Episode 17

Happy Reading😘

***

Waktu terus berjalan dan jam tiap regu untuk latihan pun berakhir. Diganti dengan sesi istirahat, baru setelahnya upacara penutupan.

" Huff." Agatha mengehela nafas berat. Latihan pertama nya benar-benar kacau. Ia tidak belajar teknik baru sedikitpun. Mungkin hanya keberuntungan yang akan mengantarkan dirinya untuk mendapatkan satu juta koin emas itu.

Pelaku utama nya adalah dia. Julian! Agatha menatap Julian yang sedang berdiam diri di bawah pohon dengan pandangan dingin.

Sementara itu, Julian yang merasa ada hawa dingin pun menyadari.

" Hei orang bodoh! Jangan menatapku terus." Ia berteriak pada Agatha yang jaraknya cukup jauh. Seketika pandangan para gadis melirik ke arah Agatha. Para gadis itu berpikir, bagaimana bisa seorang Julian berbicara cukup panjang.

"Sudah kuduga gadis itu memang pemain lelaki."Rena, gadis berambut ungu itu mulai bergosip dengan teman se pergosipan nya.

"Kau benar Rena, bisa-bisanya Senior Julian ku berkata sepanjang itu. Biasanya dia hanya menjawab dengan deheman. Huh mengesalkan." Sahut Tifani dengan bersilang tangan. Gadis itu memang sangat mengidamkan Julian semenjak lelaki itu pindah ke Academy ini.

Sebenarnya diantara gadis penggosip itu, hanya Rena lah yang diundang untuk mengikuti kompetisi. Namun karena diperaturan dipersilahkan mendatangkan dua sampai tiga orang sebagai supporter, maka Rena mendatangkan salah satu temannya.

"Kalau begitu kita kerjai saja." Usul Tifani yang sudah tersulut api amarah hingga ia lupa bagaimana Agatha yang dulu pernah mencakar nya.

Rena menyeringai, merasa berhasil menghasut temannya ini.

"Benar, tapi bagaimana caranya?" Rena berpura-pura berpikir. "Ah iya, bagaimana kalau....."Gadis itu mulai membisikan rencananya.

"Rencananya terdengar bagus tapi apa tidak terlalu, em...." Tifani merasa ragu.

Rena mengangkat sebelah alisnya. Ia harus berhasil menghasut Tifani."Ya ampun Tifani, bagaimana jika gadis itu berencana merebut Senior Julian layaknya merebut Senior Lucius?Setidaknya kita harus mengerjainya bukan?"Rena semakin membakar api dalam diri Tifani.

"Benar! Tidak akan aku biarkan."Tekad Tifani semakin kuat.

***

Jam istirahat hampir selesai, Agatha berencana memasukan kuda miliknya ke kandang.

"Nona Carrol!" Tifani menyapa dengan wajah sok kenal. Gadis itu membawa kuda milik Rena.

Agatha menyelingak dan setelah mengetahui itu adalah Tifani, dahinya berkerut.

Orang itu adalah orang yang sama dengan gadis penggosip di lorong.

Agatha memiliki ingatan yang kuat. Ia bisa mengingat wajah orang yang pernah berinteraksi dengannya hanya dengan sekali pandang.

"Aku-aku ingin ikut bersamamu untuk memasukan kuda milik Rena ini, karena Rena kelelahan, jadi aku berniat membantunya. Tapi kabarnya penjaga kandang sedang tidak ada, jadi kupikir aku akan memasukan kuda ini bersama mu, ka-karena aku takut jika berada dalam suatu tempat sendirian." Jelas Tifani panjang lebar yang berusaha mencari alasan.

Mendengar itu, Agatha semakin menaruh curiga pada Tifani. Pasalnya, hanya orang yang tidak tau malu lah yang masih berani mengajak berbincang orang yang telah ia gosipi dengan pedas.

Tapi berkat perkataan Tifani, Agatha jadi tahu rencana busuk yang gadis itu rencanakan. Agatha menyeringai.

"Bodoh." Gumam gadis berambut merah itu.

"A-Apa?" Beo Tifani.

Agatha tersenyum. "Tidak apa-apa. Ayo cepat, kau taukan, karena tidak ada penjaga, pintu kandang akan terkunci oleh sihir saat upacara penutupan dimulai. Jadi ayo, sebelum pintunya terkunci."Ujar Agatha.

Ia tau tentang hal itu karena beberapa hari belakangan Agatha rajin belajar tentang berbagai hal, termasuk seluk beluk Academy yang ditempatinya.

Bodoh sekali Agatha ini. Hihihi recanaku berhasil. Pikir Tefani yang tak curiga apa pun.

Tak berselang lama, mereka tiba di sebuah kandang kuda yang dindingnya terbuat dari kayu, namun terlihat kokoh.

"A-aduh, Nona Carrol sepertinya penyakit kakiku kambuh." Tifani berlagak kesakitan di bagian kakinya.

"Bisakah kau membantuku untuk memasukan kuda ini sekalian?" Pinta Tifani.

"Apa kau sadar kau sedang memerintah siapa heh? Aku Agatha!" Agatha berperan sebagai dirinya yang antagonis.Ia memelototi Tifani tajam.

Sontak saja Tifani menciut dan tubuhnya gemetar. Ia pernah berhadapan dengan Agatha yang ini, orang yang kasar. Bahkan Tifani masih bisa membayangkan rasa sakit cakaran Agatha di lengannya.

Sebenarnya Tifani sudah melapor ke kepala sekolah, tapi karena pengaruh keluarga Agatha yang begitu kuat. Tifani pun hanya diberi uang ganti.

"No-nona Carol." Cicitnya yang merasa takut.

"Akting mu jelek sekali! Masukan kuda milikku dan milik temanmu itu ke kandang!" Gadis bernama Agatha itu balik memerintah.

"Ta-tapi..."

"Cepat!" Gertak Agatha.

"Baik."

Tifani terpaksa menurut. Ia segera menggiring kedua kuda itu masuk ke kandang. Saat masuk, seketika pintu kandang itu tertutup. Tifani yang panik langsung menggedor pintu dari dalam.

"Nona Carrol, tolong, tolong buka kan pintunya."

Agatha menyeringai. "Kau pikir rencana mu begitu sempurna. Hihihi sayangnya aku sudah bisa menebak rencanamu dari awal. BOOODOH."Gertaknya dengan senyum evil.

"Kau dan temanmu yang kau sebut bernama Rena itu, telah bekerja sama. Dari awal aku sudah tau karena kau berkata bahwa 'kau takut jika berada di suatu tempat sendirian'."Ia memberi jeda lalu melanjutkan.

"Padahal jika kau takut, kau tidak usah repot-repot membantu temanmu itu. Selelah apapun Rena, ia pasti masih bisa berjalan untuk menaruh kudanya. Aku juga lelah sehabis latihan, tapi bukankah sudah diberi waktu untuk istirahat. Hmm, anehkan kalau masih lelah."

"Anak-anak yang lain mungkin sudah memasukan kuda nya duluan karena kalian yang memintanya kan. Dan sihir pintu itu pasti sudah diganti pengaturannya, Rena pergi menyelinap ke ruang pengaturan dan mengubah pengaturannya menjadi 'pintu akan tertutup setelah ada yang masuk'. Tentu saja ia melakukan itu setelah berhasil mengalihkan perhatian penjaga ruang pengaturan." Terang Agatha.

Tifani membulatkan bola matanya."Ba-bagaimana kau bisa tau itu?" Ujarnya dengan suara gemetar.

Karena aku sudah 21 tahun jadi tidak mudah tertipu dengan trik murahan seorang anak.

"Ya begitulah. Sekarang sepertinya kau harus mengkhawatirkan dirimu sendiri." Agatha berbalik dan pergi meningglkan Tifani.

Kasihan sekali hanya dimanfaatkan oleh temannya. Kalau rencannya berhasil pun, hanya gadis itu yang akna disalahkan. Sementara Rena, dia akan berpura-pura tidak tau.

***

Jangan Lupa untuk like, komen(kritik saran), dan tambah favorit ya. Terima kasih ya😘

Terpopuler

Comments

• リムル・テンペスト • Bisa panggil Am

• リムル・テンペスト • Bisa panggil Am

cara cara mengetahui kawan fake friends 🗿

2022-12-29

1

Ritasilviya

Ritasilviya

lanjut lagi thorttttttt semangat terus

2021-05-02

0

Secret

Secret

semanga

2021-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!