Terima Kasih Cinta Sejati
Catatan Author :
Episode-episode awal kami sesuaikan alur cerita yang kami buat secara beruntutan. Dari bahasa dan cerita ala remaja yang beranjak menuju kehidupan anak muda kampus, kemudian perlahan-lahan akan bergeser pada kisah yang lebih matang dan dewasa sejalan dengan lika-liku kehidupan yang dialami disertai konflik yang silih berganti menyertainya.
Selamat membaca dan menikmati "Terima Kasih Cinta Sejati"
.
.
.
Bertemu sekilas, kala pertama melihatnya.
Saat aku tergesa-gesa berlari menuruni satu per anak tangga menuju aula sebuah fakultas, di salah satu perguruan tinggi swasta di kota ini.
"Aku terlambat, sangat terlambat..!! Ya Allah, bantulah hamba..!!!" Pikiranku sudah bingung, karena hari ini aku harus mengikuti test saringan masuk calon mahasiswa baru di sini, dan aku sudah terlambat, huwaaa...
Jam di pergelangan tangan kiriku sudah menunjukkan pukul delapan lebih tiga puluh menit, sementara jam pertama ujian seharusnya dimulai pukul setengah delapan, satu jam yang lalu.
"Belum-belum sudah telat begini, gak niat kuliah apa ya aku ini.." Tepok-tepok keras kening sendiri.
Sampai di pintu aula yang aku tuju.
"Huuft, bismillah..!" Tarik nafas panjang sebelum ku ketok pintu yang memang dibiarkan terbuka saat ujian berlangsung.
"Assalamualaikum, mohon maaf saya terlambat Bu, Pak.."
Semua mata di ruang aula mendadak tertuju lurus padaku penuh selidik, tanda tanya, curiga, sinis.., atau apapun itu ekspresi mereka sungguh beragam menatapku lekat-lekat.
"Atas nama siapa? Dan mengapa kamu terlambat hingga sekian lama?" Salah seorang dosen perempuan penunggu ujian menanyaiku.
"Adinda Paramitha. Maaf Bu, tadi saya salah jurusan sewaktu naik angkutan umum ke sini. Saya dari kota sebelah, belum paham wilayah."
Dag dig dug aku berdoa dalam hati semoga diijinkan mengikuti test.
Kemudian dosen itu berbincang pelan dengan dosen di samping tempat duduknya, selanjutnya menganggukkan kepala dan memanggilku untuk mendekat.
"Isi dulu daftar hadirmu di sini, dan ini segera kerjakan ujianmu. Kalau nanti belum selesai, terus saja lanjutkan saat waktu istirahatmu!"
Segera aku masuk aula menuju meja depan para pengawas ujian, lalu aku mengisi daftar hadir. Setelah itu aku terima tumpukan kertas yang diserahkan padaku, langsung aku berjalan menuju bangku bagian belakang yang kulihat kosong untuk tempatku mengerjakan ujian.
Setengah perjalanan menuju arah belakang, seorang cowok peserta ujian masih menatapku tajam. Senyum kecil tampak di ujung bibirnya. Hanya kulirik dia sembari terus menuju bangkuku dan mulai mengerjakan ujianku.
Setelah duduk, segera ku berkutat dengan soal ujianku, hingga setengah jam berlalu bel tanda ujian berakhir. Para peserta ujian keluar ruangan setelah mengumpulkan lembar-lembar ujian mereka, kecuali aku yang masih terburu-buru menyelesaikan ujianku.
Beberapa peserta nampak keluar ruangan lewat pintu belakang yang berada tepat di samping bangkuku.
Saat aku hendak membuka lembar soal berikutnya, mataku tak sengaja menatap ke arah depanku, tepat di saat seorang cowok melewatiku untuk keluar. Ternyata cowok yang tadi lagi, dan kini pun dia menyunggingkan senyum kecilnya seraya terus berjalan keluar.
"Ngapain dia dari tadi senyum-senyum gitu, kenal juga tidak.." Sungutku dalam hati sambil menundukkan pandanganku, kembali ke arah soal-soal ujianku.
Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh saat bel tanda masuk ruang ujian jam kedua berbunyi, bersamaan dengan aku selesai mengumpulkan kertas-kertas ujian jam pertamaku dan berbalik menuju bangkuku.
Satu baris sebelum sampai bangkuku, "Aduuh..!" Pekik kecilku tertahan. Lengan kananku bersenggolan dengan seseorang yang masuk dari pintu belakang.
"Maaf, tidak sengaja. Tidak apa-apa kan..?" Aku mendengar suara lirih seorang cowok menanyaiku.
"Eh, dia lagi dia lagi.." Batinku saat kulihat siapa yang menyenggol lenganku, masih dengan senyum kecilnya.
Tanpa menunggu jawabanku, dia berlalu menuju bangkunya. Kuamati sejenak langkahnya, sedikit santai dengan kedua telapak tangan dimasukkan ke dalam saku depan celananya. Sementara sebuah tas selempang kecil tampak di punggungnya.
Ah, aku tak mau ambil pusing, segera aku duduk kembali karena kulihat para pengawas sudah mulai membagikan kertas-kertas ujian.
Serius kukerjakan ujian keduaku, walau sebenarnya aku kurang menguasai materi kali ini. Namun optimis aku berharap, hasilnya tetap bisa membawaku menjadi mahasiswi baru di kampus favorit ini.
Siang harinya, setelah selesai melewati ujianku, aku berjalan pelan menuju gerbang utama kampus, yang lumayan jauh dari fakultas tempat ujianku tadi.
Panas terik terasa mulai menyengat di ujung kepalaku. Beberapa kali kuseka butir-butir keringat yang mulai leleh, jatuh ke tepian wajahku.
"Ah, panasnya! Semoga angkutan umumnya tidak sepenuh tadi pagi.." Baru aku mulai membayangkan penuh sesaknya berada di dalam angkutan umum, tiba-tiba..
"Tin.., tiinn..!" Suara klakson motor membuyarkan imajinasiku.
"Aku sudah berjalan di tepian gini, masih juga kurang jalan itu motor." Kesalku dalam hati.
"Panas ya.." Sebuah motor sport warna merah berhenti menepi di sampingku, membuatku reflek menghentikan langkahku. Kuberanikan diri untuk menatap pengendaranya yang sedang membuka kaca penutup bagian depan helmnya.
"Kok, dia lagi..?" Aku mulai mengenali wajahnya yang tak lupa menampakkan kembali senyum kecilnya seperti di ruang ujian tadi.
Sejenak aku bingung untuk bertingkah. Ingin aku lanjutkan langkahku, tetapi roda depan motornya sedikit membelok ke arah tepi, membuatku tak bisa melangkah maju.
Aku tak ingin menggubris dirinya, aku sudah cukup kepanasan di bawah terik matahari siang ini. Hanya ingin segera berlalu pulang saja.
Aku beranjak ingin memutar langkah lewat belakang motornya, namun tangannya mencegahku. Dia mengulurkan sesuatu di genggaman tangan kanannya.
Kulirik, sebuah botol kemasan minuman orange juice, membuatku menelan ludah karena kehausanku.
"Ini untuk kamu, semangat pulangnya ya.." Ucapnya sambil terus menungguku menerima pemberiannya.
Ragu pikirku antara harus aku terima atau aku abaikan saja.
Belum sampai kuambil keputusan, tangan kirinya terburu meraih tangan kananku dan menaruh botol minuman tadi di telapak tanganku.
Tidak menunggu reaksiku, dia segera berlalu dengan motornya, meninggalkan sedikit senyum yang masih bisa kulihat di ujung bibirnya.
"Terima kasih.." Ucapku lirih, toh dia pun sudah tak bisa mendengarnya.
Kutatap laju motornya menuju gerbang utama kampus yang sudah nampak dari tempatku berdiri. Kemudian dia berbelok ke arah kanan dan hilang dari pandanganku.
"Alhamdulillah rejeki, pas aku lagi gerah dan haus pula ini.."
Aku tertawa sendiri membuka tutup botolnya, meneguk orange juice yang sungguh sangat melegakan tenggorokanku yang sudah kering ini, sambil sempat-sempatnya ku berdoa semoga dia tidak menaruh racun di minuman ini. Dasar aku..!!
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Mbah Edhok
takut ... wajar krn tdk juga kenal n tiba2 seperti SKSD... jaga diri... menyimak ceritamu thor ... terima kash suguhannya...🙏👍
2021-06-25
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
kade tong aya kang bawang😠😠😠
2021-06-08
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
kade loba bawangan thor🥺🥺🥺🥺
2021-05-20
0