Bahwa akan di lakukan hanya untuk 6 bulan ke depan saja. Sebab Felysia nampaknya ingin benar benar mundur di dunia model yang sudah membesarkan namanya.
Dan di ujung pertemuan itu, kembali Anin memberikan diri berbicara pada Darel.
"Pak Darel. Maaf jika lancang. Saya ingin mengucapkan terima kasih secara langsung, untuk bonus yang bapak berikan di kompetisi bulan lalu." Ucap Anin sambil tersipu. Dan kata - kata Anin itu membuat Felysia memandang ke arah Anin sinis.
"Oh, sudah sepantasnya kamu mendapatkannya. Karya mu sungguh layak. Dan ini akan menjadi PR buat Felysia. Untuk mempromosikannya, agar makin laris terjual." Ucap Darel sambil mentowel hidung Felysia. Membuat Felysia merubah raut wajahnya dari sinis tadi, ke rona yang lebih ramah pada Darel.
"Oh, iya Anin. Kamu juga pasti ikut dalam kompetisi rancangan gaun pengantin itu kan?" tanya Darel lagi, sengaja mengganggu Anin yang terlihat asyik ngobrol dengan Gerald.
"I... iya pa. Insyaalloh, saya ikut dalam kompetisi itu." Jawab Anin sopan
"Perbanyaklah melihat hasil perancang dari Luar Negeri, untuk menambah refrensi mu mungkin bisa menjadi inspirasi mu dalam menciptakan karya baru mu."
"Baik, terima kasih sarannya Pak Darel."
Bersambung
...Mohon dukungannya 🙏...
...Komen kalian sangat autor harapkan lho...
...Kasih 👍💌✍️🌹seikhlasnya yaa...
...Biar makin semangat...
...Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Sri Faujia
felysia cemberut karna darel tru aj ngmong sm anin
2022-07-20
0
Debbie Teguh
emil gak ngaku ud naksir tuuh
2022-03-02
1
taurus@
suka nich critanya... menarik🥰
2021-12-03
1