05 MAKIN DEKAT - PART 2

"Aku sayang sama kamu Dit.." akhirnya pengakuan itu keluar juga dari mulutku.

Adit yang masih menatapku pun terlihat kaget, tak menyangka aku akan mengucapkan itu.

"Aku sayang kamu, tapi aku belum yakin ini rasa sayang yang seperti apa Dit. Aku takut mengecewakan kamu nantinya..." Lirih kulanjutkan kalimatku.

Aku tak berani menatap Adit lagi. Aku takut dia akan kecewa. Aku takut dia akan marah atau berubah sikap padaku.

Aku tak berani membayangkan jika Adit akan menjauhiku karena jawabanku..

"Kok menunduk gitu, gak keliatan cantiknya ah..." Aku dengar suara Adit menggodaku. Aku terkejut.

Seketika kuangkat kepalaku menatapnya kembali.

Dia masih tersenyum saja. Tak ada perubahan baik sikap maupun ekspresi wajahnya.

Melihatku yang tampak bingung, dia justru tertawa.

"Kenapa? Gak percaya dibilangin cantik..?" Masih saja dia menggodaku.

"Kamu gak marah sama aku Dit?" Tanyaku. Sementara hatiku saja masih tak menentu karena ketakutan yang kurasakan.

"Marah sama kamu? Mana bisa aku marah sama cewek yang aku sayangi, apalagi cantik begini.."

Dia masih terus menggodaku hingga meronanya pipiku mungkin juga sudah terlihat olehnya.

Selama dekat dengannya, belum pernah kudengar Adit mengatakan cantik padaku, juga pada cewek lain.

"Aku takut kamu berubah, Dit. Aku takut, setelah ini kamu menjauhiku.." Jujurku.

"Gak mungkinlah Din! Gak mungkin aku bisa jauh apalagi menjauhi orang yang aku sayangi.." Aku bernafas lega mendengar jawaban Adit.

"Kamu inget gak, pertama kali tadi aku bertanya apa padamu..?" Tentu saja aku ingat, dan tadi aku melempar balik pertanyaan yang sama padanya.

"Aku cuma ingin tau perasaan kamu padaku. Dan kamu sudah menjawabnya kan.."

"Kalau kamu pikir aku akan menuntut pengakuan atau status tentang hubungan kita, kamu salah Din..!"

"Biarkan saja semua mengalir apa-adanya seperti selama ini. Biarkan waktu yang akan menguji perasaan kita masing-masing. Dan biarkan takdir Allah nanti yang akan memberikan kepastian pada kita berdua.." Dalam sekali kata-katanya dan penuh kedewasaan.

Adit memang lebih tua dua tahun dariku, meski kami masuk kuliah bersamaan. Dia sempat menunda waktunya untuk melanjutkan studi.

"Ya Allah, terima kasih telah Engkau hadirkan seseorang berhati tulus seperti dia.." Dalam hati aku sungguh-sungguh bersyukur atas kehadiran Adit dalam hidupku seperti saat ini.

"Din, boleh aku pegang tangan kamu..?"

Aku terkejut dengan pertanyannya. Baru saja hati ini tenang, kini kembali dibuat dag dig dug lagi oleh Adit.

Selama ini, kami memang jarang sekali bersentuhan fisik. Hanya sesekali saja, itupun sekedar bersalaman, tepukan pelan di bahu saat menyapa, jitakan kepala kala bercanda, dan beberapa sentuhan sekilas sewajarnya sikap dalam pergaulan sesama teman. Dan kali ini, dia ingin memegang tanganku dalam arti yang berbeda.. Duh, melayang lagi rasanya..

Adit tetap diam menanti jawabanku. Akhirnya aku mengijinkannya dengan satu anggukan kepala. Segera dia meraih telapak tangan kananku, menariknya pelan ke dalam genggamannya.

Dia menggenggam lembut tanganku dengan kedua tangannya. Seketika kurasakan kehangatan yang berbeda menyentuh hatiku lewat genggaman itu, meski tanganku masih terasa kaku, tak berani membalas genggamannya.

"Ya Allah, ternyata seperti ini rasanya disentuh cowok, seperti habis minum wedang ronde, hangat.." Pikirku polos.

"Lhah emang habis minum wedang ronde kan.." Sempat-sempatnya aku berpikir konyol dalam momen syahdu nan khusyuk seperti saat ini.

Adit menatapku tajam..!

"Apa yang kamu rasakan saat ini?"

Dia mempererat genggamannya seolah ingin mengalirkan perasaannya melalui tangan kami yang tengah menyatu ini.

"Kamu merasakan kehangatan ini? Aku juga.. Kamu merasa bahagia? Aku juga.. Kamu merasa nyaman saat kita bersama? Aku juga.. Kamu merasa takut kehilangan kebersamaan ini? Aku juga.."

Tak perlu aku menjawab semuanya, Adit pasti tahu jika kami merasakan hal yang sama.

Ku beranikan diri membalas tatapannya, tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutku.

Aku hanya ingin menikmati saat ini, menikmati perasaan yang tengah merajai hati ini, menikmati genggaman hangat yang baru pertama kali ku rasakan ini.

Tanpa sadar aku membalas genggaman tangan Adit. Aku membalas genggaman hangatnya, dan kini tangan kami benar-benar saling genggam seakan tak ingin melepaskan satu sama lain.

Ku lihat mimik muka Adit berubah, tampak berbinar bahagia. Mungkin dia tak menyangka aku akan membalas genggamannya. Aku pun turut larut dalam suasana ini.

Tiba-tiba dari dalam hatiku menyeruak perasaan tak menentu. Hatiku terasa sesak oleh rasa bahagia bercampur haru. Sesaat seperti kehilangan nafasku, dan kembali dengan degup jantungku yang makin tak menentu..

Ya Allah.., apakah ini yang namanya cinta..?

Seperti inikah rasanya jatuh cinta..?

Baru kali ini aku merasakan semua ini..

Sementara aku masih tenggelam dalam perasaanku, nampaknya Adit justru menikmati waktu ini untuk terus menatapku, melihat senyum di wajahku, melihat rona bahagiaku, melihatku menatapnya dengan pikiran menerawang tak menentu.

Semilir dingin angin malam mulai terasa menusuk tulang. Setelah puas menatap wajahku yang masih terdiam, lembut dan pelan Adit melepaskan genggaman tangannya.

Bergegas dia melepas jaket casual yang dipakainya dan buru-buru meletakkannya melingkari tubuhku dari belakang.

"Kebiasaan kamu nih, kalau pergi keluar gak pernah mau pake jaket. Buruan dipakai, nanti kamu kedinginan..!!"

Aku yang seolah terbangun dari alam bawah sadar, sedikit canggung segera merapikan jaket yang sudah membungkus tubuh belakangku. Aku merasa tubuhku menjadi lebih hangat..

"Lebih hangat dari wedang ronde tadi.." Aku tersenyum dalam hati.

"Makasih, Dit.." Senyum tiba-tiba saja mengembang di bibirku, disambut senyum yang sama dari wajah Adit.

"Sudah jam sembilan, aku antar kamu pulang sekarang ya, biar gak telat jam malamnya.."

Aku anggukkan kepala seraya kami beranjak pergi menuju tempat parkir motor, setelah mampir membayar pesanan wedang ronde yang telah kami nikmati tadi.

Sesampai di samping motor Adit, barulah aku tersadar akan sesuatu.

"Dit, kamu kan yang bawa motor di depan, kamu dong yang pakai jaketnya ini, entar kamu sakit lho.." Aku hendak melepas jaket yang kupakai, tapi ditahan oleh Adit.

"Aku bawa jaket lain di jok motor, kamu tetap pakai jaketnya ya..!" Seolah perintah, aku pun diam mengurungkan niatku.

Adit mengambil satu jaket lagi dari jok motornya dan segera memakainya. Setelah itu kami segera berboncengan melaju menembus dinginnya malam, mengantarku pulang.

Setengah jam kemudian, Adit sudah menghentikan motornya di depan pagar utama. Tidak mungkin masuk hingga depan teras rumah kostku, karena sudah mendekati jam malam.

"Makasih untuk malam ini. Aku pulang dulu ya.." Pamit Adit yang kubalas dengan anggukan pelan serta senyum kecil.

"Ati-ati di jalan, Dit.."

Adit masih terdiam di atas motornya. Tampaknya masih ada yang ingin dia katakan tapi ragu.

Aku mengeryitkan kening mencoba mencari tahu, menatapnya yang masih terus menatapku.

"Kok tiba-tiba aku jadi deg-degan lagi ya.." Aku mulai gugup sendiri tanpa bisa kusembunyikan.

"Aku sayang kamu.." Ucap Adit dengan senyum tipisnya.

"Dinda, kendalikan dirimu, jangan malu-maluin..!" Kataku di dalam hati, menenangkan diri sendiri.

"Buruan masuk sana.." Kepalanya memberi kode agar aku segera memasuki pagar utama.

Syukurlah, dia tidak menunggu balasan kata dariku.

Tanpa pikir panjang aku berbalik badan, berjalan pelan hingga memasuki teras depan.

Aku lihat Adit masih di luar sana. Seperti biasanya dia selalu memastikan aku sampai depan rumah dulu, dan barulah dia berlalu, menghilang dari pandanganku.

.

.

Selesai membersihkan badan dan berganti pakaian, aku merebahkan diri di kasur. Diam beberapa saat, fokus menatap langit-langit kamar dengan pikiran menerawang.

Kupandangi langit-langit kamarku yang putih, bersih, hanya dihiasi satu lampu yang tergantung tepat di bagian tengah ruangan.

Pikirku mulai melayang sambil terus menatap ke atas. Tapi tiba-tiba..

"Lho, eh..., kok ada wajahnya ikut eksis di atas sana sih..?!" Sontak aku terkejut mendapati wajah Adit nongol di sana dengan senyum merekah di bibirnya.

Spontan aku meloncat terduduk, aku ucek-ucek mataku untuk memastikan penglihatanku barusan.

Sekali ucek, ku lihat ke atas, masih ada dia di sana.

Ucek-ucek kedua, dia berubah menampakkan senyumnya.

Ucek ketiga, bersih dah cucian, siap dijemur besok pagi. Hehee, akh mulai ngelantur.

Ucek ketiga beneran, akhirnya bayangannya sudah benar-benar menghilang.

"Wahai otak, jangan korslet dong plis, masak muka orang ganteng kamu nongolin di atas sana, akunya kan jadi takut.." Toyor-toyor kepalaku sendiri.

Dering ponsel di atas meja mengagetkanku. Kuraih segera dan kulihat ada pesan dari Adit.

"Belum tidur?" Singkat pesannya. Mungkin hanya ingin memastikan aku sudah berpindah ke alam mimpi atau belum.

"Otw tidur.." Singkat juga balasanku.

"Ya sudah. Buruan tidur. Besok pagi aku jemput ya.."

Wah, tumben dia mau jemput aku, biasanya rutinitasnya cuma selepas kuliah aja.

"Jangan-jangan mau naik status nih.." Dalam hati aku penasaran dan tersenyum sendiri.

"Oke, aku tunggu besok pagi, Dit." Balasku.

Kukira sudah selesai, aku sudah bersiap tarik selimut saat ponselku berdering lagi. Ternyata masih ada pesan darinya.

"Aku sayang kamu.."

Aah, kalimat itu lagi.., membuatku senyum-senyum sendiri dengan dada berdebar.

Aku memutuskan tidak membalas pesan terakhirnya. "Biarin deh, tadi juga di depan pagar dia gak nunggu aku balas.."

Aku meletakkan kembali ponselku di atas meja dan segera ambil posisi bobok syantik.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mbah Edhok

Mbah Edhok

temponya bergerak atau mulai merambat naik dalam alur... 👍

2021-06-25

0

Hiatus

Hiatus

Aku mampir kaka bawa 5 like buatmu semangat up nya


salam dari
IMMORTALS BLOOD
MY DESTINY

2020-09-14

1

Isu💟THY

Isu💟THY

next

2020-08-20

1

lihat semua
Episodes
1 01 AWAL BERTEMU
2 02 BERTEMU KEMBALI (AWAL PERKENALAN)
3 03 MULAI MENGENAL DIA
4 04 MAKIN DEKAT - PART 1
5 05 MAKIN DEKAT - PART 2
6 06 PERUBAHAN STATUS
7 07 MEMULAI HUBUNGAN
8 08 MAKIN CINTA
9 09 MENIKAH..???
10 10 BUKAN LAMARAN IMPIAN
11 11 (BUKAN) PERJODOHAN - PART 1
12 12 (BUKAN) PERJODOHAN - PART 2
13 13 LAMARAN KEDUA
14 14 HARI BAHAGIA
15 15 AWAL KITA
16 16 MALAM PERTAMA - PART 1
17 17 MALAM PERTAMA - PART 2
18 18 HANYA INGIN KAMU
19 19 BULAN MADU SINGKAT
20 20 BERTEMU MASA LALU
21 21 CINTA BIMO
22 22 ADIT VS BIMO
23 23 SAMA-SAMA MENCINTAINYA
24 24 PERMINTAAN MAAF
25 25 RUMAH VS KANTOR
26 26 KEJUTAN DINDA
27 27 GERAI BERTIGA : RED CARPET
28 28 JATUH CINTA
29 29 RASA YANG SAMA
30 30 BERSAMA DIAM-DIAM
31 31 SEMUA PUNYA KISAH CINTA
32 32 MENCURI WAKTU
33 33 KEKUATAN CINTA
34 34 PENANTIAN LIMA TAHUN
35 35 PASANGAN SERASI - PART 1
36 36 PASANGAN SERASI - PART 2
37 37 SINTA DAN ADIT
38 38 OBSESI SINTA
39 39 TAMU TAK DIUNDANG
40 40 DIA HANYA MILIKKU
41 41 KEHILANGAN
42 42 SALING MENGUATKAN
43 43 SUAMI SIAGA
44 44 BELUM MENYERAH
45 45 AKHIR KISAH SINTA
46 46 KEMBALI BAHAGIA
47 47 PULANG KAMPUNG - PART 1
48 48 PULANG KAMPUNG - PART 2
49 49 ENAM BULAN
50 50 KEPERGIAN BIMO
51 51 BAYANGAN BIMO (TRAUMA) - PART 1
52 52 BAYANGAN BIMO (TRAUMA) - PART 2
53 53 MENGENANG KEBAIKANNYA
54 54 MENYEMBUHKAN DIRINYA - PART 1
55 55 MENYEMBUHKAN DIRINYA - PART 2
56 56 CARA ROMANTIS
57 57 RINDU DI SIANG HARI
58 58 LIBURAN SINGKAT - PART 1
59 59 LIBURAN SINGKAT - PART 2
60 60 BERTEMU AUDI
61 61 KERIKIL KECIL
62 62 HANYA MENJAGA
63 63 MEMBUKA HATI
64 64 PANGGILAN BARU
65 65 NOSTALGIA KAMPUS
66 66 KENANGAN TAMAN KOTA
67 67 KEBAHAGIAAN BERTIGA
68 68 EMPAT BELAS MINGGU
69 69 USAI RESEPSI
70 70 KAMAR PENGANTIN
71 71 HASRAT CINTA
72 72 PERTANDA SEBELUMNYA
73 73 TELUR DADAR PANCI
74 74 EMPAT BULANAN
75 75 CINTA PERTAMA
76 76 PERASAAN MASA LALU
77 77 TAKUT KEHILANGAN
78 78 PENYESALAN DAN PENGAKUAN
79 79 SALING MELEPASKAN
80 80 MANISNYA CINTA
81 81 ANCAMAN BAHAYA
82 82 SURAT DAN PAKET
83 83 PERASAAN TIDAK ENAK
84 84 KEKUATAN CINTA
85 85 CEPATLAH KEMBALI
86 86 SUDAH BERAKHIR
87 87 SELAMAT JALAN
88 88 KESEDIHAN DAN DUKA
89 89 HARI YANG INDAH
90 90 TAK SANGGUP LAGI
91 91 AKHIR KISAH
92 92 AKU IKHLASKAN KEPERGIANMU
93 93 KEBAHAGIAAN SEJATI
94 94 KEMBALINYA CINTA SEJATI
95 95 BERTEMU BIDADARI
96 96 SELAMAT DATANG KEMBALI
97 97 KESEMPURNAAN CINTA
98 98 RINAI CINTA RINAYA
99 2.1. PERTEMUAN PERTAMA
100 2.2. PULANG BERSAMA
101 2.3. RASA YANG SAMA
102 2.4. BERSAMA DALAM DIAM
103 INFO NOVEL CINTA NARA
104 INFO KARYA BARU
Episodes

Updated 104 Episodes

1
01 AWAL BERTEMU
2
02 BERTEMU KEMBALI (AWAL PERKENALAN)
3
03 MULAI MENGENAL DIA
4
04 MAKIN DEKAT - PART 1
5
05 MAKIN DEKAT - PART 2
6
06 PERUBAHAN STATUS
7
07 MEMULAI HUBUNGAN
8
08 MAKIN CINTA
9
09 MENIKAH..???
10
10 BUKAN LAMARAN IMPIAN
11
11 (BUKAN) PERJODOHAN - PART 1
12
12 (BUKAN) PERJODOHAN - PART 2
13
13 LAMARAN KEDUA
14
14 HARI BAHAGIA
15
15 AWAL KITA
16
16 MALAM PERTAMA - PART 1
17
17 MALAM PERTAMA - PART 2
18
18 HANYA INGIN KAMU
19
19 BULAN MADU SINGKAT
20
20 BERTEMU MASA LALU
21
21 CINTA BIMO
22
22 ADIT VS BIMO
23
23 SAMA-SAMA MENCINTAINYA
24
24 PERMINTAAN MAAF
25
25 RUMAH VS KANTOR
26
26 KEJUTAN DINDA
27
27 GERAI BERTIGA : RED CARPET
28
28 JATUH CINTA
29
29 RASA YANG SAMA
30
30 BERSAMA DIAM-DIAM
31
31 SEMUA PUNYA KISAH CINTA
32
32 MENCURI WAKTU
33
33 KEKUATAN CINTA
34
34 PENANTIAN LIMA TAHUN
35
35 PASANGAN SERASI - PART 1
36
36 PASANGAN SERASI - PART 2
37
37 SINTA DAN ADIT
38
38 OBSESI SINTA
39
39 TAMU TAK DIUNDANG
40
40 DIA HANYA MILIKKU
41
41 KEHILANGAN
42
42 SALING MENGUATKAN
43
43 SUAMI SIAGA
44
44 BELUM MENYERAH
45
45 AKHIR KISAH SINTA
46
46 KEMBALI BAHAGIA
47
47 PULANG KAMPUNG - PART 1
48
48 PULANG KAMPUNG - PART 2
49
49 ENAM BULAN
50
50 KEPERGIAN BIMO
51
51 BAYANGAN BIMO (TRAUMA) - PART 1
52
52 BAYANGAN BIMO (TRAUMA) - PART 2
53
53 MENGENANG KEBAIKANNYA
54
54 MENYEMBUHKAN DIRINYA - PART 1
55
55 MENYEMBUHKAN DIRINYA - PART 2
56
56 CARA ROMANTIS
57
57 RINDU DI SIANG HARI
58
58 LIBURAN SINGKAT - PART 1
59
59 LIBURAN SINGKAT - PART 2
60
60 BERTEMU AUDI
61
61 KERIKIL KECIL
62
62 HANYA MENJAGA
63
63 MEMBUKA HATI
64
64 PANGGILAN BARU
65
65 NOSTALGIA KAMPUS
66
66 KENANGAN TAMAN KOTA
67
67 KEBAHAGIAAN BERTIGA
68
68 EMPAT BELAS MINGGU
69
69 USAI RESEPSI
70
70 KAMAR PENGANTIN
71
71 HASRAT CINTA
72
72 PERTANDA SEBELUMNYA
73
73 TELUR DADAR PANCI
74
74 EMPAT BULANAN
75
75 CINTA PERTAMA
76
76 PERASAAN MASA LALU
77
77 TAKUT KEHILANGAN
78
78 PENYESALAN DAN PENGAKUAN
79
79 SALING MELEPASKAN
80
80 MANISNYA CINTA
81
81 ANCAMAN BAHAYA
82
82 SURAT DAN PAKET
83
83 PERASAAN TIDAK ENAK
84
84 KEKUATAN CINTA
85
85 CEPATLAH KEMBALI
86
86 SUDAH BERAKHIR
87
87 SELAMAT JALAN
88
88 KESEDIHAN DAN DUKA
89
89 HARI YANG INDAH
90
90 TAK SANGGUP LAGI
91
91 AKHIR KISAH
92
92 AKU IKHLASKAN KEPERGIANMU
93
93 KEBAHAGIAAN SEJATI
94
94 KEMBALINYA CINTA SEJATI
95
95 BERTEMU BIDADARI
96
96 SELAMAT DATANG KEMBALI
97
97 KESEMPURNAAN CINTA
98
98 RINAI CINTA RINAYA
99
2.1. PERTEMUAN PERTAMA
100
2.2. PULANG BERSAMA
101
2.3. RASA YANG SAMA
102
2.4. BERSAMA DALAM DIAM
103
INFO NOVEL CINTA NARA
104
INFO KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!