Tama saat ini sudah pulang keapartemen miliknya, dia duduk disofa dengan kaki yang di angkat dan dia letakan diatas meja sembari memegang segelas wine, entah apa yang dia pikirkan sembari memutar mutar wine yang ada didalam gelas.
Matanya lurus kedepan, menerawang kehidupannya selama ini yang sangat bebas dan liar.
Kehidupan yang diimpikan oleh setiap orang dia sudah memilikinya, harta kekuasaan wajah yang tampan pacar yang cantik cantik.
Kalau dilihat dari luar Tama adalah salah satu makhluk Tuhan yang sangat sempurna, tapi dibalik semua itu dia menginginkan kehidupan normal seperti kedua sahabatnya yang sudah berumah tangga dan memiliki anak. Tama ingin sekali ada seseorang yang menunggunya pulang setelah penatnya bekerja seharian.
Bayangan gadis yang tengah melayani pengunjung restoran seketika terbayang dibenaknya, senyum manis dan tulusnya pun tergambar jelas diotaknya.
plak
Tama memukul kepalanya sendiri saat tersadar dari lamunan tersebut "gue gilaa!" pekiknya.
"elo emang gila"
Tama terkejut dan matanya membola pada saat ada seseorang yang bicara padanya, dia menoleh kesamping dan melihat Bastian yang tengah menyeringai sembari menatapnya.
"hisshh lo ngagetin beg*!!"
"hahaha... lo mikirin apa sih tam? sampai stres begitu? gue masuk saja elo nggak dengar" tanya Bastian.
"ahh gue tahu, atau jangan jangan salah satu jala*ng elo hamil?" terkanya setelah beberapa saat sok berfikir.
"jangan ngaco deh!"
Bastian tertawa melihat Tama tampak kesal "lalu apa yang membuat si casanova ini tampak frustrasi?" tanyanya dengan menaik turun kan alisnya.
"hissh.. diam lu bas!"
"hahaha.. ayolah Tam, bagi keluh kesah elo pada sahabat elo yang tampan ini" Bastian menoel dagu Tama.
plak
Tama menampik jari Bastian "gue hanya sedang berfikir--"
"berfikir apa?" Bastian segera menyergah sebelum Tama bercerita.
Tama mendengus "gue berfikir bagaimana caranya menyumpal mulut elo yang bawel itu!"
"kiyaaa mati saja sana tam! membuat gue kesal saja!" berdiri dan segera berjalan menuju dapur, Bastian hendak mencari camilan.
Tama menggeleng lalu kembali menuang wine kedalam gelasnya, lalu menikmatinya dalam diam, Tama menoleh kearah Bastian yang tampak memeluk beberapa camilan.
"elo ngapain kemari malam malam?" tanya Tama .
"kangen lah sama elo! sudah beberapa hari elo nggak pernah dateng kemarkas "
Tama berpura pura muntah "kangen? hoeek najlong"
Bastian tertawa melihatnya, dia mulai membuka salah satu camilan "hahaha, lo jelek sekali tam!"
Tama mendengus kesal lalu meraih satu camilan yang tadi Bastian ambil.
"gue kemari mau mengambil berkas yang kemarin sempat kita bahas" ucap Bastian menjelaskan.
Tama mengangguk mengerti lalu berjalan menuju ruang kerjanya untuk mengambil apa yang dibutuhkan oleh Bastian.
Dia mengambil satu map dan segera menyerahkannya pada Bastian "nyah, pergi sana!" menyodorkan berkes tersebut kearah dada bidang Bastian.
"hey yang benar saja! lo ngusir gue?"
"sana pulang gue mau istirahat !" Tama segera berjalan dengan santai menuju kamarnya.
"hey sialan! lo seriusan ngusir gue?"
"iya, pulang lo!" ucapnya tanpa memutar tubuhnya.
"dasar teman lucknat! awas kalau elo main kerumah akan gue usir juga nanti" Bastian mendengus lalu meraih berkasanya, dia berdiri dan segera berjalan kearah pintu.
"wait" Bastian berbalik badan dan mengambil camilan yang tadi belum sempat dia makan serta satu botol wine.
"lumayan buat teman dijalan hihihi" ucapnya lalu pergi dari sana, tadinya dia kesal tapi setelah melihat hasil curiannya dia tersenyum senang sekali.
🌞🌞
Pagi hari yang indah seorang gadis tengah berdiri didepan samsak dengan tatapan tajam dan nyalang, dia adalah Elza yang dengan tanpa ragu menempelkan gambar Tama diatas samsak tersebut.
"bajin*aan!! brengse*, pria jahat! pria idi*t"
bug bug bug
Samsak tersebut terus di tendang dan ditinju oleh gadis cantik itu sembari mengumpat.
"hos hos hos" nafasnya naik turun, saat melihat gambar tama tampak mulai robek, dia menyeringai melihatnya.
"gue sumpahi semoga elo mati tersedak saat makan!!"
"buahahahaa"
Elza menoleh kearah pintu rumahnya, dia menatap datar sahabatnya yang tengah tertawa itu.
"pagi pagi begin enak ya el mengumpati orang?" ucapnya sembari mendekati Elza
Elza diam saja, dia berbalik menatap samsaknya lagi dan dia pukul pelan tepat mengenai wajah Tama.
"lihat el, kenapa juga elo mengumpati pria setampan dia?" ucap Lisa sembari menangkap samsak dan mengelus gambar wajah Tama yang sudah sangat lecek itu.
"liss" pekik Elza kezal.
"hahaha maafkan aku sayang, elo harus hati hati saat berdekatan dengannya, jangan sampai elo terpesona oleh ketampanan si penjahat kelamin itu el" Lisa memperingatkan.
"itu tidak akan terjadi, lo tenang saja"ucap Elza mantap "kuy lah masuk kedalam kita sarapan, gue udah buat nasi goreng tadi" tambahnya.
Lisa berjingkrak senang "waah terimaksih, elo adalah tuan rumah yang sangat dermawan sayang" memeluk lengan Elza sembari merebahkan kepalanya dibahu Elza.
Elza tersenyum melihat tingkah sahabat nya itu, dia selalu terhibur dan bahagia karena merasa tidak sendirian didunia ini karena adanya Lisa disisinya.
Kedua gadis itu makan bersama diruang makan minimalis kediaman Elza.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ellea
ㄴㄷㅡㅁㅜㅎㅁㅅ ㅁㅕㅅㅗㅐㄱ💪💪
2021-06-12
0
Dina Partini
Authorny lgi panas dingin mikirin penganten baru dirumah sebelah 🤣🤣🤣
2021-06-11
0
Rizki Biha
lanjut thor, jangan lama2 apdetnya, aku selalu nunguin kelanjutan karyamu thor
2021-06-11
0