langkah awal

Hari hari Elza terasa begitu cepat, dia sudah bisa bela diri meski belum terlalu jago, dan dia sudah bisa menggunakan make up dengan sempurna ternyata belajar make up tidak sesulit yang dia bayangkan kalau dia sudah mengetahui cara dan triknya akan sangat mudah.

Siang ini Elza berniat bertemu dengan pria itu, bukan bertemu tapi dia akan berusaha menggodanya,disalah satu restauran mewah dikota ini.

Elza dengan mudahnya mencari tau informasi kegiatan Tama, karena sekertaris Tama adalah salah satu teman mendiang kakak nya, dia menanyakan kegiatan apa saja hari ini karena dia beralasan akan mengajak si sekertaris makan siang bersama.

Tapi si sekertaris tidak bisa karena harus ikut makan siang dengan atasannya dan bertemu klien di restoran tersebut.

"dengan sedikit memanfaatkan kak Reyna gue sekarang bisa mengetahui informasi ini" gumam gadis cantik itu, saat ini dia masih menunggu kedatangan pria itu.

Elza menggunakan dress yang lumayan ketat dan memperlihatkan lekuk tubuh indahnya dan juga memoles wajahnya, terlihat lebih dewasa dari usianya yang masih 20 tahun.

Datanglah pria yang sedari tadi dia tunggu, dan entah kebetulan atau keberuntungan Elza dia duduk didekat meja yang digunakan oleh Tama dan sekertarisnya Reyna serta asistennya Raka.

Reyna belum menyadari adanya Elza disana mengingat Elza yang berpenamilan jauh sekali dengan gayanya sehari hari yang biasanya sedikit urakan dan terkesan tomboy, tapi tidak dengan Tama dia sudah memeperhatikan gadis tersebut sedari masuk kedalam restaurant.

Tama yang duduk sembari mendengarkan klient nya berbicara sesekali melirik kearah Elza. Elza pun memberikan senyum mautnya yang dapat menggetarkan iman Tama yang cetek itu.

"waaaw rezeki anak baik" batin Tama sambil memperhatikan dada wanita tersebut.

"jadi bagaimana tuan? apakah anda bisa menandatangani kontrak yang telah kita sepakati?" tanya klien. dan Tama hanya diam saja tidak menjawab.

Raka menatap Tama yang terlihat tidak fokus, lalu mengikuti arah mata Tama, kemudia dia menepuk keningnya sendiri merasa pusing dengan kelakuan bosnya itu.

"pantas saja tidak bisa fokus, didepan ada gadis yang sangat cantik" gerutu Raka, dia menyesal tadi tidak memilih ruang privat direstoran tersebut.

plak Raka memukul lengan Tama membuat pemuda itu berjingkrak terkejut.

"beraninyaaa!!" pekik Tama kesal tapi sejurus kemudian dia menghela nafasnya dia mengontrol emosi didepan klien, dia tidak mau terlihat bar bar dan dinilai tidak berwibawa.

"maaf tuan, ada nyamuk tadi" Raka beralasan.

"bagaimana tuan?" tuan Dani mengulangi pertanyaannya.

"bagaimana apanya?"

"apa anda akan menandatangani kontrak kita sekarang?" ulangnya berusaha bersabar.

"urusan kontrak berikan ke Raka, nanti saya cek lagi, dan kalau saya setuju saya akan menghubungi anda kembali, kalau begitu saya rasa untuk kali ini cukup sampai disini saja tuan Dani" ucap Tama, dia berusaha sesopan mungkin didepan kliennya.

"baik, kalau begitu saya permisi tuan" membungkuk dan meninggalkan restauran bersama dengan sekertarisnya.

Raka menatap bos nya dengan sengit "melihat yang bening sedikit langsung hilang kosentrasi" sindirnya.

"laki laki kon nyindir" ucap tama malas.

"bodo! ayo Reyna kita kembali kekantor" ucap Raka, Tama tidak marah mendengar gerutuan Raka karena kali ini memang dia salah.

Reyna menatap Tama meminta persetujuan "pergilah, masih banyak pekerjaan dikantor, saya kembali sebentar lagi"

"baik, saya duluan tuan" membungkuk hormat dan mengikuti Raka yang terlebih dahulu pergi.

Tama memperhatikan gadis yang masih saja duduk didepannya, terlihat tengah menikmati makanannya sembari memainkan ponsel, padahal Elza tau dia tengah diperhatikan oleh Tama tapi berlagak tidak tahu.

"permisi" akhirnya Tama mendekat dan menyapa.

Elza mendongak "iya? ada apa tuan?"

"ah tidak, apa boleh saya bergabung disini?" tanyanya hati hati.

"tentu silahkan" tersenyum mempersilahkan.

"apa saya mengganggu?"

"sangat" jawab Elza cepat dan terlihat tidak main main.

Wajah tampan Tama berubah, dia merasa tidak enak telah mengganggu waktu makan siang gadis didepannya "ah maaf kalau begitu--"

"hahaha saya hanya bercanda" ucap Elza.

Tama tersenyum dan menggaruk tengkuknya, dia merasa canggung dan salah tingkah.

Elza membereskan barangnya dia telah selesai makan "ah maaf sekali tuan, saya harus segera pulang" dia mencoba trik tarik ulur dan mencoba menjunjung tinggi harga dirinya.

"ah iya silahkan, eh tapi bolehkah kita berkenalan terlebih dahulu?"

"boleh" Elza mengulurkan tangannya dan disambut dengan sangat baik oleh Tama.

"Elza"

"Tama" ucap mereka secara bergantian.

"apa boleh saya meminta nomor ponselmu?"

Alis Elza mengkerut dan menatap curiga Tama.

"ah jangan salah sangka dulu, saya orang baik percayalah, saya minta nomor ponselmu siapa tau kita bisa berteman" ucap Tama beralasan.

Elza mengangguk dan tersenyum lalu memberikan nomor ponselnya, Tama langsung mencatat di ponsel, setelah memberikan nomor ponsel Elza segera pamit pulang.

"langkah awal sukses"

Elza berjalan meninggalkan restoran dengan seringaian diwajah cantiknya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***