Dering notifikasi pesanku berbunyi. Aku membukanya. Nomor tak dikenal. Lanjut kubuka isi pesannya.
"Simpan nomorku ini ya..!" Eh, siapa dia beraninya nyuruh-nyuruh aku simpan nomornya. Sok penting banget.
"Jangan bengong saja.." Pesan kedua masuk setelah aku membaca pesan pertama barusan.
Sok tau dia,, walaupun bener juga.. Aku masih mencoba mengingat siapa saja yang bertukar nomor atau meminta nomor ponselku hari ini.
Seharian tadi, ada beberapa yang minta bertukar nomor denganku. Sesama mahasiswa baru, dan ini hari pertama perkuliahan dimulai. Jadi banyak di antara kami yang memang bertukar nomor, sembari ngobrol beramah-tamah, agar semakin akrab dan mudah berkomunikasi nantinya, mengingat kami akan mulai berkutat dengan tugas-tugas kuliah.
Sebagian di antaranya sudah kusimpan di dalam kontakku. Namun ada beberapa juga yang belum sempat kusimpan.
Ponselku kembali berdering nyaring. Satu pesan baru masuk dari nomor yang sama .
Kali ini disertai sebuah kiriman foto. Penasaran aku klik tengah foto untuk membuka jelas foto itu.
Setengah kaget saat kulihat foto itu. Foto selfie seorang cowok dengan senyum kecilnya, dengan latar belakang ruang kelas pertamaku pagi tadi.
Dan mataku membulat spontan setelah kuamati, tampak di samping belakang wajahnya ada sesosok wajah lain tengah menunduk serius menatap layar ponsel yang dipegangnya. Itu aku..! Dan wajah cowok selfie itu adalah Adit, si tukang tebar senyum.
"Sudah tau, kan. Jadi buruan simpan nomorku!" Begitu isi pesan yang membarengi kiriman foto itu.
Dasar cowok iseng, beraninya dia berfoto selfie pake bawa-bawa wajah imutku ini. Memangnya aku ini cewek apaan.
Daripada panjang cerita, langsung aku simpan nomor Aditdan kuberi nama kontak Adit Kampus. Berhubung ada beberapa nama Adit teman-teman lamaku yang masih kusimpan sebelumnya, jadi masing-masing harus aku tambahi pengingat di belakang namanya, pun dengan Adit yang satu ini.
"Sudah aku simpan. Makasih." Singkat aku membalas pesannya.
"Sampai jumpa besok pagi di kelas. Bye.." Dia masih juga membalasku.
Aku menutup halaman pesan di ponselku. Berpindah hendak mengecek status pesan yang belum sempat aku buka-buka sedari pagi.
Baru saja berpindah ke layar status, aku tertegun melihat status teratas dengan nama kontak Adit Kampus.
Tak ada tulisan yang menyertai, hanya sebuah foto yang baru saja aku terima juga.
"Dasar cowok aneh, mukaku dipajang sama dia.." Gerutuku dalam hati.
"Gak ada foto lain apa, yang gak usah bawa-bawa wajah imutku ini.."
Aku segera menulis pesan untuk Adit.
"Lain kali kalo mau pamer foto pribadi, gak perlu bawa-bawa muka orang..!"
"Habis suka sih.." Dan jawabannya semakin membuatku senewen sendiri. Duuh..!
.
.
.
Pagi hari aku sudah berangkat ke kampus. Saat aku sampai di kelas, ku lihat masih sedikit yang datang, atau mungkin masih memilih di luar kelas menunggu kelas dimulai.
Sambil menyapa beberapa orang, aku menuju bangku kosong di ujung kiri baris agak belakang.
Masih jam tujuh lebih lima belas menit sementara kelas akan dimulai setengah delapan nanti.
Seperti biasa aku mengambil ponselku karena masih ada waktu untuk membuka-buka akun sosial mediaku.
Karena terlalu serius menikmati berita terbaru para selebriti dan tokoh dunia maya, hingga tak kusadari bel sudah terdengar diiringi masuknya beberapa mahasiswa yang sebelumnya masih asyik di luar kelas.
Aku memasukkan ponselku setelah aku setel mode getar saja. Aku lihat ke arah pintu, dosen belum datang.
Tapi eeh, mataku refleks menangkap keberadaan seseorang yang duduk di samping kanan bangkuku.
Saat aku menoleh ke arahnya, mata kami langsung beradu pandang, deg..!
Dia justru tersenyum, kali ini lebih lebar dari biasanya dan masih terus menatapku.
"Ketemu lagi..." Masih dengan senyum lebarnya, membuatku mau tak mau membalas senyumnya.
.
.
.
Selesai perkuliahan hari ini, aku bersiap pulang, setelah membereskan buku dan diktat kuliah hari ini. Aku beranjak keluar kelas, ingin segera sampai rumah dan melepas penat.
Menuruni tangga menuju keluar fakultas, aku mengucap salam pisah pada dua karibku, Rinaya dan Elisa. Rutinitasku sekarang adalah pulang pergi kuliah berjalan kaki, karena rumah yang kutinggali hanya berjarak seratus meter dari gerbang kampus.
Ayah memang membekaliku sepeda motor untuk keperluan kuliahku di sini, tapi masih jarang aku gunakan, kecuali jika ada yang mendesak atau harus keluar rumah dengan jarak yang lumayan jauh.
Masih jauh dari gerbang kampus, Adit menjejeri langkahku. Kulihat wajahnya, sedikit berpeluh di siang menjelang sore ini. Tapi masih tampak sumringah dengan senyum khasnya.
"Bukannya kamu bawa motor ya..?" Tanyaku padanya.
Dia cuma menganggukkan kepala sambil tangannya menunjuk ke arah pelataran parkir di sisi kanan kami.
"Boleh kuantar kamu pulang?"
"Oh.., kostku dekat kok. Makasih." Tolakku dengan halus.
"Tunggu di sini sebentar ya, tunggu aku..!" Adit berlari kecil menuju area parkir. Tampaknya dia mengambil sepeda motornya. Kemudian kembali ke sampingku berdiri.
"Ayo. , cepat naik, aku antar kamu pulang.." Entah ini maksudnya permintaan atau sudah perintah., aku bingung harus menolak dengan jawaban apa lagi.
Setengah sadar atau terpana, akhirnya akubersnikan diri untuk memboncengnya juga.
"Jangan dibawa kabur ya, Dit. Ini anak gadis orang tau.." Dengan sedikit cengengesan aku mencoba bercanda. Serta merta dia tergelak lepas sembari melajukan motornya perlahan.
Karena masih sedikit canggung, aku hanya terdiam selama duduk membonceng di belakangnya. Hingga tak kusadari, kami sudah sampai di depan pagar kostku.
"Eh, dari mana dia tau aku tinggal di sini? Tadi kan aku juga belum memberitahu dia.." Aku berpikir keras sampai lupa jika aku masih duduk di boncengannya.
"Apa perlu aku antarkan sampai ke sana..?" Kepalanya sedikit mendongak ke arah dalam pagar, dia menunjuk rumah yang kutinggali.
"Oh.., eh.., gak perlu, gak usah.." Aku baru sadar kalau aku masih nangkring di motornya. Segera aku beranjak turun dan berdiri di sisinya.
"Emm.., kok kamu tau aku tinggalnya di sini?" Tanyaku penuh selidik.
"Karena aku suka ngikutin kamu sampai masuk ke dalam sana.." Jawabnya santai dengan senyum usilnya.
Dasar cowok iseng, kurang kerjaan amat ngikutin orang pulang kuliah. Kayak penguntit mau nyulik aja.
"Ya sudah, aku pulang dulu ya.." Dia pamit dan aku hanya membalas dengan menganggukkan kepala.
"Kalau ada apa-apa, hubungi saja aku." Senyumnya muncul kembali.
"Makasih ya.."
Dia menyalakan klakson motornya singkat tanda berpamitan, dan kembali melajukan motornya. Setelah tak nampak oleh pandanganku, aku bergegas masuk ke dalam rumah.
Begitulah, sejak saat itu akhirnya aku dan Adit mulai berteman baik di kampus. Dan hampir setiap hari, dia rajin mengantarkan aku sepulang kuliah.
"Lumayanlah, ada ojek pribadi, gratis pula.." Gelakku puas di dalam hati.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
yuliashafira14
Lnjut
2020-08-12
1
Triana R
halo kak author aku mampir lagi.... semangat ya..
salam "My Flower Girl" & "Antara Dua Hati"
2020-08-12
1
Isu💟THY
lanjut ...
2020-08-12
1